Laser dan Prinsip Kerjanya
Laser adalah sebuah perangkat yang mengeluarkan cahaya melalui satu
proses disebut emisi terangsang. Laser adalah kepanjangan dari LASER
(Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation - Pembesaran
Cahaya oleh Pancaran Radiasi yang Terangsang). Laser merupakan perangkat
yang menggunakan efek mekanik kuantum, diinduksi
atau merangsang emisi, untuk menghasilkan sinar cahaya koheren.
Cahaya laser adalah gelombang elektromagnetik nampak yang berada di dalam kisaran tertentu.
Laser merupakan sumber optik yang memancarkan foton dalam sinar koheren. Cahaya laser biasanya monokromatik, misalnya, memiliki panjang gelombang tunggal atau warna, dan dipancarkan dalam pancaran halus. Ini berbeda dengan sumber cahaya biasa, seperti mentol, yang memancarkan photon yang dapat dilihat semua arah, biasanya mencangkupi panjang gelombang spektrum elektromagnetik yang luas. Laser dapat dipahami melalui penggunaan teori mekanika kuantum dan termodinamika.
Kata kerja "to lase" berarti "untuk meghasilkan cahaya jelas (coherent)" atau mungkin "untuk memotong atau merawat dengan cahaya tampak", dan merupakan pembentukan dasar istilah laser.
Ketika ditemukan pada tahun 1960, laser dinilai sebagai "solusi memecahkan masalah". Sejak itu, laser dapat ditemukan dimanapun, sekarang dapat ditemukan di ribuan aplikasi dalam berbagai bidang seperti elektronik, teknologi informasi, penelitian ilmiah, kedokteran, industri dan militer.
Laser merupakan sumber optik yang memancarkan foton dalam sinar koheren. Cahaya laser biasanya monokromatik, misalnya, memiliki panjang gelombang tunggal atau warna, dan dipancarkan dalam pancaran halus. Ini berbeda dengan sumber cahaya biasa, seperti mentol, yang memancarkan photon yang dapat dilihat semua arah, biasanya mencangkupi panjang gelombang spektrum elektromagnetik yang luas. Laser dapat dipahami melalui penggunaan teori mekanika kuantum dan termodinamika.
Kata kerja "to lase" berarti "untuk meghasilkan cahaya jelas (coherent)" atau mungkin "untuk memotong atau merawat dengan cahaya tampak", dan merupakan pembentukan dasar istilah laser.
Ketika ditemukan pada tahun 1960, laser dinilai sebagai "solusi memecahkan masalah". Sejak itu, laser dapat ditemukan dimanapun, sekarang dapat ditemukan di ribuan aplikasi dalam berbagai bidang seperti elektronik, teknologi informasi, penelitian ilmiah, kedokteran, industri dan militer.
Dalam banyak aplikasi, manfaat laser adalah karena sifat fisik mereka seperti konsistensi, monochromaticity dan kemampuan untuk memperoleh kekuatan yang sangat tinggi. Dengan contoh, sinar laser yang sangat koheren dapat difokuskan di bawah batas difraksi pada panjang gelombang terlihat, yang hanya beberapa nanometer. Ketika memfokuskan sinar laser yang kuat pada suatu titik, ia akan menerima kepadatan tinggi. Penggunaan laser untuk merekam gigabyte informasi dalam rongga mikroskopis dari CD, DVD atau Blu-ray. Hal ini juga memungkinkan media laser memiliki intensitas rendah dalam mencapai daya yang sangat tinggi dan menggunakannya untuk memotong, membakar atau sublimasi materi / objek / benda.
Prinsip Kerja Laser
Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses
ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi
pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi
secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya
dengan banyak panjang gelombang. proses yang terjadi adalah elektron pada
keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian statusnya
naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron tersebut
kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton yang
terlepas. Kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah
resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan
adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut
akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk
meninggalkan resonator tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat
pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya
rendah dan energi fotonya tinggi.
Sejarah Laser
Pengertian Laser
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam keadaan stimbang N1 selalu lebih besar daripada N2, tingkat energi rendah selalu lebih padat populasinya dibandingkan dengan tingkat yang lebih tinggi. Dalam keadaan tak setmbang terjadilah perpindahan populasi melalui ketiga proses serapan dan pancaran.
