Sistem Penerbangan Instrumen Elektronik
Sistem Penerbangan Instrumen Elektronik (EFIS (Electronic flight instrument system)) adalah sebuah sistem tampilan deck instrumen penerbangan di mana teknologi layar yang digunakan adalah elektronik daripada elektromekanis. EFIS biasanya terdiri dari display penerbangan primer (PFD), multi-ungsi display (MFD) dan mesin menunjukkan dan kru sistem peringatan display (EICAS). Meskipun tabung sinar katoda (CRT) menampilkan yang digunakan pada awalnya, liquid crystal display (LCD) sekarang lebih umum .
Kompleks ADI
Elektromekanis kompleks Attitude Director Indicato (ADI) dan Indikator Situasi Horisontal (HSI) adalah kandidat pertama untuk penggantian oleh EFIS. Namun, sekarang ada beberapa instrumen dek penerbangan yang tidak ada layar elektronik tersedia.Instlasi EFIS
Instalasi EFIS sangat bervariasi. Sebuah pesawat ringan mungkin dilengkapi dengan satu unit display, yang ditampilkan penerbangan dan data navigasi. Sebuah pesawat berbadan lebar cenderung memiliki enam atau lebih unit display. Menampilkan EFIS khas dan kontrol dapat dilihat di situs web informasi teknis B737 ini. Instrumen elektromekanis setara juga ditampilkan di sini.Instalasi
Instalasi EFIS akan mengikuti urutan:- Displays
- Controls
- Data processors
Mode kontrol penerbangan (elektronik)
Pesawat kontrol penerbangan dengan fly-by-wire membutuhkan dikendalikan komputer mode kontrol penerbangan yang mampu menentukan modus operasional (komputasi) pesawat.Penurunan kontrol penerbangan elektronik dapat disebabkan oleh kegagalan perangkat komputasi, seperti komputer kontrol penerbangan atau perangkat menyediakan informasi, seperti ADIRU.
Sistem kontrol penerbangan elektronik (EFCS) juga menyediakan augmentasi dalam penerbangan normal, seperti peningkatan perlindungan pesawat dari overstress atau menyediakan penerbangan lebih nyaman bagi penumpang dengan mengakui dan mengoreksi turbulensi dan menyediakan redaman yaw.
Dua produsen pesawat memproduksi pesawat penumpang komersial dengan komputer penerbangan utama yang dapat melakukan di bawah mode kontrol penerbangan yang berbeda (hukum). Yang paling terkenal adalah Normal, Alternate, Direct dan Mechanical Laws Airbus A320 - A380.
Boeing fly-by-wire system yang digunakan dalam Boeing 777, Boeing 787 Dreamliner dan Boeing 747-8.
Ini generasi baru pesawat ringan menggunakan sistem elektronik berat untuk meningkatkan keselamatan dan kinerja sambil menurunkan berat badan pesawat. Karena sistem ini juga dapat melindungi pesawat dari situasi overstress, para desainer sehingga dapat mengurangi over-engineered komponen, lebih lanjut mengurangi berat badan.
Sistem Kontrol Digital
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
gambar sisitem pendaratan automatik
gambar sistem kendali lateral pesawat
SISTEM PENGENDALI FLY BY WIRE PADA PESAWAT TERBANG
Dimasa sekarang ini untuk dapat terbang,
pesawat menggunakan teknologi sistem kendali yang terkomputerisasi atau
biasa disebut Sistem fly by wire (FBW). Istilah fly by wire
atau yang bisa diartikan terbang dengan kabel ini dengan cara gerakan
kontrol penerbangan dikonversi ke sinyal elektronik dikirimkan oleh
kabel dan penerbangan komputer kontrol menentukan bagaimana memindahkan
aktuator pada setiap permukaan kontrol untuk memberikan respon
memerintahkan. Sistem fly by wire juga memungkinkan sinyal
otomatis yang dikirim olehkomputer pesawat untuk melakukan fungsi
masukan pilot seperti dalam sistem yang secara otomatis membantu
menstabilkan pesawat.
Fly by wire sistem cukup kompleks,
tapi operasi mereka dapat dijelaskan dengan sederhana. Ketika pilot
bergerak kolom kontrol (atau sidestick), sinyal dikirim ke komputer
(analog dengan memindahkan game controller) sinyal dikirim melalui beberapa kabel (saluran) untuk memastikan bahwa sinyal mencapai komputer. Triplex
adalah ketika ada tiga saluran yang digunakan. Komputer menerima
sinyal, melakukan perhitungan (menambah tegangan sinyal dan membagi
dengan jumlah sinyal yang diterima untuk menemukan rata-rata rata-rata tegangan) dan menambahkan saluran lain. Sinyal Quadruplex Keempat kemudian dikirim ke permukaan kontrol aktuator , dan permukaan mulai bergerak. potensiometer di
aktuator mengirim sinyal kembali ke komputer (biasanya tegangan
negatif) melaporkan posisi aktuator. Ketika aktuator mencapai posisi
yang diinginkan, kedua sinyal (masuk dan keluar) membatalkan satu sama
lain dan aktuator berhenti bergerak. Dapat digambarkan struktur sistem fly by wire seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1. Sistem kontrol Fly by wire
Gambar 2. Fly by wire pada pesawat
1. Fleksibilitas
Sistem elektronik fly by wire bisa
beraksi dengan fleksibel terhadap perubahan kondisi aerodinamika.
