Flight Control Surfaces
Flight Control Surface merupakan bagian-bagian pesawat yang dapat merubah arah dan gerakan pesawat udara saat pesawat dalam keadaan terbang. Flight Control Surface tebagi menjadi dua :
- Primary Control Surface
- Secondary Control Surface
Primary Control Surface
-. Aileron -------- Roll
Primary Control Surfaces |
Rudder adalah perangkat untuk mengubah arah pesawat dengan mengubah arah udara yang mengakibatkan perubahan arah pesawat. Rudder ditempatkan di fin atau sirip bagian belakang. Ukuran rudder tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil, bila terlalu besar mengakibatkan hambatan tetapi kalau terlalu kecil mengakibatkan pesawat kehilangan gaya pada kecepatan rendah. Besarnya disesuaikan dengan ukuran pesawat.
-. Rudder ------- Yaw
Elevator adalah salah satu bagian pesawat terbang yang biasanya terdapat di ekor pesawat. Elevator biasanya berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.
-. Elevator ------ Pitch
Gerakan elevator biasanya adalah ke atas dan ke bawah. Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas. Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.
Secondary Control Surface
Flaps adalah sebuah permukaan yang berengsel pada tepi belakang sayap. Jika flaps diturunkan maka kemungkinan terjadi stall pesawat terbang akan menurun. Flaps juga dapat ditemukan di tepi depan sayap pada beberapa pesawat terbang terutama pesawat jet berkecepatan tinggi. Flaps ini disebut juga sebagai Slats.Flaps
Flaps mengurangi kemungkinan stall dengan menambahkan chamber dan dengan demikian meningkatkan koefisien gaya angkat maksimum. Beberapa Flaps juga menambah luas permukaan sayap.
Spoilers adalah jenis kontrol penerbangan permukaan digunakan pada pesawat untuk meningkatkan tarik atau meningkatkan sudut pendekatan selama pendaratan.Spoilers
Slats adalah permukaan aerodinamis di tepi muka sayap pesawat sayap tetap, ketika digunakan, memungkinkan sayap untuk beroperasi pada sudut serangan tinggi. Sebuah koefisien angkat tinggi yang dihasilkan sebagai hasil dari angle of attack dan kecepatan, sehingga dengan mengerahkan bilah slats pesawat terbang dapat terbang pada kecepatan yang lebih lambat, atau lepas landas dan mendarat di jarak pendek. Mereka biasanya digunakan ketika mendarat atau melakukan manuver yang mengambil pesawat dekat dengan stall, tapi biasanya dalam penerbangan normal untuk meminimalkan hambatan.Slats
Trim Tabs
Trim tab yaitu suatu bidang kecil yang terdapat pada control surface yang berfungsi untuk menyeimbangkan dan mengurangi tekanan pada kemudi.
Trim Tab terletak pada bagian horizontal dan vertical stabilizer.
Flight Control
PRIMARY CONTROL SURFACE
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa ada 3 hal yang bisa dilakukan oleh primary control surface diantaranya adalah :
• Mengendalikan pergerakan pesawat,
• Mengendalikan pesawat berdasarkan sumbu rotasinya, dan
• Mengendalikan kestabilan pesawat.
1. AILERON
• Terletak pada wing.
• Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan roll.
• Bergerak pada sumbu longitudinal (sumbu yang memanjang dari nose hingga ke tail).
• Aileron dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
• Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah lateral.
• Pergerakan aileron berkebalikan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik atau turun.
Bagaimana cara kerja aileron??
Gambar diatas adalah gambar pesawat dilihat dari arah tail.