Perubahan populasi ini disebabkan oleh pertambahan akibat serapan dan pengurangan akibat pancaran. Setelah tercapai kesetimbangan antara atom-atom itu dengan radiasinya, pengaruh serapan dan pancaran akan saling meniadakan dN2/dt = 0.
Jenis-jenis Laser
Aplikasi Laser
Pada tahun 1917 Albert
Einstein mengembangkan teori tentang laser (pada teori kuantum) berdasarkan
turunan dari teori max planc tentang radiasi. Konsep awal berasal dari
kemungkinan adanya koeffisien absorbsi, Emisi Spontan danemisi yang di
stimulasi (di picu) pada radiasi elektromagnetik. kemudian Rudolf W.
Ladenburg (1928) mengumumkan bahwa
fenomena ini memang benar ada.fenomena ini dan juga absorbsi negativ.kemudian
pada tahun 1939 Valentin A. Fabrikant memperkirakan bahwa kemungkinan emisi
“short” wave dapat dikuatkan (bukan gelombang pendek tapi cenderung ke emisi
spontan yang waktunya sangat pendek mungkin dalam orde nanosekon). 1947, Willis E.Lamb and R. C. Rutherford
menemukan spektrum emisi dari atom hidrogen dan dapat di demonstrasikan ke
khalayak.
Pada 1950, Alfred
Kastler mengusulkan untuk dilakukan penelitian tentang “optical Pumping” atau
memompa elektron ke daerah yang memiliki energi lagi lebih tinggi sehingga saat
relaksasi elektron akan di keluarkan foton dan hasil eksperimennya di laporkan
2 tahun kemudian oleh Brossel, Kastler, and Winter.16 May 1960, Theodore Maiman
Laser pertama berhasil di fungsikan the Hughes Research Laboratories.
Kemudian laser yang sekarang sudah kita rasakan banyak manfaatnya yaitu untuk
pemutar CD, DVD dsb.
Kata LASER adalah singkatan dari Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang artinya
perbesaran intensitas cahaya oleh pancaran terangsang. Kata kuncinya
adalah “perbesaran” dan “pancaran terangsang” yang akan menjadi jelas kemudian.
Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus. Cara
kerjanya mencakup optika dan elektronika. Para ilmuwan biasa menggolongkannya
dalam bidang elektronika kuantum. Sebetulnya laser merupakan perkembangan dari
MASER, huruf M disini singkatan dari Microwave,
artinya gelombang mikro. Cara kerja maser dan laser adalah sama, hanya saja
mereka bekerja pada panjang gelombang yang berbeda. Laser bekerja pada spektrum
infra merah sampai ultra ungu, sedangkan maser memancarkan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang yang jauh lebih panjang, sekitar 5 cm,
lebih pendek sedikit dibandingkan dengan sinyal TV - UHF. Laser yang
memancarkan sinar tampak disebut laser - optik.
Sifat-sifat Berkas Laser
Laser
adalah gelombang-gelombang cahaya yang koheren yang memiliki 4 sifat, yaitu :
1. Cahaya koheren, dengan semua
cahaya sefase dengan yang lainnya.Pola inteferensi dapat diproleh tidak hanya
dengan meletakkan dua celah pada berkas laser, tetapi juga dengan memakai dua berkas
laser yang terpisah.
2. Cahayanya hampir ekawarna
(Monokromatik).
3. Berkas laser memiliki intensitas
sangat tinggi, jauh lebih besar dari cahaya sumber lainnya. Untuk bisa
menimbulkan kerapatan energi sama dengan kerapatan energi pada berkas laser,
benda yang panas harus bertemperatur 1030 K.
4. Berkas laser hampir tidak
menyebar (mempunyai satu arah tertentu). Berkas semacam ini dikirim dari bumi
menuju ke cermin pada bulan oleh ekspedisi Apollo 11, tetap merupakan berkas
yang cukup tajam, sehingga terdeteksi ketika kembali ke bumi, walawpun telah
menempuh jarak total lebih dari tiga per empat juga kilometer. Berkas cahaya
yang ditimbulkan dengan cara lain akan menyebar terlau banyak.