Caranya adalah dengan menyesuaikan pergerakan bidang kontrol pesawat
sehingga reaksi pesawat terbang terhadap kontrol input sesuai dengan
kondisi penerbangan. Selain itu, sistem elektronik membutuhkan perawatan
yang lebih mudah tidak memerlukan pelumasan, penyesuaian tegangan,
pemeriksaan kebocoran, dll.
2. Keamanan
Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan keamanan penerbangan yang lebih baik. Dengan fly by wire komputer bisa sewaktu waktu mengambil alih kemudi pesawat jika tiba tiba pilot lengah sekaligus mengoreksi terhadap human error yang dilakukan pilot.
3. Stabilitas
Pesawat akan lebih ringan karena
perangkat ini dapat mengurangi beberapa sistem mekanikal hidrolik. Selin
itu pesawat memiliki tingkat bermanuver yang lebih baik.
4. Penghematan beban
Bobot pesawat menjadi lebih ringan karenaberat keseluruhan komponen
sistem yang lebih ringan dan aerodinamika alami yang lebih stabil.Sistem Kendali Fly by Wire
Pernah naik pesawat terbang? Rasanya memang enak bisa melihat pemandangan dari ketinggian. Tapi tahukah Anda bagaimana pesawat itu bisa terbang?. Untuk bisa terbang, pesawat terbang masa kini menggunakan sistem kendali yang terkomputerisasi atau disebut dengan sistem fly by wire.
Sistem kendali fly by wire kini telah banyak diaplikasikan pada beberapa pesawat terbang, baik pada pesawat penumpang komersial maupun pesawat tempur. Sistem kendali ini memudahkan pilot dalam mengemudikan pesawat dan mengurangi ’human error’. Digital fly-by-wire (DFBW) menggunakan sistem kendali terbang elektronik yang dipasangkan dengan komputer digital untuk menggantikan sistem kendali mekanikal konvensional.
Sistem fly by wire mempunyai program komputer untuk mengolah data yang dipasok dari berbagai sensor di badan pesawat sehingga terkadang kinerja sistem fly by wire secara detil tidak sesuai dengan keinginan operator atau pilot.
Karena sistem kendali yang bisa berpikir ini, kerja pilot menjadi lebih ringan. Dengan menambahkan sebuah komputer digital antara pilot dan pesawat, maka banyak sekali keuntungan yang didapat.
Setelah membaca artikel ini, pembaca dapat memahami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja, manfaat, dan contoh pesawat yang telah menggunakan sistem kendali fly by wire.
Mengenal Sistem Kendali Fly By Wire
Pengertian Fly By Wire
Istilah “Fly-by-Wire” (FBW) menyiratkan sebuah sistem kontrol yang hanya menggunakan sinyal listrik. Dalam sistem kendali fly-by-wire ini tidak ada lagi penghubung hidraulik maupun mekanikal secara langsung antara pilot dengan control surface pada pesawat. Digital fly-by-wire
(DFBW) menggunakan sistem kendali terbang elektronik yang dipasangkan
dengan komputer digital untuk menggantikan sistem kendali mekanikal
konvensional. Hal ini mengubah input-input manual milik pilot yang berhubungan dengan parameter-parameter kontrol. Sistem ini dikembangkan untuk menghasilkan efek operasional maksimum tanpa meninggalkan keselamatan.
Manfaat kontrol FBW awalnya digunakan oleh militer dan kemudian
oleh pasar penerbangan komersial. Pesawat-pesawat penumpang dengan
seri Airbus menggunakan FBW control dengan otoritas penuh yang diawali
dengan seri A320 (walaupun beberapa fungsi FBW terbatas telah ada pada A310). Kemudian, Boeing pun mengikutinya dengan seri 777 dan desain-desain terbaru mereka.
Sejarah fly by wire
Pesawat yang pertama kali terbang dengan sistem ini adalah F-8C Crusader NASA yang telah dimodifikasi. Pesawat ini pertama kali terbang pada tahun 1972. Kemudian diikuti oleh USSR dengan Sukhoi T-4. Tak lama berselang, pesawat tempur Hawker Hunther yang
telah dimodifikasi pusat penelitian Farnborough, Inggris menggunakan
kontrol FBW di bangku kanan. Pada bangku kiri diperuntukkan untuk pilot
penyelamat dengan kontrol konvensional dan saklar FBW. Sedangkan pesawat ulang-alik US yang memiliki kontrol fly-by-wire digital pertama kali digunakan dalam penerbangan bebas dengan uji coba pendekatan dan pendaratan pada tahun 1977. Pada tahun 1984, Airbus A320 menjadi pesawat penumpang pertama dengan kontrol fly-by-wire digital. Pada tahun 2005, Dassault Falcon 7X adalah jet bisnis pertama dengan kontrol fly-by-wire digital.