Jika seorang pilot ingin melakukan roll atau bank atau berguling kekanan, maka yang dilakukan oleh pilot adalah : menggerakan stick control atau tuas kemudi ke arah kanan, sehingga secara mekanik akan terjadi suatu pergerakan di mana aileron sebelah kanan akan bergerak naik dan aileron kiri bergerak turun. Pada wing kanan dimana aileron up akan terjadi pengurangan lift (gaya angkat) hal ini dikarenakan aileron yang naik menyebabkan kecepatan aliran udara di permukaan atas wing berkurang (karena idealnya aliran udara di atas airfoil lebih cepat daripada di permukaan bawah, sehingga timbul Lift) sehingga sayap kanan kehilangan lift (gaya angkatnya) yang menyebabkan wing kanan turun. Sedangkan pada wing sebelah kiri, aileron yang turun menyebabkan tekanan udara terakumulasi dan mengakibatkan wing kiri naik. Begitu juga sebaliknya jika pilot menginginkan pesawatnya melakukan roll ke sebelah kiri.
2. ELEVATOR
• Terletak pada horizontal stabilizer.
• Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan pitch (pitch up or down).
• Bergerak pada sumbu lateral (sumbu yang memanjang sepanjang wing).
• Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
• Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah longitudinal.
• Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik atau turun.
Bagaimana cara kerja elevator??
Jika pilot menginginkan pesawat melakukan pitch up or down (gerakan menaikan dan menurunkan nose). Maka yang dilakukan adalah dengan menggerakan stick control pada cockpit ke depan atau ke belakang. Jika kita menginginkan pitch up (nose ke atas) maka pilot akan menggerakan stick control nya ke belakang (menuju ke badan pilot) yang akan mendapat respon dengan naiknya elevator secatra bersamaan. Dengan naiknya elevator maka terjadi penurunan gaya aerodinamika pesawat yang menekan tail ke bawah sehingga nose akan raise atau naik. Kebalikannya jika pilot menginginkan pitch down, maka stick control akan di gerakan ke depan yang akan membuat elevator bergerak ke bawah sehingga bagian tail mendapat gaya yang menekan ke atas dan menyebabkan nose turun.
3. RUDDER
• Terletak pada vertical stabilizer.
• Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan yaw.
• Bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus terhadap Center of gravity dari pesawat).
• Rudder dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan rudder pedal.
• Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah direksional.
• Pergerakan rudder berdefleksi ke kiri atau kanan.
Bagaimana cara kerja rudder??
Rudder bekerja dengan perantara sistem mekanik yang bernama rudder pedal. Seperti halnya pedal rem atau gas pada mobil. Terdapat dua pedal yaitu kiri dan kanan yang masing-masing untuk pergerakan yaw kiri dan kanan.
Jika pilot menginginkan pesawatnya yaw ke kiri maka pilot akan menekan/menginjak rudder pedal sebelah kiri, secara mekanik akan diartikan rudder akan berdefleksi ke kiri. Yang terjadi adalah timbul gaya aerodinamik yang menekan permukaan rudder yang berdefleksi, sehingga tail akan bergerak ke kanan dan nose akan bergerak ke kiri. Maka pesawat akan yaw ke kiri.
Sebaliknya jika akan melakukan yaw ke kanan maka yang diinjak adalah rudder pedal sebelah kanan.
Lalu bagaimana jika ingin bermaneuver, belok(turn) sambil, climb, takeoff, descent,dll??
Untuk melakukan hal tersebut maka akan ada kombinasi gerak antara dua ataupun ketiga primary control surface bahakan bisa ditambahkan pengaturan throttle jika diperlukan pergerakan dengan speed/thrust yang bertambah atau penurunan thrust.
Penjelasan di atas ialah pergerakan yang dilakukan pesawat pada 3 sumbu pergerakannya yaitu lateral, vertical dan longitudinal. Untuk kombinasi gerak akan kita bahas selanjutnya.
Reactions:
AIRCRAFT FLIGHT CONTROL SYSTEM (SISTEM KENDALI PESAWAT TERBANG)
Aircraft flight control system (AFCS) erat sekali hubungannya dengan flight control surface (FCS) atau bidang kendali terbang, dimana FCS merespon setiap pengaturan/pergerakan yang dilakukan oleh pilot di dalam cockpit melalui suatu sistem yang saling berhubungan yang kemudian menggerakan sistem mekanik untuk melakukan pergerakan pada pesawat (yaw, bank/roll, pitch up or down).
Jadi secara singkatnya, AFCS merupakan suatu sistem yang mengendalikan sikap terbang suatu pesawat dengan menggerakan FCS sebagai bidang kendalinya.
Lalu apa yang dimaksud dengan FCS itu sendiri??
FCS merupakan suatu bidang kendali yang dapat bergerak atau digerakan untuk merubah suatu aliran udara hingga tekanannya terhadap FCS bisa berpengaruh terhadap pergerakan pesawat itu sendiri.
Apa saja FCS pada pesawat??
Ada 2 FCS yang kita kenal pada pesawat
1. Primary control surface, bidang kendali utama pada pesawat.
Adapun bidang kendali itu adalah :
• Aileron, merupakan bidang kendali yang terletak pada wing/sayap.
• Elevator, merupakan bidang kendali yang terletak pada horizontal stabilizer.
• Rudder, merupakan bidang kendali yang terletak pada vertical stabilizer.
2. Secondary flight control surface, bisa dibilang sebagai bidang kendali tambahan yang bertujuan untuk membantu kinerja dari primary control surface dan pergerakan pesawat ketika terbang, takeoff ataupun landing.
Yang termasuk dalam secondary FCS, yaitu :
• Slat
• Spoiler
• Trim tabs
• Flaps
• Variable-sweep wing
Apakah pesawat harus memiliki semua control surface tersebut??
Untuk primary control surface,,, jawab YA…
Karena primary control surface adalah bidang kendali utama yang dapat menggendalikan pesawat dalam movement (pergerakan), sumbu rotasi (axes) dan kestabilanya (stability).
Tapi untuk secondary control surface itu adalah optional, tergantung jenis pesawat yang di dasarkan pada MTOW. Untuk pesawat-pesawat kecil umumnya yang digunakan hanya spoiler atau trim tabs saja. Namun untuk pesawat-pesawat besar memerlukan bidang kendali tambahan untuk memudahkan pergerakan pesawat itu sendiri juga untuk memudahkan pilot dalam mengendalikan pesawat baik dalam kondisi terbang, takeoff, landing ataupun pergerakan didarat.
Pada tahun 1931, seorang pilot Amerika Wiley Post terbang dengan pesawat Locheed Vega--"Winnie Mae"-- dalam rangka mengelilingi dunia dengan catatan catatan delapan hari 15 jam 5 menit. Post memiliki sebuah navigator yang dinamakannya Harold Gatty untuk membantunya tetap betah dan melawan lelah pada penerbangan bersejarah tersebut. Namun ketika Post menjadi orang pertama yang terbang solo mengelilingi dunia pada tahun 1933, semuanya ia lakukan sendiri tanpa bantuan tenaga orang lain. Dan ternyata rahasia suksesnya atau minimal salah satu rahasia suksesnya sangat sederhana, yaitu autopilot yang mengemudikan pesawat ketika ia beristirahat.
George Stroud/Express/Getty Images
Sistem autopilot pertama pada pesawat Avro 19, sekitar tahun 1947.
Sistem autopilot pertama pada pesawat Avro 19, sekitar tahun 1947.
Sekarang ini autopilot merupakan sistem yang sangat mutakhir yang mampu
melakukan tugas yang sama selayaknya seorang pilot yang sudah sangat terlatih.
Pada kenyataannya untuk beberapa prosedur dan rutinitas penerbangan, autopilot
bahkan lebih baik dari pada sepasang tangan manusia. Autopilot tidak hanya
membuat penerbangan menjadi lebih lancar tetapi juga lebih aman dan lebih
efisien.
Autopilots
and Avionics
Pilot automatis atau autopilot merupakan seperangkat peralatan untuk mengendalikan pesawat luar angkasa (spacecraft), pesawat udara (aircraft), kapal laut, misil (peluru kendali), dan kendaraan lain tanpa intervensi tangan manusia secara konstan. Banyak orang beranggapan bahwa autopilot hanya terdapat pada pesawat terbang/pesawat udara sebagaimana yang sering kita dapati dalam setiap pesawat terbang saat ini, namun pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sama dimanapun alat ini dipasang.
Image courtesy of Bill Harris.
Dalam dunia pesawat terbang, atau lebih
akuratnya dijelaskan dengan Automatic Flight Control System (AFCS). AFCS
merupakan salah satu bahagian dari aircraft's avionics -- sistem
elektronik dan peralatan yang digunakan untuk mengendalikan sistem-sistem
penting dari pesawat terbang dan penerbangan. Sistem pengendalian penerbangan
meliputi sistem elektronik untuk komunikasi, navigasi, dan untuk cuaca.
Penggunaan awal AFCS adalah untuk memberikan bantuan bagi pilot selama tahap
penerbangan yang membosankan seperti pada saat terbang pada ketinggiaan yang
tinggi. Banyak lagi yang bisa dilakukan oleh sistem autopilot, seperti membuat
pesawat bermanuver dengan sangat tepat seperti mendaratkan pesawat pada kondisi
jarak pandang nol (zero visibility).
Walaupun terdapat banyak variasi dari
sistem autopilot, kebanyakan sistem autopilot dapat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah bagian (part/surface) yang dikendalikan. Untuk membantu
memahaminya kita perlu familiar dengan tiga bagian pengendali dasar (basic
control surface) yang mempengaruhi kinerja pesawat. Yang pertama adalah elevator,
yang merupakan peralatan yang terletak di ekor pesawat yang berfungsi untuk mengendalikan
pitch (manuver pesawat terbang pada sumbu horizontal yang tegak lurus dengan
arah pergerakan pesawat terbang). Rudder juga terletak di ekor pesawat
terbang. Ketika rudder dimiringkan ke kanan (starboard), pesawat terbang akan
berputar pada sumbu vertikal ke arah kiri. Ketika rudder dimiringkan ke kiri
(port) pesawat akan berputar kearah yang berlawanan. Dan yang terakhir yaitu: ailerons
yang terletak pada ujung belakang setiap sayap, bagian ini berfungsi untuk menggulingkan pesawat dari satu sisi ke
sisi lain.
Sistem
autopilot mampu mengendalikan salah
satu atau semua bagian-bagian tersebut. Berdasarkan jumlah bagian yang
dikendalikan inilah sistem autopilot dibagi lagi menjadi tiga. Single-axis autopilot (autopilot
sumbu tunggal) hanya mengendalikan salah satu dari ketiga bagian tadi, bagian yang dikendalikan biasanya
aileron. Tipe sederhana dari autopilot ini dikenal juga dengan "wing
leveler" karena dengan mengendalikan roll (gerakan berguling/berputar
pesawat) alat pengendali ini akan menjaga sayap pesawat dalam keadaan stabil. Two-axis
autopilot (autopilot dua sumbu ) mengendalikan elevator dan aileron. Dan
yang terakhir three-axis autopilot (autopilot tiga sumbu) mengendalikan
ketiga sistem pengendali tersebut: aileron, elevator dan rudder.
Autopilot Parts
Sebenarnya yang menjadi jantung dari sistem pengendali
penerbangan otomatis modern adalah sebuah komputer dengan beberapa prosesor
yang berkecepatan tinggi. Untuk mendapatkan kepintaran yang dibutuhkan untuk
mengendalikan pesawat, prosesor berkomunikasi dengan sensor yang diletakkan
pada bagian-bagian pengendali utama. Prosesor ini juga mampu mengumpulkan data
dari sistem dan peralatan pesawat terbang lain termasuk gyroscope,
accelerometer, altimeter, kompas, dan indikator kecepatan udara (airspeed
indicator).
Prosesor dalam AFCS akan mengambil
data input, kemudian dengan menggunakan perhitungan yang kompleks
membandingkannya dengan pengaturan mode pengendali. Setting mode pengendali
dimasukkan oleh pilot yang mendefinisikan detail penerbangan. Misalnya mode
pengendali mendefinisikan bagaimana ketinggian pesawat ditentukan. Ada juga
mode pengendali lain seperti menentukan kecepatan udara dan jalur penerbangan.
Perhitungan
tersebut menentukan apakah pesawat telah menjalankan perintah yang
diatur oleh mode pengendali atau belum. Prosesor kemudian mengirimkan
signal ke berbagai unit servomechanism. Servomechanism atau sering disingkat servo merupakan alat yang memberikan pengendalian mekanis pada suatu jarak tertentu. Satu servo cukup untuk semua bagian kendali yang termasuk dalam sistem autopilot. Servo akan menerima instruksi komputer dan menggunakan motor atau hydraulic untuk menggerakkan bagaian kendali pesawat, menjamin pesawat berada dalam posisi dan jalur yang tepat.
Penemuan Autopilot
Seorang penemu dan insinyur terkenal Elmer mempatenkan gyrocompas pada
tahun 1908, namun gyrocompas pertama sekali ditemukan oleh anaknya Lawrence
Burst Sperry, yang merupakan orang pertama yang menguji peralatan tersebut
pada pesawat terbang. Autopilot Sperry muda menggunakan empat gyroscope untuk
menstabilkan pesawat terbang dan telah banyak membantu kebanyakan penerbangan
pertama, termasuk penernangan pada saat malam pertama dalam sejarah
penerbangan. Pada tahun 1932, Sperry Gyroscope Company telah mengembangkan
automatic pilot yang digunakan oleh Wiley Post yang digunakan dalam penerbangan solo
pertamanya mengelilingi dunia.
|
Image courtesy Bill Harris.
Ilustrasi diatas menunjukkan
bagaimana elemen-elemen dasar dari sistem autopilot dihubungkan. Untuk
menyederhanakannya, hanya satu bagian kendali (yaitu rudder) yang ditunjukkan,
setiap bagian kendali akan memiliki susunan yang sama seperti yang diperlihatkan
pada ilustrasi diatas. Terlihat bahwa skema dasar dari autopilot tampak seperti
sebuah loop (rangkaian tertutup) dengan sensor pengirim data ke komputer autopilot yang memproses
informasi dan mengirim signal ke servo, dan servo akan segera menggerakkan
bagian kendali yang akan merubah posisi pesawat, dan kemudian akan membuat data
baru yang dikirim ke sensor, dan keseluruhan proses ini akan diulangi lagi.
Jenis feedback loop diatas adalah sistem operasi dari autopilot.
Autopilot Control Systems
Autopilot merupakan salah satu contoh
dari sistem kontrol. Sistem kontrol bertindak berdasarkan pada pengukuran dan
hampir selalu memiliki dampak pada nilai yang diukurnya. Contoh klasik dari
sistem kontrol adalah negative feedback loop yang mengendalikan
thermostat. Loop tersebut bekerja dengan cara seperti berikut ini:
- Pada saat musim panas pemilik rumah akan mengatur thermostat-nya ke temperatur ruangan yang diinginkannya--katakanlah 78 F (25 C).
- Thermostat akan mengukur temperatur udara dan membandingkannya dengan nilai yang diatur oleh pemilik rumah.
- Setelah beberapa saat, udara panas dari luar rumah akan menaikkan temperatur di dalam rumah. Ketika temperatur di dalam rumah telah melebihi 78 F, akan dikirim signal ke unit ac (air conditioning).
- Air conditioning akan hidup dan mendinginkan ruangan.
- Ketika temperatur di dalam ruangan telah kembali ke nilai 78 F, signal lain akan dikirim ke ac untuk mematikan ac.
Disebut dengan negative feedback loop
karena menghasilkan aksi tertentu (ac hidup) yang akan menghalangi kinerja
lebih lanjut dari aksi tersebut. Semua negative feedback loop memerlukan sebuah
receptor, control center, dan effector. Pada contoh diatas
yang menjadi receptor-nya adalah termometer yang mengukur temperatur udara. Control
center-nya adalah prosesor didalam thermostat, dan effector-nya adalah ac.
Image courtesy Bill Harris
Sistem pengendali penerbangan otomatis juga bekerja dengan cara yang sama. Misalnya kita ambil contoh pilot yang telah mengaktifkan single-axis autopilot yang juga disebut dengan wing leveler seperti yang telah dikemukakan diatas.
- Pilot mengatur mode pengendalian untuk menjaga posisi sayap pada suatu level tertentu.
- Bagaimanapun, walaupun dalam keadaan udara yang tenang, sayap pesawat akan turun.
- Sensor yang terletak di sayap akan mendeteksi penurunan sayap ini dan kemudian mengirim signal ke komputer autopilot.
- Komputer autopilot memproses data dan menyatakan bahwa sayap pesawat tidak lagi berada pada level yang diinginkan.
- Komputer autopilot mengirim signal ke servo untuk mengendalikan aileron pesawat. Signal yang dikirim merupakan sebuah perintah yang sangat spesifik yang memerintahkan servo untuk membuat suatu penyesuaian yang tepat.
- Setiap servo memiliki sebuah motor elektrik yang memiliki kabel yang kekang untuk menarik kabel aileron. Ketika kabel tersebut bergerak bagian kendalipun akan ikut bergerak mengikuti arah pergerakan kabel.
- Karena aileron disesuaikan berdasarkan pada data input, sayap pesawat akan bergerak kembali ke level semula.
- Komputer autopilot menghapus perintah ketika sensor yang terletak di sayap pesawat mendeteksi bahwa sayap telah berada pada level yang diinginkan lagi.
- Servo berhenti menggunakan tekanan terhadap kabel aileron untuk menggerakkan sayap pesawat.
Loop seperti yang ditunjukkan pada
diagram blok diatas bekerja secara kontinyu selama beberapa kali dalam satu
detik melibatkan banyak prosesor untuk mengendalikan banyak bagian kendali.
Bahkan beberapa pesawat terbang memiliki komputer pendorong otomatis (autothrust
computers) untuk mengendalikan gaya dorong mesin. Sistem autopilot dan sistem
autothrust mampu bekerja bersama-sama untuk melakukan manuver-manuver yang
sangat kompleks.
Autopilot Failure
Autopilot mampu mengendalikan
|
Autopilot bisa berfungsi dengan baik
dan bisa juga gagal. Masalah yang paling sering ditemui pada sistem autopilot
adalah kegagalan servo baik karena motornya yang buruk ataupun koneksi yang
buruk. Sensor posisipun bisa juga tidak berfungsi sehingga menghasilkan tidak
ada data input ke komputer autopilot. Untungnya sistem autopilot untuk pesawat
terbang dirancang supaya aman dari kegagalan-kegagalan tersebut. Untuk
menghentikan sistem autopilot sangat sederhana, awak kru pesawat hanya perlu
melakukan pemutusan sistem autopilot dengan cara menarik tuas power switch
autopilot atau apabila cara tersebut masih belum berhasil dapat juga dilakukan
dengan menarik autopilot circuit breaker.
Beberapa kecelakaan pesawat terbang disebabkan karena pilot yang gagal
untuk memutuskan sistem pengendali penerbangan automatis. Pilot berhenti
berusaha untuk mengatur pengendalian yang dilakukan autopilot, tidak mampu
memahami mengapa pesawat tidak melakukan perintah yang diberikan. Oleh sebab
itulah mengapa pada skenario kondisi yang demikian program-program intruksi
penerbangan sangat menegangkan untuk dipraktekkan. Pilot harus tahu bagaimana
menggunakan setiap fitur yang tersedia pada AFCS, dan pilot juga harus tahu
bagaimana memutuskan sistem AFCS dan terbang tanpa menggunakan sistem tersebut.
Pesawat juga harus mengikuti skedul maitenance yang ketat untuk menjamin semua
sensor dan servo bekerja dengan baik. Penyesuaian dan perbaikan apapun yang
dilakukan terhadap komponen-komponen kunci perlu dilakukan penyesuaian lagi terhadap
komputer autopilot. Misalnya apabila ada perbaikan yang dibuat terhadap
instrumen gyro, perlu dilakukan pengaturan ulang pada komputer autopilot.
The John F. Kennedy Jr. Crash
Ada
banyak spekulasi yang beredar mengenai kecelakaan pesawat yang menyebabkan
meninggalnya John F. Kennedy Jr., bersama dengan istrinya Carolyn Bessette
Kennedy, dan adik iparnya Lauren Bessette, pada tanggal 16 Juli 1999.
Walaupun National Transportation Safety Board (NTSB/Badan Keamanan
Transportasi Nasional Amerika Serikat) menyatakan bahwa kemungkinan penyebab
kecelakaan adalah karena disorientasi pada saat pesawat sedang terbang, namun
beberapa kalangan menilai hal tersebut terjadi karena adanya mechanical
failure -- yang mungkin disebabkan karena kegagalan autopilot -- yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Pesawat
Piper PA-32R-301, Saratoga II, N9253N, telah dilengkapi dengan Bendix/King
150 Series Automatic Flight Control System, sistem autopilot dua sumbu
(two-axis autopilot) yang mengendalikan pitch and roll. Dari hasil
investigasi yang dilakukan oleh NTSB membuktikan bahwa sistem autopilot
pesawat tersebut telah pernah gagal berfungsi sekali atau dua kali sebelum
kecelakaan tersebut terjadi. Pada saat demikianlah seharusnya sistem autopilot perlu diputuskan dan disambungkan
lagi.
Permasalahan
dengan sistem autopilot seperti itu sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan
pesawat walaupun hal tersebut terlihat tidak mungkin terjadi. Kenyataannya
beberapa laporan menunjukkan bahwa sistem autopilot telah diputuskan sebelum
pesawat tersebut menemui masalah.
|
Modern Autopilot Systems
Banyak sistem autopilot modern mampu menerima data dari penerima Global
Positioning System (GPS) yang terpasang pada pesawat. Penerima GPS dapat
menetukan posisi pesawat di udara dengan mengkalkulasi jarak pesawat dari tiga
atau lebih satelit yang terhubung dalam jaringan GPS. Dilengkapi dengan alat
pemberi informasi posisi tersebut, autopilot dapat melakukan lebih dari menjaga
pesawat tetap berada pada posisi dan ketinggian yang sama -- sistem autopilot
bahkan mampu melakukan perencanaan penerbangan yang baik.
Digital Vision/Getty Images
Sistem autopilot terbaru mampu melakukan seluruh rencana penerbangan.
Sistem autopilot terbaru mampu melakukan seluruh rencana penerbangan.
Kebanyakan jet komersial telah memiliki kemampuan untuk melakukan
perencanaan penerbangan walaupun hanya sesaat, bahkan pesawat-pesawat kecilpun
telah dilengkapi dengan sistem autopilot yang canggih. New Cessna 182s dan 206s
telah dilengkapi dengan Garmin G1000 integrated cockpit pada saat keluar dari
dari pabrik, termasuk sebuah sistem autopilot elektronik digital (digital
electronic autopilot) yang telah dikombinasikan dengan flight director
(pengarah penerbangan). The Garmin G1000 pada dasarnya telah memiliki semua
kemampuan tersebut, generasi terbaru pesawat eklektronik umum, teknologi yang
dulunya hanya bisa dimimpikan oleh Wiley Post pada tahun 1933.
Cruise Control -- Autopilot
for Your Car
Autopilot
tidak hanya ditemukan pada pesawat terbang. Kapal laut juga memilikinya
walaupun sistem autopilot pada kapal laut dikenali dengan nama yang berbeda.
Beberapa kapten menyebut sistem autopilot kapalnya dengan "Metal
Mike," sebuah nama sebutan yang muncul segera setelah Elmer Sperry
menemukan gyrocompass.
Keberapa kapten kapal juga menyebut sistem autopilot pada kapal laut
dengan "autohelmsman" (nahkoda automatis) karena alat ini bekerja
layaknya seorang nahkoda, mengemudikan kapal secara efisien tanpa intervensi
manusia. Bahkan mobil model terbarupun telah memiliki sistem autopilot yang
disebut dengan cruise control, sistem ini juga merupakan contoh klasik lain
dari sistem pengendalian. Cruise control secara otomatis mengatur kecepatan
mobil dengan menggunakan feedback loop yang meliputi sensor kecepatan dan
pemercepat mobil (car's accelerator).
|