Prinsip Kerja Laser
Terjadinya
laser sudah diramalkan jauh hari sebelum dikembangkannya mekanika kuantum. Pada
tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran imbas pada peristiwa radiasi agar dapat
menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yang sedang menyerap dan memancarkan
radiasi. Menurut dia ada 3 proses yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu
: serapan, pancaran spontan (fluorensi) dan pancaran terangsang, artinya memancarkan
laser. Proses yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain karena pada
keadaan normal serapan dan pancaran spontan sangat dominan.
Sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke
keadaan tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan
elektron atau foton. Setelah beberapa saat berada di tingkat tereksitasi ia
secara acak akan segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, tidak
harus ke keadaan dasar semula. Proses acak ini dikenal sebagai fluoresensi
terjadi dalam selang waktu rerata yang disebut umur rerata, lamanya tergantung
pada keadaan dan jenis atom tersebut.
Kebalikan dari umur ini dapat dipakai sebagai ukuran
kebolehjadian atom tersebut tereksitasi sambil memancarkan foton yang energinya
sama dengan selisih tingkat energy asal dan tujuan. Foton ini dapat saja
diserap kembali oleh atom yang lain sehingga mengalami eksitasi tetapi dapat
pula lolos keluar sistem sebagai cahaya. Sebetulnya atom-atom yang tereksitasi
tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memancar secara spontan, asalkan
terdapat foton yang merangsangnya. Syaratnya foton itu harus memiliki energy
yang sama dengan selisih tingkat energi asal dan tujuan.
Tinjauan dua tingkat energi dalam sebuah atom E1 dan
E2, dengan E1 < E2. Cacah atom yang berada di masing-masing tingkat
energi adalah N1 dan N2. Untuk menggambarkan distribusi energi pada atom-atom
itu dalam kesetimbangan termal berlakulah statistik Maxwell - Boltzmann :
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam keadaan stimbang N1 selalu lebih besar daripada N2, tingkat energi rendah selalu lebih padat populasinya dibandingkan dengan tingkat yang lebih tinggi. Dalam keadaan tak setmbang terjadilah perpindahan populasi melalui ketiga proses serapan dan pancaran.
Atom-atom
di E2 dapat saja melompat ke
E1 secara spontan
dengan kebolehjadian
transisinya
A21 per satuan waktu. Apabila terdapat radiasi dengan frekuensi n dan
rapat energi e ( n ),
terjadilah transisi akibat serapan dari E1
ke
E2, dengan kebolehjadian sebut saja B12. e ( n )
karena terlihat jelas kebolehjadian ini sebanding pula dengan rapat energy fotonnya.
Pancaran spontan ini dapat pula merangsang transisi dari E2
ke
E1 akibat interaksinya dengan
atom-atom yang berada dalam keadaan tereksitasi E2, kebolehjadiannya
B21. e ( n ).
Sudah tentu semua transisi yang terjadi di sini berbanding lurus dengan
populasi atom di tingkat energi asalnya masing-masing. Perubahan populasi ini disebabkan oleh pertambahan akibat serapan dan pengurangan akibat pancaran. Setelah tercapai kesetimbangan antara atom-atom itu dengan radiasinya, pengaruh serapan dan pancaran akan saling meniadakan dN2/dt = 0.
Jenis-jenis Laser
Terdapat tiga jenis dasar laser yang paling umum
digunakan. Jenis-jenis lainnya masih dalam taraf perkembangan. Ketiga jenis
dasar itu adalah :
(1)
Laser yang dipompa secara optis
Pada laser jenis inversi populasi diperoleh dengan
cara pemompaan optis. Laser ruby yang diciptakan pada bulan Juli 1960 oleh
Theodore H.Maiman di Hughes Research Laboratories adalah dari jenis ini. Laser
ruby baik sekali diambil sebagai contoh untuk membicarakan cara kerja laser
yang menggunakan pemompaan optis.
Ruby adalah batu permata buatan, terbuat dari Al2O3
dengan
berbagai macam ketakmurnian. Ruby yang digunakan pada laser yang pertama
berwarna merah jambu, memiliki kandungan 0,05 persen ion krom bervalensi tiga (
Cr + 3 ) dalam bentuk Cr2O3.
Atom aluminium dan oksigen bersifat inert, sedangkan ion kromnya yang aktif.