Dalam industri penerbangan Indonesia, teknologi fly by wire baru dikembangkan pada tahun 1990-an pada pesawat N-250.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Fly By Wire
1. Ketahanan
Perhatian utama dalam sistem fly-by-wire adalah ketahanan. Ketika sistem-sistem kontrol mekanik atau hidraulik mengalami kerusakan, maka biasanya kerusakan terjadi secara bertahap. Sedangkan jika kerusakan terjadi pada sistem komputer kontrol penerbangan, maka kerusakan dapat menyebabkan pesawat menjadi tak terkendali secara langsung. Oleh karena itu, kebanyakan sistem fly-by-wire menggabungkan beberapa sistem komputer di dalamnya (triplex, quadruplex, dan lain-lain). Penggabungan beberapa komputer ini hampir sama dengan cadangan mekanik atau hidraulik maupun kombinasi keduanya. FBW modern biasanya menghindari terjadinya gabungan sistem kontrol dengan menambah saluran-saluran FBW secara terpisah dan berdiri sendiri. Hal ini digunakan untuk mengurangi peluang kegagalan total hingga tingkat yang amat kecil yang bisa diterima sistem.
2. Pemrosesan sinyal
Sebuah sistem kontrol penerbangan fly-by-wire digital hampir
sama dengan sistem analognya. Namun, pemrosesan sinyal dilakukan oleh
komputer digital. Hal ini dapat meningkatkan fleksibilitas karena
komputer digital bisa menerima input dari sensor manapun
dalam pesawat terbang. Stabilitas elektronik juga akan meningkat
karena sistem ini tidak begitu bergantung pada nilai-nilai komponen
listrik penting dalam sebuah pengontrol analog.
Untuk
memproses sinyal yang masuk, komputer akan membaca posisi dan
menjalankan input dari kontrol pilot dan sensor-sensor pesawat sehingga
terjadi penyelesaian persamaan
differensial untuk menentukan sinyal perintah yang cocok untuk
menggerakkan kontrol penerbangan yang sesuai.
3. Segel penerbangan
Pemrograman secara digital dimaksudkan untuk membuka akses terhadap perlindungan (proteksi) pada segel penerbangan. Perancangan pesawat dibuat dengan karakter pengemudian pesawat yang tepat, agar tetap berada dalam batas-batas aerodinamika dan struktur pesawat terbang. Sebagai contoh, ketika pesawat berada pada kondisi yang membahayakan seperti mesin mati mendadak atau pesawat berputar, maka komputer dalam mode perlindungan penerbangan dapat membantu pilot mengendalikan pesawat. Software yang terdapat dalam komputer dapat digunakan untuk menyaring input kontrol agar terhindar dari guncangan.
Beberapa aplikasi sistem fly by wire pada pesawat menggunakan tuas yang berada di samping atau di tengah perangkat komputer tersebut. Tuas samping dapat membuat proses pengemudian menjadi lebih ringan, lebih sederhana dan tidak menonjol. Selain itu juga dapat mengurangi beban pekerjaan pilot.
Manfaat Fly By Wire
1. Fleksibilitas
Sistem elektronik fly-by-wire bisa bereaksi dengan fleksibel terhadap perubahan kondisi aerodinamika. Caranya adalah dengan menyesuaikan pergerakan bidang kontrol pesawat sehingga reaksi pesawat terbang terhadap kontrol input sesuai dengan kondisi
penerbangan. Selain itu, sistem elektronik membutuhkan perawatan yang
lebih mudah dibandingkan dengan sistem mekanik dan hidraulik yang
membutuhkan pelumasan, penyesuaian tegangan, pemeriksaan kebocoran,
penggantian oli, dan lain-lain. Lebih dari itu, posisi sirkuit
elektronik yang berada diantara pilot dan pesawat dapat meningkatkan keselamatan. Contohnya, sistem kontrol dapat mencegah mesin mati tiba-tiba, serta dapat mengingatkan pilot ketika menekan airframe terlalu kuat.
2. Keamanan
Teknologi fly by wire dinilai mampu memberikan jaminan keamanan penerbangan yang lebih baik. Dengan fly by wire, komputer bisa sewaktu-waktu mengambil
alih kemudi pesawat jika tiba-tiba pilot lengah. Sistem ini juga
sekaligus melakukan berbagai koreksi terhadap `kesalahan manusiawi`
(human error) yang dilakukan pilot.
3. Stabilitas
Dengan menambahkan komputer digital pada sistem pengemudian pesawat, maka banyak sekali keuntungan yang didapat. Fly by wire membuat pesawat
lebih ringan karena perangkat ini dapat mengeliminir beberapa sistem
mekanikal hidrolik. Selain itu, pesawat juga memiliki kemampuan
bermanuver lebih baik karena komputer dapat melakukan penyesuaian performa pesawat ratusan kali lebih baik tiap detiknya dibandingkan dengan manusia.
Hal ini membuat penumpang pesawat dapat terbang dengan lebih nyaman
dan bahan bakar menjadi lebih efisien. Pada pesawat militer, fly by wire menjadikan pesawat lebih tahan terhadap kerusakan akibat pertempuran dibandingkan dengan sistem kendali konvensional.
4. Penghematan beban
Sebuah pesawat FBW mempunyai bobot yang lebih ringan daripada
pesawat lain dengan desain sejenis yang menggunakan kontrol-kontrol
konvensional. Hal ini disebabkan oleh berat keseluruhan komponen sistem
yang lebih ringan dan aerodinamika alami lebih stabil. Faktor
kestabilan aerodinamika alami ini sangat berpengaruh pada pesawat
tempur untuk keperluan pada saat melakukan manuver. Penstabil
aerodinamika alami terdiri dari penstabil vertikal dan horizontal (sirip dan ekor belakang pesawat) yang biasanya terdapat di bagian belakang badan pesawat. Apabila struktur-struktur ini bisa diperkecil ukurannya, maka beban airframe akan berkurang.
Beberapa Pesawat Dengan Sistem Fly By Wire
1. Boeing 777
Boeing
777 adalah pesawat pertama yang bentuk badannya dirancang secara penuh
dengan menggunakan desain komputer. Pada varian yang baru, pesawat ini dilengkapi dengan "ruangan lantai atas tambahan" yang dapat digunakan sebagai tempat istirahat
bagi para awak pesawat. Dalam pembuatan kokpitnya, pihak Boeing
mendapat masukan dari sekitar 600 orang pilot. Pesawat ini menggunakan
layar LCD yang terpadu dalam bentuk glass cockpit.
2. Airbus A320
Airbus A320 adalah jenis kelompok pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly by wire.
Dengan demikian, pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan
sinyal elektronik dan bukan secara mekanik yang menggunakan hendel dan
sistem hidrolik. Kelompok pesawat A320 (yang termasuk A318, A319, A320,
dan A321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-satunya kelompok
pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus. Airbus
merupakan maskapai penerbangan pertama yang menggunakan sistem fly by
wire.
3. Eurofighter 2000
Eurofighter
2000 atau Eurofighter Typhoon adalah sebuah pesawat tempur multi peran
delta-canard bermesin ganda super lincah, dirancang dan dibuat oleh
sebuah konsorsium negara-negara Eropa yang dibentuk pada 1983. Pesawat
ini pertama kali terbang pada tanggal 27 maret 1994. Rancangannya
menyerupai pesawat tempur modern Eropa lainnya seperti Dassault Rafale Perancis dan Saab Gripen Swedia. Karena kombinasi kelincahan, fasilitas stealth dan sistemnya yang modern, maka pesawat ini dianggap sebagai pesawat tempur yang hebat
4. Dassault Falcon 7X
Dassault
Falcon merupakan pesawat komersial pertama yang menggunakan sistem
kendali fly by wire. Pesawat ini mampu mengangkat penumpang sampai
dengan 12 orang.
5. N250
Sistem
kendali pesawat terbang berbasis elektronik ini digunakan pada pesawat
N250 yang menggunakan mesin turbo-prop. Pada pesawat ini, semua sistem
dikendalikan melalui mekanisme elektronik atau digital. Teknologi ini
adalah yang pertama di dunia yang diadopsi pada pesawat bermesin
turbo-prop seperti N250. Dengan teknologi dan struktur mesin yang mampu
membuat pesawat melesat dengan kecepatan hingga di atas 300 knot, maka
N250 menjadi pesawat yang cukup tangguh untuk beroperasi pada beragam
kondisi cuaca. Prototipe pesawat ini dibuat pada tahun 1992 dengan
kapasitas 50 penumpang dan pertama kali terbang pada tahun 1995.
Sistem kendali fly by wire kini telah banyak diaplikasikan pada beberapa pesawat terbang, baik pada pesawat penumpang komersial maupun pesawat tempur. Sistem kendali ini memudahkan pilot dalam mengemudikan pesawat dan mengurangi ’human error’. Digital fly-by-wire (DFBW) menggunakan sistem kendali terbang elektronik yang dipasangkan dengan komputer digital untuk menggantikan sistem kendali mekanikal konvensional.
Dengan
menggunakan sirkuit-sirkuit kontrol listrik yang digabungkan dengan
komputer, perancangan pesawat dapat menghemat beban, memperbaiki
ketahanan, dan menggunakan komputer untuk mengurangi hal-hal yang tak
diinginkan. Sistem fly by wire yang modern dan semakin maju
dapat digunakan untuk keperluan pengendalian pesawat tempur yang
membutuhkan kestabilan yang lebih tinggi.