Kristal ruby berbentuk silinder, kira-kira berdiameter 6 mm dan panjangnya 4
sampai 5 cm. Gambar 3 memperlihatkan diagram tingkat energi yang dimiliki ion
Cr dalam kristal ruby. Laser ini dihasilkan melalui transisi atom dari
tingkat metastabil ke tingkat energidasar, radiasinya memiliki panjang
gelombang 6920 A° dan 6943 A°. Yang paling terang dan jelas adalah yang 6943
A°, berwarna merah tua.
Pemompaan optisnya dilakukan dengan menempatkan
batang ruby di dalam tabung cahaya ini banyak dipakai sebagai perlengkapan
kamera untuk menghasilkan kilatan cahaya. Foton-foton yang dihasilkan tabung
ini akan bertumbukan dengan ion-ion Cr dalam ruby, mengakibatkan eksitasi
besar-besaran ke pita tingkat nergy tinggi. Dengan cepat ion-ion itu meluruh ke
tingkat metastabil, di tingkat ini mereka berumur kira-kira 0,005 detik, suatu
selang waktu yang nergy cukup panjang sebelum mereka kembali ke tingkat nergy
dasar. Tentu saja pemompaan terjadi dengan laju yang lebih cepat disbanding
selang waktu tersebut sehingga terjadi energy populasi. Setelah terjadi satu saja pancaran
spontan ion Cr, maka beramai-ramailah ion-ion yang lain melakukan hal yang
sama, dan mereka semua memancarkan foton dengan nergy dan fase yang sama, yaitu
laser.
Jika pada laser ini dibuatkan rongga resonansi optis
maka cacah foton yang dipancarkan dapat dibuat banyak sekali. Rongga
resonansinya adalah batang ruby itu sendiri. Batang tersebut harus dipotong dan
digosok rata di kedua ujungnya. Kedua ujung juga harus betul-betul sejajar, yang
satu dilapisi tebal dengan perak dan satunya lagi tipis saja. Akibatnya rapat
energi foton makin lama makin besar dengan terjadinya pemantulan berulang-ulang
yang dilakukan kedua ujung batang ruby, sampai suatu saat ujung yang berlapis
tipis tidak mampu lagi memantulkan foton yang datang, sehingga tumpahlah foton-foton
dari ujung tersebut sebagai sinar yang kuat, monokromatik dankoheren yang tidak
lain adalah laser.
Pada saat pancaran terangsang berlangsung, tentu
saja tingkat metastabil akan cepat sekali berkurang populasinya. Akibatnya
keluaran laser terdiri dari pulsa-pulsa berintensitas tinggi yang selangnya
masing-masing sekitar beberapa nanodetik sampai milidetik. Setelah letupan
laser terjadi, proses inversi populasi dan perbesaran rapat energy foton
dimulai dari awal lagi, demikianlah seterusnya sehingga terjadi retetan
letupanletupan berupa pulsa-pulsa. Keluaran yang kontinu dapat diperoleh yaitu
jika system lasernya ditaruh dalam sebuah kriostat agar suhu operasi laser
menjadi rendah sekali.
Efisiensi laser ruby ini sangat rendah, karena
terlalu banyak energi yang harus dipakai untuk mencapai inversi populasinya.
Sebagian besar cahaya dari tabung cahaya tidak memiliki panjang gelombang yang
diharapkan untuk proses pemimpaan sehingga merupakan pemborosan energi.
Walaupun demikian daya rerata dari tiap pulsa laser dapat mencapai beberapa
kilowatt karena selang waktunya yang sangat pendek. Dengan daya sebesar ini
laser dapat digunakan untuk melubangi, memotong maupun mengelas logam.
(2)
Laser yang dipompa secara elektris
Sistem laser jenis ini dipompa dengan lucutan
listrik di antara dua buah elektroda. Sistemnya terdiri dari satu atau lebih
jenis gas. Atom-atom gas itu mengalami tumbukan dengan elektron-elektron
lucutan sehingga memperoleh tambahan energi untuk bereksitasi. Perkembangan
terakhir dalam perlaseran medium gasnya dapat diganti dengan uap logam, tetapi
hal ini akan mengarah pada perkembangan jenis laser yang lain. Jenis laser uap
logam akan dibicarakan secara tersendiri.
Laser gas mampu memancarkan radiasi dengan panjang
gelombang mulai dari spectrum ultra ungu sampai dengan infra merah. Laser
nitrogen yang menggunakan gas N2 merupakan salah satu laser terpenting dari
jenis ini, panjang gelombnag lasernya berada di daerah ultra ungu (3371 A° ).