Sistem kontrol digital
yang menempatkan komputer digital di dalam jaringan
pengontrolan/pengendalian untuk melakukan pemerosesan sinyal di dalam
suatu pola yang diinginkan disebut direct digital control (kontrol
digital langsung). Penggunaan pengendali digital pada suatu proses
maupun pada suatu kendalian memiliki keuntungan sebagai berikut:
Click Here
Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara
langsung dan kalkulasi yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
Program pengendali dapat diubah dengan mudah jika diperlukan.
Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog
dilihat dari sudut pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.
Pengendali digital juga mempunyai kelemahan yaitu:
Proses cuplik dan kuantisasi cenderung menimbulkan galat (error)
yang akan mengurangi performa sistem.
Perancangan untuk memperbaiki degradasi performa tersebut lebih
rumit jika dibandingkan dengan sistem analog untuk skala yang sama.
Ilustrasi Sistem Kontrol Digital
Struktur dasar daripada suatu sistem digital diperlihatkan dengan
mengambil contoh dari sebuah sistem pendaratan pesawat automatik, yang
dalam hal ini akan diperlihatkan aspek yang sederhana saja.
Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik
Sistem kontrol digital,direct digital control,kontrol digital
langsung,pengendali digital,kelebihan Sistem kontrol digital,kekurangan
Sistem kontrol digital,Ilustrasi Sistem Kontrol Digital,sistem
digital,Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik,Sistem kendali
lateral,Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat,proses kendali
digital,prinsip kerja sistem kontrol digital,cara kerja sistem kontrol
digital,aplikasi sistem kontrol digital
Sistem perdaratan pesawat diilustrasikan seperti pada gambar diatas,
sistem tersebut terdiri dari pesawat terbang, unit radar dan unit
pengendali berupa komputer digital. Selama beroperasi, unit radar
mengukur posisi vertikal dan lateral dari pesawat yang kemudian
ditransmisikan ke unit pengendali. Dari nilai ukuran tersebut unit
pengendali melakukan kalkulasi jarang ketinggian dan tepian pesawat dan
memberi perintah yang cocok. Perintah ini kemudian ditransmisikan ke
sistem autopilot dari pesawat, sehingga pesawat tersebut akan bereaksi
dan menyesuaikan diri.
Sistem kendali lateral mengendalikan posisi lateral dari pesawat,
sedangkan sistem kendali vertikal mengendalikan ketinggian dari pesawat
yang dilakukan secara terpisah.
Selajutnya blok diagram pada gambar diatas hanya memperlihatkan sistem
kendali lateral dari pesawat. Posisi lateral pesawat, y(t), adalah jarak
lateral pesawat dari garis tengah dari daerah pendaratan terhadap badan
pesawat. Unit pengendali berusaha membuat y(t) menuju ke nol. Unit
radar mengukur y(t) sekali setiap 0,05 detik, dengan demikian y(kT)
adalah nilai cuplikan (sampled) dari y(t), dengan T = 0,05 detik dan k =
0, 1, 2, 3, …… Pengendali digital melakukan proses terhadap nilai
cuplikan dan menghasilkan perintah tepian Φ(kT). Data Hold yang berada
di pesawat terbang mempertahankan perinta tepian Φ(t) menjadi konstan
untuk nilai yang terakhir diterimanya sampai datang nilai Φ(t) yang
baru.
Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat
Perintah tepian tersebut diperbaharui setiap T = 0,05 detik yang disebut
sebagai periode pencuplikan ( sampling periode). Dengan adanya perintah
ini, maka pesawat akan meresponsnya dengan mengubah y(t)
Disamping itu terdapat pula masukan pengganggu yaitu dari w(t) dari
angin dan noise dari radar. Persoalan rancangan yang dihadapi adalah
menjaga agar y(t) sekecil mungkin walaupun adanya sinyal pengganggu di
atas.
Untuk memberi pengaruh yang berarti pada rancangan tersebut maka perlu
diketahui hubungan matematis diantara posisi lateral y(t), masukan
perintah tepian Φ(t) dan masukan angin w(t). Hubungan matematis ini
merupakan model matematis atau secara sederhana disebut model dari
pesawat terbang. Contoh pesawat F4 dari McDonnell Douglas Corporation,
model dari sistem lateral mempunyai persamaan diferensial non linier
orde sembilan. Tugas perancang sistem kendali tersebut adalah
menspesifikasikan proses yang harus diwujudkan oleh pengendali digital.
Pemerosesan merupakan fungsi dari model pesawat orde sembilan, masukan
angin, noise radar, periode cuplikan T dan karakteristik respons yang
diinginkan.
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem kontrol digital
yang menempatkan komputer digital di dalam jaringan
pengontrolan/pengendalian untuk melakukan pemerosesan sinyal di dalam
suatu pola yang diinginkan disebut direct digital control (kontrol
digital langsung). Penggunaan pengendali digital pada suatu proses
maupun pada suatu kendalian memiliki keuntungan sebagai berikut:
Click Here
Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara
langsung dan kalkulasi yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
Program pengendali dapat diubah dengan mudah jika diperlukan.
Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog
dilihat dari sudut pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.
Pengendali digital juga mempunyai kelemahan yaitu:
Proses cuplik dan kuantisasi cenderung menimbulkan galat (error)
yang akan mengurangi performa sistem.
Perancangan untuk memperbaiki degradasi performa tersebut lebih
rumit jika dibandingkan dengan sistem analog untuk skala yang sama.
Ilustrasi Sistem Kontrol Digital
Struktur dasar daripada suatu sistem digital diperlihatkan dengan
mengambil contoh dari sebuah sistem pendaratan pesawat automatik, yang
dalam hal ini akan diperlihatkan aspek yang sederhana saja.
Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik
Sistem kontrol digital,direct digital control,kontrol digital
langsung,pengendali digital,kelebihan Sistem kontrol digital,kekurangan
Sistem kontrol digital,Ilustrasi Sistem Kontrol Digital,sistem
digital,Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik,Sistem kendali
lateral,Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat,proses kendali
digital,prinsip kerja sistem kontrol digital,cara kerja sistem kontrol
digital,aplikasi sistem kontrol digital
Sistem perdaratan pesawat diilustrasikan seperti pada gambar diatas,
sistem tersebut terdiri dari pesawat terbang, unit radar dan unit
pengendali berupa komputer digital. Selama beroperasi, unit radar
mengukur posisi vertikal dan lateral dari pesawat yang kemudian
ditransmisikan ke unit pengendali. Dari nilai ukuran tersebut unit
pengendali melakukan kalkulasi jarang ketinggian dan tepian pesawat dan
memberi perintah yang cocok. Perintah ini kemudian ditransmisikan ke
sistem autopilot dari pesawat, sehingga pesawat tersebut akan bereaksi
dan menyesuaikan diri.
Sistem kendali lateral mengendalikan posisi lateral dari pesawat,
sedangkan sistem kendali vertikal mengendalikan ketinggian dari pesawat
yang dilakukan secara terpisah.
Selajutnya blok diagram pada gambar diatas hanya memperlihatkan sistem
kendali lateral dari pesawat. Posisi lateral pesawat, y(t), adalah jarak
lateral pesawat dari garis tengah dari daerah pendaratan terhadap badan
pesawat. Unit pengendali berusaha membuat y(t) menuju ke nol. Unit
radar mengukur y(t) sekali setiap 0,05 detik, dengan demikian y(kT)
adalah nilai cuplikan (sampled) dari y(t), dengan T = 0,05 detik dan k =
0, 1, 2, 3, …… Pengendali digital melakukan proses terhadap nilai
cuplikan dan menghasilkan perintah tepian Φ(kT). Data Hold yang berada
di pesawat terbang mempertahankan perinta tepian Φ(t) menjadi konstan
untuk nilai yang terakhir diterimanya sampai datang nilai Φ(t) yang
baru.
Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat
Perintah tepian tersebut diperbaharui setiap T = 0,05 detik yang disebut
sebagai periode pencuplikan ( sampling periode). Dengan adanya perintah
ini, maka pesawat akan meresponsnya dengan mengubah y(t)
Disamping itu terdapat pula masukan pengganggu yaitu dari w(t) dari
angin dan noise dari radar. Persoalan rancangan yang dihadapi adalah
menjaga agar y(t) sekecil mungkin walaupun adanya sinyal pengganggu di
atas.
Untuk memberi pengaruh yang berarti pada rancangan tersebut maka perlu
diketahui hubungan matematis diantara posisi lateral y(t), masukan
perintah tepian Φ(t) dan masukan angin w(t). Hubungan matematis ini
merupakan model matematis atau secara sederhana disebut model dari
pesawat terbang. Contoh pesawat F4 dari McDonnell Douglas Corporation,
model dari sistem lateral mempunyai persamaan diferensial non linier
orde sembilan. Tugas perancang sistem kendali tersebut adalah
menspesifikasikan proses yang harus diwujudkan oleh pengendali digital.
Pemerosesan merupakan fungsi dari model pesawat orde sembilan, masukan
angin, noise radar, periode cuplikan T dan karakteristik respons yang
diinginkan.
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem kontrol digital
yang menempatkan komputer digital di dalam jaringan
pengontrolan/pengendalian untuk melakukan pemerosesan sinyal di dalam
suatu pola yang diinginkan disebut direct digital control (kontrol
digital langsung). Penggunaan pengendali digital pada suatu proses
maupun pada suatu kendalian memiliki keuntungan sebagai berikut:
Click Here
Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara
langsung dan kalkulasi yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
Program pengendali dapat diubah dengan mudah jika diperlukan.
Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog
dilihat dari sudut pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.
Pengendali digital juga mempunyai kelemahan yaitu:
Proses cuplik dan kuantisasi cenderung menimbulkan galat (error)
yang akan mengurangi performa sistem.
Perancangan untuk memperbaiki degradasi performa tersebut lebih
rumit jika dibandingkan dengan sistem analog untuk skala yang sama.
Ilustrasi Sistem Kontrol Digital
Struktur dasar daripada suatu sistem digital diperlihatkan dengan
mengambil contoh dari sebuah sistem pendaratan pesawat automatik, yang
dalam hal ini akan diperlihatkan aspek yang sederhana saja.
Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik
Sistem kontrol digital,direct digital control,kontrol digital
langsung,pengendali digital,kelebihan Sistem kontrol digital,kekurangan
Sistem kontrol digital,Ilustrasi Sistem Kontrol Digital,sistem
digital,Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik,Sistem kendali
lateral,Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat,proses kendali
digital,prinsip kerja sistem kontrol digital,cara kerja sistem kontrol
digital,aplikasi sistem kontrol digital
Sistem perdaratan pesawat diilustrasikan seperti pada gambar diatas,
sistem tersebut terdiri dari pesawat terbang, unit radar dan unit
pengendali berupa komputer digital. Selama beroperasi, unit radar
mengukur posisi vertikal dan lateral dari pesawat yang kemudian
ditransmisikan ke unit pengendali. Dari nilai ukuran tersebut unit
pengendali melakukan kalkulasi jarang ketinggian dan tepian pesawat dan
memberi perintah yang cocok. Perintah ini kemudian ditransmisikan ke
sistem autopilot dari pesawat, sehingga pesawat tersebut akan bereaksi
dan menyesuaikan diri.
Sistem kendali lateral mengendalikan posisi lateral dari pesawat,
sedangkan sistem kendali vertikal mengendalikan ketinggian dari pesawat
yang dilakukan secara terpisah.
Selajutnya blok diagram pada gambar diatas hanya memperlihatkan sistem
kendali lateral dari pesawat. Posisi lateral pesawat, y(t), adalah jarak
lateral pesawat dari garis tengah dari daerah pendaratan terhadap badan
pesawat. Unit pengendali berusaha membuat y(t) menuju ke nol. Unit
radar mengukur y(t) sekali setiap 0,05 detik, dengan demikian y(kT)
adalah nilai cuplikan (sampled) dari y(t), dengan T = 0,05 detik dan k =
0, 1, 2, 3, …… Pengendali digital melakukan proses terhadap nilai
cuplikan dan menghasilkan perintah tepian Φ(kT). Data Hold yang berada
di pesawat terbang mempertahankan perinta tepian Φ(t) menjadi konstan
untuk nilai yang terakhir diterimanya sampai datang nilai Φ(t) yang
baru.
Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat
Perintah tepian tersebut diperbaharui setiap T = 0,05 detik yang disebut
sebagai periode pencuplikan ( sampling periode). Dengan adanya perintah
ini, maka pesawat akan meresponsnya dengan mengubah y(t)
Disamping itu terdapat pula masukan pengganggu yaitu dari w(t) dari
angin dan noise dari radar. Persoalan rancangan yang dihadapi adalah
menjaga agar y(t) sekecil mungkin walaupun adanya sinyal pengganggu di
atas.
Untuk memberi pengaruh yang berarti pada rancangan tersebut maka perlu
diketahui hubungan matematis diantara posisi lateral y(t), masukan
perintah tepian Φ(t) dan masukan angin w(t). Hubungan matematis ini
merupakan model matematis atau secara sederhana disebut model dari
pesawat terbang. Contoh pesawat F4 dari McDonnell Douglas Corporation,
model dari sistem lateral mempunyai persamaan diferensial non linier
orde sembilan. Tugas perancang sistem kendali tersebut adalah
menspesifikasikan proses yang harus diwujudkan oleh pengendali digital.
Pemerosesan merupakan fungsi dari model pesawat orde sembilan, masukan
angin, noise radar, periode cuplikan T dan karakteristik respons yang
diinginkan.
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem kontrol digital
yang menempatkan komputer digital di dalam jaringan
pengontrolan/pengendalian untuk melakukan pemerosesan sinyal di dalam
suatu pola yang diinginkan disebut direct digital control (kontrol
digital langsung). Penggunaan pengendali digital pada suatu proses
maupun pada suatu kendalian memiliki keuntungan sebagai berikut:
Click Here
Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara
langsung dan kalkulasi yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
Program pengendali dapat diubah dengan mudah jika diperlukan.
Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog
dilihat dari sudut pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.
Pengendali digital juga mempunyai kelemahan yaitu:
Proses cuplik dan kuantisasi cenderung menimbulkan galat (error)
yang akan mengurangi performa sistem.