Sedangkan laser karbondioksida yang merupakan laser
gas yang terkuat memancarkan laser pada daerah infra merah (10600 A °). Laser gas yang populer tentu saja laser
helium-neon, banyak dipakai sebagai peralatan laboratorium dan pembaca harga di
pasar sawalayan. Laser yang dihasilkan berada di spektrum tampak berwarna merah
(6328 A° ). Laser helium-neon ini merupakan
laser gas yang pertama, diciptakan oleh Ali Javan dkk. dari Bell Laboratories
pada tahun 1961. Untuk penjelasan laser gas secara umum laser helium-neon ini
dapat diambil sebagai contoh.
Dalam keadaan normal atom helium berada di tingkat
energi dasarnya 1S0, karena konfigurasi elektron
terluarnya adalah 1s2. Pada saat elektron lucutan menumbuknya ato
helium itu mendapatkan energi untuk bereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi seperti 1s0 dan
3s1 dari konfigurasi
elektron 1s2s. Begitu atom helium tereksitasi ke tingkat-tingkat itu ia tak
dapat lagi balik ke tingkat dasar, suatu hal yang dilarang oleh aturan seleksi
radiasi.
Suatu hal kebetulan bahwa beberapa tingkat energi
yang dimiliki atom neon hamper sama dengan tingkat energi atom helium.
Akibatnya transfer energi antara kedua jenis atom itu sangat terbolehjadi
melalui tumbukan-tumbukan . Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa atom neon yang
ditumbuk oleh atom helium 1S0
akan
tereksitasi ke tingkat 3P1, 3P0, 3P1
,
3P2 dari konfigurasi
elektron 2p55s. Setelah bertumbukan atom helium akan segera kembali
ke tingkat energi dasar.
Oleh karena aturan seleksi memperbolehkan transisi
dari tingkat-tingkat energi inike sepuluh tingkat energi yang dimiliki
konfigurasi 2p53p, maka atom neon dapat dipicu untuk memancarkan
laser.
Syarat inversi populasi dengan sendirinya sudah
terpenuhi, karena pada kesetimbangan termal tingkat-tingkat di 2p53p
atom Ne amat jarang populasinya. Laser yang dihasilkan akan memiliki intensitas yang
paling jelas di panjang gelombang 6328 A° tadi. Sebetulnya pancaran laser He-Ne
yang terkuat berada di 11523 A° (infra merah dekat) yang ditimbulkan oleh
transisi dari satu di antara 4 tingkat di 2p54s atom Ne, yang
kebetulan berdekatan dengan tingkat energi 3S1
atom
He, ke salah satu dari 10 tingkat energi di 2p53p.
Sistem laser ini berbentuk tabung gas silindris
dengan panjang satu meter dan diameter 17 mm. Kedua ujung tabung ditutup oleh
dua cermin pantul yang sejajar, disebut cermin Fabry - Perot, sehingga tabung
gas ini sekaligus berfungsi sebagai rongga resonansi optisnya.
Dua buah elektroda dipasang di dekat ujung-ujungnya
dan dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi untuk menimbulkan lucutan dalam
tabung. Tekanan He dan Ne dalam tabung adalah sekitar 1 torr dan 0,1 torr,
dengan kata lain atom He kira-kira 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan
atom Ne. Cacah He yang lebih banyak ini mampu mempertahankan inversi populasi
secara terus menerus, sehingga laser yang dihasilkan juga bersifat kontinu,
tidak terputus-putus sebagai pulsa seperti pada laser ruby. Sifat kontinu ini
merupakan keunggulan laser gas dibanding laser ruby. Laser yang kontinu amat
berguna untuk transmisi pembicaraan dalam komunikasi, musik atau gambar-gambar
televisi.
Efisiensi laser He-Ne ini juga rendah, hanya sekitar
1 persen, keluaran lasernya hanya berorde miliwatt. Sedangkan laser CO2
dapat
menghasilkan laser kontinu berdaya beberapa kilowatt dengan efisiensi lebih
tinggi. Untuk menghasilkan laser sinar-tampak
berwarna-warni, beberapa produsenseperti Laser
Science Inc. misalnya, mengembangkan laser cairan yang dipompanya secara
optis oleh sebuah laser nitrogen. Cairan yang dipakai adalah zat warna yang
dilarutkan dalam pelarut semacam metanol, dsb. Konsentrasi larutan kira-kira
0,001 Milar. Contoh larutan ini adalah LD-690 yang menghasilkan laser merah (
6960 A° ) dan Coumarin-440 yang
menghasilkan laser ungu ( 4450 A° ).
Jenis larutan dapat diubah-ubah sesuai denganwarna yang dikehendaki.
(3)
Laser semikonduktor
Laser
ini juga disebut laser injeksi, karena pemompaannya dilakukan dengan injeksi arus
listrik lewat sambungan PN semikonduktornya. Jadi laser ini tidak lain adalah
sebuah diode dengan bias maju biasa.
Laser semikonduktor yang pertama diciptakan secara
bersamaan oleh tiga kelompok pada tahun 1962. Mereka adalah R.H. Rediker dkk.
(Lincoln Lab, MIT), M.I. Nathan dkk. (Yorktown Heights, IBM) dan R.N. Hall dkk.
(General Electric Research Lab.). Diode-diode
yang digunakan adalah galiun arsenida-flosfida GaAsP (sinar-tampak merah).
Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED biasa.
Pancaran fotonnya disebabkan oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang
(hole) di daerah sambungan PN-nya. Bahan semikonduktor yang dipakai harus
memiliki gap energi yang langsung, agar dapat melakukan radiasi foton tanpa
melanggar hukum kekekalan momentum. Oleh sebab itulah laser semikonduktor tidak
pernah menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium yang gap energinya tidak langsung.
Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor masih mempunyai dua syarat
tambahan.
Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak
sekali sehingga tingkat energy Fermi-nya melampaui tingkat energi pita konduksi
di bagian N dan masuk ke bawah tingkat energi pita valensi di bagian P. Hal ini
perlu agar keadaan inversi populasi di daerah sambungan PN dapat dicapai. Yang
kedua, rapat arus listrik maju yang digunakan haruslah besar, begitu besar
sehingga melampaui harga ambangnya. Besarnya sekitar 50 ribu ampere/cm2 agar
laser yang dihasilkan bersifat kontinu. Rapat arus ini luar biasa besar,
sehingga diode laser harus ditaruh di dalam kriostat supaya suhunya tetap
rendah ( 77 K ), jika tidak arus yang besar ini dapat merusak daerah sambungan
PN dan diode berhenti menghasilkan laser. Daerah deplesi adalah daerah di sekitar sambungan PN
yang tidak memiliki pembawa muatan listrik bebas. Pada saat dilakukan injeksi
arus listrik melalui sambungan, elektron-elektron di pita konduksi pada lapisan
aktif dapat bergabung kembali dengan lubang-lubang di pita valensi. Untuk arus
injeksi yang kecil penggabungan ini terjadi secara acak dan menghasilkan
radiasi, proses ini adalah yang terjadi pada LED. Tetapi apabila arus injeksinya
cukup besar, pancaran terangsang mulai terjadi di daerah lapisan aktif. Lapisan
ini berfungsi pula sebagai rongga resonansi optisnya, sehingga laser akan
terjadi sepanjang lapisan ini. Pelapisan seperti yang dilakukan pada cermin di
sini tidak diperlukan lagi karena bahan diode sendiri sudah mengkilap
(metalik), cukup bagian luarnya digosok agar dapat memantulkan sinar yang
dihasilkan dalam lapisa aktif. Kelemahan sistem laser ini adalah sifatnya yang
tidak monokromatik, karena transisi elektron yang terjadi bukanlah antar
tingkat energi tapi antar pita energi, padahal pita energi terdiri dari banyak
tingkat energi
` Sambungan yang dijelaskan di atas
biasa disebut homojunction,
karena yang dipisahkannya adalah tipe P dan N dari substrat yang sama, ayitu misalnya
GaAs tadi. Tipe P GaAs biasanya diberi doping seng ( Zn ) dan tipe N-nya dengan
doping tellurium ( Te ). Sebenarnya hanya sebagian kecil elektronelektron yang
diinjeksikan dari daerah N yang bergabung dengan lubang di lapisan aktif,
kebanyakan dari mereka berdifusi jauh masuk ke dalam daerah P sebelum bergabung
kembali dengan lubang-lubang. Efek difusi inilah yang menyebabkan besarnya
rapat arus listrik yang dibutuhkan dalam proses kerja laser semikonduktor.
Tetapi besarnya rapat arus listrik ini dapat diturunkan dengan cara membatasi
gerakan elektron yang diinjeksikan itu disuatu daerah yang sempit, agar mereka
tidak berdifusi kemana-mana. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat
sambungan heterojunction.
Heterjunction yang apling umum dipakai adalah sambungan antara GaAs dan AlGaAs.
GaAs memiliki gap energi yang lebih sempit, sehingga bila ia dijepit oleh dua
daerah AlGaAs bertipe P dan N, elektron-elektron yang diinjeksikan dari daerah
N dan lubang-lubang dari daerah P akan bergabung di GaAs ini, jadi GaAs
berfungsi sebagai lapisan aktifnya. Laser heterojunction
GaAs - AlGaAs dapat bekerja secara kontinu pada suhu kamar hanya dengan rapat
arus minimum sebesar 100 ampere/cm2, 500 kali lebih kecil
dibandingkan rapat arus pada laser GaAs yang homojunction. Keunggulan yang
dimiliki laser semikonduktor lebih banyak dibandingkan dengan kelemahannya.
Yang paling nyata adalah dimensi ukurannya, yaitu hanya sekitar 0,1 x 0,1 x
1,25 mm, sehingga amat cocok untuk peralatan yang dapat dibawa-bawa. Keunggulan
lainnya adalah fleksibilitas gap energi bahan-bahan yang dipakai. Lebar gap
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, yang berarti orang dapat memilih panjang
gelombang laser yang dihasilkannya. Misalnya, substrat indium fosfida ( InP )
yang dipakai pada laser InGaAsP, laser yangdihasilkan dapat diatur berpanjang
gelombang sekitar 1,3 atau 1,55 mikrometer, panjang gelombang dimana gelombang
elektromagnetik paling sedikit diserap oleh bahan serat optik. Hal ini membuat
laser InGaAsp menjadi pilihan yang tepat untuk komunikasi jarak jauh dengan
serat optik.
Jenis
laser yang memberikan harapan
Ada tiga jenis laser yang layak disebutkan disini.
Sekarang ini ketiganya sedang dikembangkan karena dinilai memiliki potensi
untuk memenuhi harapan manusia, yaitu laser yang kuat dan berefisiensi tinggi.
Mereka adalah laser sinar-X, laser elektron bebas dan laser uap logam.
Aplikasi Laser
Terdapat berbagai jenis laser, dari orde beberapa mW (laser
yang digunakan dalam sistem audio laser disk) hingga beberapa juta watt (laser
yang dikembangkan untuk senjata).
v
Bidang
Kedokteran
Sifat laser yang dapat menghasilkan sinar monokromatik (yang
tipis) sangat berguna dalam pembedahan sebagai “pisau”. Kelebihan “pisau laser”
dibandingkan dengan pisau bedah konvensional adalah bahwa sinar laser memotong
sekaligus menggumpalkan darah pada saat yang bersamaan, sehingga mengurangi
pendarahan.
Laser juga digunakan untuk memilik jaringan-jaringan yang
rusak, misalkan dalam pemusnahan tumor dan kanker kulit.
Sifat atau fakta bahwa gelombang laser yang berbeda dapat
diserap oleh jaringan-jaringan tertentu digunakan pada operasi (bedah) mata
untuk mengatasi keadaan mata yang membesar, yang disebut glaucoma. Glaucoma disebabkan tekanan cairan (fluida) yang tinggi
dalam mata, hal ini dapat mengarah pada kerusakan saraf optik, yang akhirnya
menyebabkan kebutaan. Suatu operasi laser sederhana (iredectomy) dapat
“membakar” untuk membuka sebuah lubang tipis dalam selaput yang tersumbat,
sehingga tekanan cairan yang merusak, dapat diperkecil.
Sifat laser yang menghasilkan berkas
sinar yang tipis tetapi intensitasnya cukup untuk menguapkan apa saja yang
dilaluinya juga digunakan dalam pengobatan suatu retina yang lepas dari koroid.
Suatu letusan radiasi laser yang singkat merusakkan permukaan kecil retina, dan
bekas luka jaringan yang dihasilkan dapat “mematri” retina kembali pada koroid.
Pada bulan Juli 1995, rumah sakit mata di Jakarta telah
tersedia alat yang disebut Excimer Laser.
Digunakan untuk mengoreksi cacat mata miopia (rabun jauh). Penderita miopia
panjang sumbu bola mata tidak seimbang dengan lengkung korneanya, sehingga
sinar yang masuk ke mata menghasilkan bayangan yang tidak dapat jatuh tepat di
retina. Akibatnya pandangan matapun menjadi buram jika melihat benda-benda
jauh, dan harus dikoreksi dengan kaca mata atau lensa kotak.
Dengan excimer laser, bentuk kornea mata dikoreksi sehingga
akhirnya bayangan bisa tepat jatuh di retina. Artinya kalau kita berkacamata
tebal, maka setelah dikoreksi dengan excimer laser, kita tidak perlu lagi
memakai kacamata. Keberhasilan excimer laser sekitar 96 persen. Excimer laser
juga dapat digunakan untuk mengoreksi astigmatisma dan kekeruhan kornea yang
jika tidak ditangani bisa membawa kebutaan.
Laser juga membantu para dokter gigi merapikan gigi pasien
yang berantakan, mengobati luka penderita kencing manis (diabetes), dan bahkan
juga dapat terangsang produksi sperma pria yang mandul.
v
Bidang
Pelayanan
Laser dapat digunakan untuk memeriksa secara teliti dan
menghitung total harga pembelian secara tepat dengan cara menempatkan label
kode batang barang diatas meja penghitung yang disinari dari bawah oleh sinar
laser. Untuk keperluan ini digunakan laser helium-neon yang berdaya rendah dan
tidak membahayakan mata.
v
Bidang
Industri
Sinar laser berkekuatan beberapa juta watt sanggup untuk
memotong keping baja dengan lebih cepat dan lebih bersih daripada alat potong
konvensional.
Sinar laser yang tinggi baik sekali dalam pengeboran. Kemampuan
berkas sinar laser untuk menempuh jarak yang jauh tanpa menyebar membuatnya
sangat berguna untuk para penyelidik, terutama dalam ketepatan pengeboran jarak
jauh, misalnya sebuah pengeboran terowongan panjang yang pengeborannya
dilakukan dari kedua ujungnya.
v
Bidang
Astronomi
Digunakan untuk mengukur jarak bumi – bulan dengan teliti.
Dengan menggunakan kelajuan cahaya (3 x 108 m/s) dan mengukur selang
waktu pulsa kirim dan pulsa terima, kita dapat menentukan bahwa jarak bumi –
bulan adalah 380.000 km, dengan ketelitian lebih dari 10 cm. Informasi ini
sangat berguna, misalkan dalam membuat prakiraan gempa bumi yang lebih dapat
diandalkan dan juga untuk mempelajari lebih banyak tentang gerakan sistem bumi
– bulan. Teknik ini memerlukan pulsa laser berdaya tinggi sehingga suatu
pancaran foton yang dikirim harus mampu kembali ke teleskop pengumpul di bumi
dan terdeteksi (dikenal). Variasi (ragam) dari metoda ini juga digunakan untuk
mengukur jarak titik-titik yang tidak dapat dicapai dari bumi.
v
Bidang
Fotografi
Penggunaan laser yang sangat menarik adalah dalam
menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, dalam proses yang disebut holografi.
Menunjukkan fotografi sebuah hologram yang dibuat menggunakan sebuah film
silindris.
v
Bidang
Elektronika
Laser solid-state berukuran sangat kecil digunakan dalam
sistem audio compact-disk dan video compact-disk. Penggunaan laser baru akan
berkembang dimasa depan, seperti penyaluran sinyal dengan modulasi cahaya
tampak dan penyimpan memori optik (optical
memory storage) dalam komputer.
v
Bidang
Komunikasi
Laser berfungsi untuk memperkuat cahaya, sehingga dapat
menyalurkan suara dan sinyal gambar. Dengan serat optik, pengiriman sinar laser
yang membawa sinyal komunikasi pun menjadi semakin mudah dari satu stasiun
relai ke stasiun relai lainnya tanpa banyak kehilangan energi.