Perancangan untuk memperbaiki degradasi performa tersebut lebih
rumit jika dibandingkan dengan sistem analog untuk skala yang sama.
Ilustrasi Sistem Kontrol Digital
Struktur dasar daripada suatu sistem digital diperlihatkan dengan
mengambil contoh dari sebuah sistem pendaratan pesawat automatik, yang
dalam hal ini akan diperlihatkan aspek yang sederhana saja.
Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik
Sistem kontrol digital,direct digital control,kontrol digital
langsung,pengendali digital,kelebihan Sistem kontrol digital,kekurangan
Sistem kontrol digital,Ilustrasi Sistem Kontrol Digital,sistem
digital,Gambar Sistem Pendaratan Pesawat Automatik,Sistem kendali
lateral,Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat,proses kendali
digital,prinsip kerja sistem kontrol digital,cara kerja sistem kontrol
digital,aplikasi sistem kontrol digital
Sistem perdaratan pesawat diilustrasikan seperti pada gambar diatas,
sistem tersebut terdiri dari pesawat terbang, unit radar dan unit
pengendali berupa komputer digital. Selama beroperasi, unit radar
mengukur posisi vertikal dan lateral dari pesawat yang kemudian
ditransmisikan ke unit pengendali. Dari nilai ukuran tersebut unit
pengendali melakukan kalkulasi jarang ketinggian dan tepian pesawat dan
memberi perintah yang cocok. Perintah ini kemudian ditransmisikan ke
sistem autopilot dari pesawat, sehingga pesawat tersebut akan bereaksi
dan menyesuaikan diri.
Sistem kendali lateral mengendalikan posisi lateral dari pesawat,
sedangkan sistem kendali vertikal mengendalikan ketinggian dari pesawat
yang dilakukan secara terpisah.
Selajutnya blok diagram pada gambar diatas hanya memperlihatkan sistem
kendali lateral dari pesawat. Posisi lateral pesawat, y(t), adalah jarak
lateral pesawat dari garis tengah dari daerah pendaratan terhadap badan
pesawat. Unit pengendali berusaha membuat y(t) menuju ke nol. Unit
radar mengukur y(t) sekali setiap 0,05 detik, dengan demikian y(kT)
adalah nilai cuplikan (sampled) dari y(t), dengan T = 0,05 detik dan k =
0, 1, 2, 3, …… Pengendali digital melakukan proses terhadap nilai
cuplikan dan menghasilkan perintah tepian Φ(kT). Data Hold yang berada
di pesawat terbang mempertahankan perinta tepian Φ(t) menjadi konstan
untuk nilai yang terakhir diterimanya sampai datang nilai Φ(t) yang
baru.
Gambar Sistem Kendali Posisi Lateral Pesawat
Perintah tepian tersebut diperbaharui setiap T = 0,05 detik yang disebut
sebagai periode pencuplikan ( sampling periode). Dengan adanya perintah
ini, maka pesawat akan meresponsnya dengan mengubah y(t)
Disamping itu terdapat pula masukan pengganggu yaitu dari w(t) dari
angin dan noise dari radar. Persoalan rancangan yang dihadapi adalah
menjaga agar y(t) sekecil mungkin walaupun adanya sinyal pengganggu di
atas.
Untuk memberi pengaruh yang berarti pada rancangan tersebut maka perlu
diketahui hubungan matematis diantara posisi lateral y(t), masukan
perintah tepian Φ(t) dan masukan angin w(t). Hubungan matematis ini
merupakan model matematis atau secara sederhana disebut model dari
pesawat terbang. Contoh pesawat F4 dari McDonnell Douglas Corporation,
model dari sistem lateral mempunyai persamaan diferensial non linier
orde sembilan. Tugas perancang sistem kendali tersebut adalah
menspesifikasikan proses yang harus diwujudkan oleh pengendali digital.
Pemerosesan merupakan fungsi dari model pesawat orde sembilan, masukan
angin, noise radar, periode cuplikan T dan karakteristik respons yang
diinginkan.
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem Kontrol Digital
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem Kontrol Digital
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Sistem Kontrol Digital
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/sistem-kontrol-digital/
Copyright © Elektronika Dasar
- Nose Section,
Merupakan bagian pesawat paling depan, dalam bagian ini terdapat ruang
control yang sering disebut dengan cockpit. Ruang Cockpit merupakan
ruang dengan panel kontrol pesawat.
- Body Section,
Merupakan bagian pesawat yang bagian tengah pesawat. body section
merupaka bagian terbesar dalam pesawat, bagian ini merupakan tempat
sayap pesawat diletakan dan pada bagian ini juga terdapat landing gear.
- Tail Section,
Pantal pesawat. Merupakan bagian pesawat paling belakang yang terdapat
APU. Bagian ini pula terdapat beberapa bagian flight control.
- Wing Section, Bagian sayap pesawat. Di wing ini nempel lah yang namanya mesin pesawat yaitu Engine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar