Rabu, 23 Maret 2016

theory movement arrow


Anak Panah Zeno dan Presentisme Foucaulthunger-games_2167652b
  

Vektor

       Mempelajari Fisika akan lebih mudah dan menarik jika kita memahami bahasa yang digunakan di dalamnya. Apakah bahasa yang dipakai di dalam Fisika? Galileo pernah mengatakan bahwa bahasa tersebut adalah Matematika. Memang, Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana alam ini bekerja, namun sayangnya, suka atau tidak, kita tetap melibatkan Matematika. 
       Tanpa bermaksud menurunkan semangat namun justru ingin memberi suatu motivasi, maka bagi pelajar yang benar-benar ingin melihat lebih jauh keindahan dalam Fisika, maka pemahaman Matematika sebagai bahasa yang digunakan dan sebagai dasar tentu adalah hal yang tidak dapat ditawar. Dalam buku ini, kita akan melihat bagian-bagian Matematika yang setidaknya diperlukan untuk mempelajari Fisika di tingkat dasar. Tentunya teknik berhitung dasar dalam matematika harus benar-benar dikuasai dan di dalam buku ini, bagian pertama yang akan dibahas di sini adalah tentang vektor.
        Vektor menjadi salah satu fondasi dalam mempelajari Fisika, hal ini dikarenakan banyak besaran dalam Fisika merupakan vektor. Sebagai contoh adalah perpindahan, kecepatan, percepatan dan gaya. Lebih jauh, operasi hitung pada vektor tidaklah sama seperti kita berhitung dengan besaran skalar.
       Vektor merupakan besaran yang memiliki dua informasi penting, yakni nilai dan arah. Sementara, Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki nilai saja. Termasuk dalam skalar adalah: jarak, kelajuan, kuat arus listrik, tekanan, energi dan beberapa besaran lagi yang akan kita pelajari nanti.
       Untuk menggambarkan sebuah vektor, kita dapat menggunakan simbol sebuah anak panah, dimana terdapat bagian runcing yang dinamakan sebagai KEPALA (Head) dan bagian di ujung yang lain yang kita namakan sebagai EKOR (Tail). Kepala anak panah tadi menggambarkan ke arah mana vektor tersebut, sedangkan panjang dari anak panah menyatakan besar/nilai dari vektor tersebut.
Gambar 2.1 Vektor A, B dan C masing-masing digambarkan sebagai anak panah yang menyatakan arah dan besar dari vektor tersebut. Dua buah vektor dikatakan berbeda jika keduanya memiliki besar atau arah (atau keduanya) yang berbeda.
Gambar 2.1 Vektor A, B dan C masing-masing digambarkan sebagai anak panah yang menyatakan arah dan besar dari vektor tersebut. Dua buah vektor dikatakan berbeda jika keduanya memiliki besar atau arah (atau keduanya) yang berbeda.
       Untuk menyatakan arah vektor yang mendekati kita dapat digambarkan sebagai sebuah lingkaran kecil dengan titik di tengahnya, sedangkan untuk menyatakan arah vektor yang menjauhi kita dapat digambarkan dengan tanda silang.
Gambar 2.2 Vektor yang arahnya mendekati kita digambarkan sebagai lingkaran dengan titik di tengah sedangkan vector yang arahnya menjauhi kita digambarkan sebagai tanda silang.
Gambar 2.2 Vektor yang arahnya mendekati kita digambarkan sebagai lingkaran dengan titik di tengah sedangkan vector yang arahnya menjauhi kita digambarkan sebagai tanda silang.
       Vektor memiliki operasi hitung yang berbeda dengan operasi hitung yang kita gunakan pada besaran skalar. Pada besaran skalar, misalkan kita menjumlahkan massa 2 benda, yakni 2 kg dan 3 kg, maka kita akan dapati massa total mereka adalah 5 kg. Namun jika kita memiliki 2 vektor gaya, misalkan 2 N dan 3 N, maka jumlah keduanya akan sebesar 5 N apabila kedua vektor tadi memiliki arah yang sama. Namun apabila kedua gaya tadi tidak memiliki arah yang sama, maka hasil penjumlahan kedua gaya tersebut akan menghasilkan hasil yang berbeda, dimana nilainya juga dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk antara kedua gaya tersebut. Jadi, jumlah dari 2 buah vektor sangat bergantung dari arah vektor satu terhadap yang lain. 
vektorABMisalkan, kita memiliki dua vektor, A dan B seperti pada gambar. Kedua vektor tersebut saling membentuk sudut α. Untuk menjumlahkan kedua vektor ini ada beberapa cara yang dapat kita lakukan:
1. Metode Poligon
vektorABpoligon2. Metode Jajaran genjang
vektorABjg3. Metode Analitis
Untuk metode ini, kita ambil salah satu vektor, misalnya A. Vektor A ini dapat kita urai menjadi dua buah komponen, yaitu Ax yang sejajar dengan vektor B dan Ay yang tegak lurus dengan vektor B.
vektorABanalitis
vektorABanalitis2
       Ide yang paling penting dalam metode analitis ini adalah bahwa sebuah vektor selalu dapat diurai ke dalam dua komponen yang saling tegak lurus, dimana jika kita jumlahkan kedua komponen tersebut secara vektor, akan menghasilkan vektor semula! Selain dapat dinyatakan dengan menggunakan gambar anak panah, vektor juga dapat dinyatakan secara tertulis. Hal ini akan kita jumpai pada bahasan materi gerak, gaya ataupun tentang listrik dan magnet. Untuk menuliskan sebuah vektor, kita akan menggunakan bantuan sistem koordinat Cartesius (x, y dan z apabila kita memiliki vektor dalam suatu ruang 3 dimensi).
        Kini, sebuah vektor kembali dapat kita uraikan ke dalam komponen-komponen yang terletak pada masing-masing arah sumbu x, y dan z tersebut. Untuk menyatakan arah dalam sumbu-sumbu tadi, maka komponen suatu vektor diberi sebuah “vektor satuan”, i, j, dan k, yang merupakan sebuah vektor yang bernilai 1 satuan dalam arah sumbu x, y dan z.
        Misal, vektor A = Axi + Ayj + Azk, maka dapat dibayangkan vektor ini memiliki komponen Ax pada sumbu x, Ay pada sumbu y dan Az pada sumbu z.
        Untuk lebih jauh lagi mengenai penjumlahan vektor, silakan melihat Video Galileo To Einstein:

       Tentu selain operasi penjumlahan dan pengurangan pada vektor, masih terdapat operasi perkalian, dimana terdapat dua macam perkalian vektor yakni yang dinamakan perkalian titik (DOT) dan perkalian silang (CROSS). Kita tidak membahas kedua hal tersebut pada saat ini namun kita akan mendiskusikan kedua hal itu ketika kita memerlukannya nanti di pokok-pokok bahasan mendatang.


Gerak

Gambar 2.3 Sekelompok anak berlari dari rumah mereka menuju ke lapangan untuk bermain bola, mereka bergerak terhadap benda-benda yang ada di sekelilingnya, demikian juga sebaliknya.
Gambar  Sekelompok anak berlari dari rumah mereka menuju ke lapangan untuk bermain bola, mereka bergerak terhadap benda-benda yang ada di sekelilingnya, demikian juga sebaliknya.
       Semua benda di alam semesta ini bergerak! Mungkin ketika kita membaca pernyataan tadi, kita akan bertanya dan heran mengapa demikian, sebab kenyataan yang kita lihat dan alami sehari-hari, ada benda yang diam (terhadap kita)! seperti mobil yang sedang parkir, buku di meja, batu di taman dan sebagainya.
       Banyak hal yang ada di sekitar kita terkadang membuat kita sulit menerima konsep dasar yang ada dalam Fisika. Di materi-materi selanjutnya, kita akan melihat hal sehari-hari yang lain yang membuat kita sulit memahami konsep dasar fisika seperti Gaya dan pengaruhnya, Usaha dan energi. Kesalahpahaman yang terjadi akibat perbedaan hal yang kita pahami terhadap konsep yang benar dinamakan sebagai MISKONSEPSI dan hal tersebut adalah wajar sebagai salah satu langkah awal kita dalam belajar sesuatu! Justru mungkin ketika kita berangkat dari suatu miskonsepsi ketika mempelajari sesuatu, maka seringkali hal itu akan lebih membuat kita mengerti kebenaran akan hal tadi. 
       Setiap hari kita melihat benda-benda di sekitar kita bergerak terhadap kita. Burung terbang di udara, ikan berenang di sungai, anak-anak kecil berlari-larian, kereta melaju di atas rel dan masih banyak lagi. Mengapa suatu benda dikatakan bergerak? Sebuah benda kita katakan bergerak terhadap benda yang lain/acuan (referensi) apabila mereka mengalami perubahan tempat/posisi terhadap acuan tersebut.
       Menurut lintasan geraknya, gerak dapat dibagi ke dalam:
1. gerak 1 dimensi/arah (contoh : gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan)
Gambar 2.4 Kereta cepat Shinkansen di Jepang yang sedang bergerak lurus.
Gambar  Kereta cepat Shinkansen di Jepang yang sedang bergerak lurus.
2.  gerak lebih dari 1 arah (2 dimensi, contoh : gerak parabola, gerak melingkar dan gerak dalam ruang 3 dimensi)
Gambar 2.5 : Gerak parabola sebagai contoh gerak dalam 2 arah
Gambar  : Gerak parabola sebagai contoh gerak dalam 2 arah
Sekarang mari kita diskusikan besaran-besaran penting yang dimiliki oleh benda yang bergerak:
1. Perpindahan : perubahan posisi benda.
2. Kecepatan    : perpindahan dibagi selang waktu tertentu.
3. Percepatan   : perubahan kecepatan benda dibagi selang waktu tertentu.
Ketiga besaran di atas memiliki dua informasi yang penting, yaitu nilai dan arah, sehingga kita golongkan mereka sebagai vektor!
       Benda yang bergerak dengan kecepatan 10 m/s artinya setiap detik, perpindahan yang dilakukan oleh benda tersebut sejauh 10 m pada arah tertentu.
Ada seorang berlari di sebuah lintasan yang lurus dari A ke B kemudian berbalik arah dan berhenti di C.
pelari1
Seandainya titik A dan titik B berjarak 10 meter dan titik C berjarak 5 meter dari A. Tentukanlah jarak dan perpindahan dari gerak pelari tersebut !
Pertama, kita dapat menempatkan sebuah garis (sumbu) gerak sebagai berikut:
pelari2
Mari kita beri nama sumbu ini sebagai sumbu x. Kita namai titik A sebagai titik x = 0, titik B adalah titik x = 10, dan titik C adalah titik x = 5. Kemudian titik-titik yang lain sebagai x = 1, x = 2, x = 3 dan seterusnya, dimana jarak antara satu titik ke titik berikutnya adalah sejauh 1 meter.
pelari3
Tujuan dari pembuatan sumbu gerak dengan ukuran panjang pada sumbu tersebut adalah untuk mempermudah kita dalam melihat jarak dan perpindahan dari gerak orang tersebut.
pelari4
Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa orang itu bergerak dari A ke B sejauh 10 meter lalu berbalik arah sejauh 5 meter dan berhenti di C, maka jarak yang ditempuhnya adalah sejauh 15 meter. Jadi jarak merupakan panjang total dari lintasan yang ditempuh oleh benda. Sementara itu, perpindahan orang tersebut dapat kita gambarkan menggunakan sebuah panah yang berasal dari tempat awal (A)dan berakhir di tempat akhir (C).
pelari5
Dari gambar panah tersebut, dapat dilihat bahwa orang berpindah ke arah kanan sejauh 5 meter. Perlu diperhatikan bahwa jarak tidak memiliki arah, namun perpindahan memiliki arah!
       Kini kita akan melihat kasus kedua tentang perpindahan. Jeslo berjalan 3 meter ke arah Utara, kemudian berbelok ke arah Timur sejauh 4 meter. Berapakah jarak dan perpindahan yang dilakukan oleh Jeslo ? Arah mata angin adalah sebagai berikut :
arah mata angin
Perpindahan yang dilakukan oleh Jeslo adalah sebagai berikut:
Amir
Dapat kita lihat jarak yang ditempuh oleh Jeslo sejauh 7 meter dan perpindahannya sebesar 5 meter.
Sekarang kita  belajar beberapa konsep dasar yang akan sering kita jumpai dalam mempelajari gerak.
2.B.1 Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat
       Ada satu konsep dasar umum yang perlu kita kenal, yakni yang dinamakan LAJU PERUBAHAN RATA-RATA (average rate of change), selanjutnya kita sebut sebagai laju perubahan. Secara matematika, laju perubahan besaran A ditulis sebagai Delta A/Delta waktu,  dimana DELTA menunjukkan perubahan nilai, nilai akhir dikurangi nilai awal. Suatu besaran yang mengalami perubahan (posisi, panjang, dan sebagainya) memiliki laju perubahan. 
Laju Perubahan
       Laju perubahan suatu besaran mengandung pengertian sebagai perubahan besaran tersebut terhadap waktu (dibagi dengan suatu selang waktu tertentu). Misalkan, mula-mula terdapat sebuah wadah yang memuat 100 liter air, jika wadah tersebut bocor sehingga mengakibatkan seluruh air keluar dari wadah itu dalam waktu 20 menit. Maka laju perubahan volume air dalam wadah tersebut dari keadaan mula-mula hingga wadah kosong adalah -100 liter/20 menit (-5 liter/menit).
       Hal yang sama juga dapat kita terapkan pada gerak. Benda yang bergerak/berpindah tempat memiliki laju perubahan posisi benda atau dinamakan kecepatan rata-rata, yakni ukuran yang menyatakan perubahan posisi benda (perpindahan) dibagi dengan suatu selang waktu. Hati-hati, laju perubahan HENDAKNYA tidak dibingungkan dengan istilah kelajuan rata-rata yang akan kita jumpai nanti sebagai jarak tempuh dibagi waktu.
       Kecepatan dapat bernilai positif dan negatif, bergantung kepada arah gerak benda. Dapat kita sepakati bahwa untuk benda yang bergerak ke kanan maka nilai kecepatannya adalah positif dan sebaliknya. Secara fisik, kecepatan yang kita rasakan dalam pengalaman sehari-hari merupakan kecepatan sesaat, yang besarnya dapat diukur dengan alat ukur speedometer.
Gambar 2.6 Speedometer, alat untuk mengukur besar kecepatan.
Gambar  Speedometer, alat untuk mengukur besar kecepatan.
  

2.B.2 Percepatan Dalam Fisika
       Percepatan merupakan suatu konsep yang abstrak dalam fisika. Meskipun kita memiliki definisi yang jelas tentang percepatan, yakni sebagai perubahan kecepatan dibagi selang waktu. Namun, tetap saja bagi banyak murid, hal tersebut masih sulit dimengerti.  Malah ada sebagian murid yang tidak dapat membedakan antara percepatan dan kecepatan.
       Kesulitan dalam memahami percepatan ini timbul sebagai akibat sulitnya membayangkan tentang hal tersebut dalam pengalaman sehari-hari. Deskripsi yang sering kali diberikan adalah jika benda mula-mula diam, lalu bergerak, maka benda memiliki percepatan. Penjelasan demikian memang sudah cukup baik, namun belum lengkap. Banyak aspek yang ada dalam percepatan. Benda yang berbelokpun juga memiliki percepatan meskipun besar dari kecepatan benda tersebut tidak berubah
       Hal kedua adalah bagi murid yang tidak memiliki dasar matematika yang kuat. Pemahaman kecepatan sebagai perubahan kecepatan masih agak membingungkan, dimana kecepatan sendiri merupakan sebuah besaran yang adalah hasil dari suatu perubahan. Ini seperti perubahan di dalam suatu perubahan.
       Salah satu pendekatan yang mudah dan dapat dicoba saat awal menjelaskan tentang percepatan adalah dimulai dari satuan percepatan itu sendiri, misalkan m/s2. Satuan ini dapat dituliskan juga sebagai (m/s)/s. Dimana menyatakan suatu perhitungan pada kecepatan benda dibagi dengan waktu. Namun kemudian dijelaskan bahwa ini adalah suatu pendekatan awal yang sederhana untuk memahami percepatan.
       Pendekatan kedua yang dapat dicoba adalah dengan menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan percepatan itu sendiri menggunakan bahasa. Dalam bahasa Inggris, terdapat dua kata yang jelas untuk membedakan keduanya, yakni kata fast untuk menggambarkan kecepatan dan kata quick untuk menggambarkan percepatan. Mungkin, kedua kata tadi dapat kita terjemahkan sebagai cepat dan gesit/sigap. Pesawat yang bergerak dengan kecepatan tinggi, belum tentu gesit. Seekor burung yang gesit, belum tentu bergerak dengan kecepatan yang tinggi (relatif).
       Tanpa bermaksud merendahkan Bahasa Indonesia, sayangnya banyak istilah-istilah Fisika yang menggunakan Bahasa Inggris memang terasa lebih tepat. Jadi, ada baiknya ketika kita mempelajari Fisika, kita juga sudah mulai diperkenalkan terhadap istilah berbahasa Inggris. Tentu hal tersebut bukan untuk alasan agar terdengar lebih hebat, namun, lebih karena makna yang terdapat di dalamnya. Hal-hal ini adalah hanya untuk membantu membedakan antara kedua hal tadi yakni kecepatan dan percepatan. Tentu ini semua belum sempurna, namun segala usaha untuk membuat siswa memahami makna dari percepatan dan dapat membedakan dengan kecepatan perlu kita upayakan.
       Secara matematika, kecepatan dan percepatan sangatlah berhubungan erat. Untuk melihat penjelasan yang lebih detail, silakan melihat Playlist Video Kelas Fisika Pak Ade materi ke-2 mengenai:
1. Percepatan rata-rata
2. Percepatan sesaat

2.B.3 Antara Posisi, Kecepatan dan Percepatan
       Dalam video-video tentang kecepatan dan percepatan di Sub Bab sebelumnya, kita belajar bagaimana dari posisi benda, kita bisa mendapatkan kecepatan dan percepatan benda tersebut. Kini, apabila kepada kita diberikan percepatan gerak benda, maka sekarang kita akan mencoba mendapatkan besaran yang sebaliknya yakni kecepatan dan posisi benda tersebut.
       Ide yang perlu dimengerti di bagian ini sebenarnya adalah, pertama, bahwa antara posisi, kecepatan dan percepatan sangatlah berkaitan erat dan secara matematis dapat dicari menggunakan kalkulus diferensial dan integral.
posisi dst
Kedua, konsep dasar yang penting dan setidaknya harus dipahami dengan benar adalah mengenai kecepatan rata-rata dan percepatan rata-rata.
 Gerak Satu Dimensi (pada sebuah sumbu)
       Gerak satu dimensi merupakan gerak yang paling mendasar dalam Fisika, dimana benda bergerak hanya pada suatu garis/sumbu. Gerak satu dimensi ini dapat membantu kita melihat perbedaan antara perpindahan dan jarak, serta antara kelajuan dan kecepatan karena hal-hal tersebut penting untuk dipahami dalam materi gerak.
       Pada kasus dimana benda hanya bergerak ke satu arah saja (tanpa berbalik arah), maka besar perpindahan benda dengan jarak yang ditempuh benda adalah sama, namun harus dipahami bahwa besar suatu perpindahan tidaklah selalu sama dengan jarak yang ditempuh benda sebab hal tersebut bergantung kepada lintasan yang ditempuh oleh benda, hanya pada gerak ke satu arah tertentu saja yang menghasilkan besar perpindahan sama dengan jarak. Demikian juga dengan besar kecepatan dan kelajuan benda, pada gerak ke satu arah, keduanya sama. Namun sekali lagi, ini hanya terjadi pada benda yang bergerak ke satu arah tertentu saja.
       Dalam materi gerak satu dimensi, pertama kita akan mempertajam pemahaman kita tentang jarak dan kelajuan rata-rata, lalu kita akan belajar tentang gerak yang umum dipelajari di SMA, yakni gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan gerak jatuh bebas (GJB), dimana pada dua gerak terakhir tersebut, benda memiliki percepatan yang bernilai tetap, sehingga kecepatan benda akan mengalami perubahan secara teratur, dimana secara umum memiliki bentuk matematis, v = v0 + a.t
       Meskipun demikian, ada gerak lurus yang percepatannya tidaklah tetap, namun mengalami perubahan saat benda tersebut bergerak. Ada yang menyebut gerak ini sebagai gerak lurus berubah tidak beraturan atau semacam itu, intinya, percepatan memiliki fungsi waktu, apapun itu bentuknya. Biasanya gerak semacam ini hanya dipelajari untuk sekadar berlatih pemahaman hubungan antara posisi, kecepatan dan percepatan sebagai fungsi waktu.
       Ketika belajar gerak, maka menyatakan/menggambarkan gerak benda ke dalam bentuk grafik terhadap waktu merupakan hal yang perlu dilatih, sebab grafik-grafik tersebut cukup sering membantu kita dalam menyelesaikan soal-soal gerak. Kedua, dengan grafik, kita juga dapat mencari beberapa informasi lain yang terkait didalamnya. Sebagai contoh adalah grafik kecepatan terhadap waktu. Ada suatu hal yang dapat diperhitungkan secara sederhana dengan menggunakan grafik kecepatan terhadap waktu, yaitu perpindahan (juga jarak) yang ditempuh benda dan percepatan benda.
       Sekarang perhatikan contoh sederhana ini. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan yang tetap 5 m/s.
kec vs timePerhatikan bagaimana jarak yang ditempuh oleh benda dari waktu ke waktu, pada detik pertama, jarak yang telah ditempuh adalah sejauh 5 m, pada detik kedua jarak yang telah ditempuh sejauh 10 meter dan seterusnya. 
GLBKita kemudian dapat membuat sebuah grafik yang menghubungkan antara jarak yang ditempuh terhadap waktu.
jarak vs timeAda suatu hubungan yang menarik antara grafik kecepatan terhadap waktu dengan jarak yang ditempuh oleh benda tersebut, dapatkah kamu melihat hal tersebut?
Apabila kita menghitung luas daerah yang berada di bawah grafik kecepatan terhadap waktu maka nilainya adalah sama dengan nilai jarak yang ditempuh tiap waktu.
jarak luas

2. Gerak dengan Kecepatan Tetap (Gerak Lurus Beraturan)
       Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki kecepatan yang tetap setiap saat. Jadi, besar dan arah kecepatan benda selalu sama kapanpun (meskipun dalam pengalaman sehari-hari, hal tersebut sangat jarang terjadi pada benda yang bergerak).  Dikarenakan kecepatan yang tetap/tidak berubah, maka perubahan kecepatan bernilai nol, sehingga percepatan pada gerak lurus beraturan juga bernilai nol. Benda yang bergerak lurus beraturan akan menempuh jarak yang sama setiap satuan waktu gerak benda.
       Gambar di bawah memperlihatkan mobil yang bergerak dengan kecepatan yang tetap, kecepatan yang dipercepat secara teratur dan kecepatan yang diperlambat secara teratur.
Gambar 2.7 Perbedaan jarak tempuh benda yang (a) bergerak lurus beraturan, (b) bergerak dipercepat dan (c) bergerak diperlambat.
Gambar  Perbedaan jarak tempuh benda yang (a) bergerak lurus beraturan, (b) bergerak dipercepat dan (c) bergerak diperlambat.
       Jika kita melakukan percobaan dengan memasang perekam gerak berupa ticker timer, maka rekaman titik-titik posisi benda akan sama jaraknya pada pita ticker timer tersebut.
Gambar 2.8 Rekaman pita ticker timer pada benda yang bergerak lurus beraturan
Gambar  Rekaman pita ticker timer pada benda yang bergerak lurus beraturan
       Salah satu cara yang mudah dalam memahami gerak lurus beraturan adalah dengan mengerti makna dari besar kecepatan benda. Misalkan, benda bergerak dengan kecepatan 5 m/s artinya adalah dalam 1 detik, ia akan berpindah sejauh 5 meter.
GLB
Semakin besar kecepatan benda tersebut maka perpindahan yang dilakukannya akan menjadi semakin besar. Pada benda yang bergerak dengan kecepatan 10 m/s maka setiap detiknya benda menempuh jarak 10 meter.
GLB10
Apabila kita menggambarkan grafik posisi terhadap waktu, maka kita akan melihat bahwa pada gerak lurus beraturan, grafik tersebut berupa sebuah garis miring.
Gambar 2.9 Grafik posisi terhadap waktu dari benda yang bergerak lurus beraturan.
Gambar 2.9 Grafik posisi terhadap waktu dari benda yang bergerak lurus beraturan.
Maka kecepatan, posisi akhir, posisi awal dan waktu dapat dituliskan sebagai:
grafik glb1Dapat kita lihat bahwa fungsi posisi terhadap waktu dari benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai bentuk matematis sebagai fungsi linear/garis. Tentu pengetahuan fungsi gerak benda (posisi, kecepatan dan percepatan) terhadap waktu bukan suatu hal yang mutlak harus dikuasai pada saat mulai belajar tentang gerak. Ada begitu banyak cara yang cerdas dalam menyelesaikan sebuah soal gerak, di sinilah kita diajarkan tentang pentingnya berlatih banyak soal dan melihat penyelesaian yang paling mudah dan dapat dimengerti.

2. Gerak dengan Percepatan Tetap (Gerak Lurus Berubah Beraturan)
       Kecepatan dapat mengalami perubahan oleh karena dua hal, yakni berubah nilainya dan berubah arahnya. Dalam kedua hal tadi, maka benda memiliki percepatan!
Gambar 2.10 Gerak yang memiliki percepatan/perlambatan.
Gambar  Gerak yang memiliki percepatan/perlambatan.
Dalam bagian ini kita akan memfokuskan pada benda yang memiliki percepatan sebagai akibat perubahan dari besar kecepatan benda. Ada sebuah mobil bergerak mula-mula dari keadaan diam, artinya kecepatan awal mobil tersebut adalah 0 m/s. Lalu 1 detik berikutnya berubah menjadi 2 m/s dan 1 detik kemudian berubah menjadi 4 m/s lalu menjadi 6 m/s, 8 m/s, 10 m/s dan seterusnya.
gambar glbbDapatkah kamu menggambarkan grafik kecepatan mobil tersebut terhadap waktu?
Untuk benda yang bergerak dipercepat secara teratur/GLBB, kecepatan benda berubah dengan besar perubahan kecepatan selalu sama setiap detiknya sehingga penambahan/pengurangan kecepatan selalu sama. Jika kita gunakan ticker timer untuk menandai posisi benda ketika bergerak, maka pada benda yang dipercepat, jarak antara satu titik dengan titik berikutnya akan bertambah jauh sedangkan pada benda yang diperlambat, jarak antar titik akan semakin bertambah dekat.
Gambar 2.11 Benda yang bergerak lurus dipercepat beraturan.
Gambar  Benda yang bergerak lurus dipercepat beraturan.
Gambar 2.12 Benda yang bergerak lurus diperlambat beraturan.
Gambar  Benda yang bergerak lurus diperlambat beraturan.
Sekarang kita akan melihat perbedaan jarak tempuh pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap/GLB dengan  benda yang begerak lurus berubah beraturan/GLBB.
perbandingan glb glbb       Untuk dapat menghitung jarak yang ditempuh oleh benda yang bergerak secara GLBB, kita dapat membayangkan sebuah mobil yang dipercepat secara teratur, misalnya dari 5 m/s menjadi 6 m/s. Dalam 1 detik benda tersebut bergerak, maka jaraknya adalah nilai tengah dari jarak-jarak yang ditempuh oleh benda dengan 5 m/s dan benda dengan 6 m/s, yakni 5.5 meter.
jarak glbbKini kita coba pikirkan lebih jauh dengan benda tadi dipercepat hingga mencapai 9 m/s maka jarak-jarak yang ditempuh setiap interval 1 detik akan seperti gambar berikut:
jarak glbb2Selajutnya kita dapat menggambar grafik kelajuan/kecepatan  dan juga grafik jarak terhadap waktu
grafik glbb2
       Perhatikan bahwa grafik kelajuan/kecepatan terhadap waktu pada benda yang bergerak lurus berubah beraturan akan berupa sebuah garis miring, sedangkan grafik jarak  terhadap waktu akan membentuk suatu parabola.
Dengan menggunakan grafik kecepatan terhadap waktu,kita juga dapat mencari nilai percepatan gerak benda. Percepatan benda tersebut dapat dihitung sebagai gradien/kemiringan dari garis tersebut yakni perubahan kecepatan (v – v0) dibagi interval waktu (t).
grafik glbb3Sehingga
rumus glbbLalu, jarak yang ditempuh dapat dihitung dengan menggunakan luas di bawah grafik kecepatan terhadap waktu.
rumus glbb2Dengan menggunakan v = v0 + a.t maka :
rumus glbb3Dari rumus jarak tersebut, maka kita bisa mendapatkan fungsi posisi dengan cara mengganti jarak sebagai perpindahan (perubahan posisi = posisi akhir-posisi awal). Sehingga secara umum, fungsi posisi untuk benda yang bergerak berubah beraturan juga dapat ditulis:
rumus glbb4

Latihan soal GLB dan GLBB:
1. Ada anak berjalan menurut grafik posisi terhadap waktu seperti gambar. Tentukan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata anak itu dari t = 0 s hingga t = 6 s!
smaller
2. Seorang anak berjalan dengan grafik kecepatan terhadap waktu seperti pada gambar. berapakah kelajuan rata-ratanya dan kecepatan rata-ratanya?
grafik kecepatan vs waktu smaller3. Sebuah mobil dari keadaan diam dipercepat seperti pada gambar hingga bergerak selama 5 detik. Berapakah jarak yg ditempuh dan kecepatan pada detik ke-5 tersebut?
a vs t smaller4. Ada mobil bergerak menurut garis lurus dari A ke B dan kembali ke A lagi, jika ketika bergerak dari A ke B kelajuannya 30 km/jam, dan ketika bergerak kembali dari B ke A kelajuannya 60 km/jam, berapakah kelajuan rata2nya dan kecepatan rata2nya ?
5. Duah buah mobil mula-mula berjarak 1000 meter, kemudian bergerak saling menuju. Kelajuan mobil pertama 3 m/s, kelajuan mobil kedua 2 m/s. Apabila saat mobil mulai bergerak, seekor lebah bergerak bolak-balik antara dua mobil itu dengan. Kelajuan 5 m/s. Hitunglah jarak total yang ditempuh oleh lebah sampai dengan kedua mobil bertemu!
6. Seorang agen rahasia berdiri di atas jembatan pada posisi 3/8 panjang jembatan tersebut (3/8 d). Saat agen tsb melihat mobil yang melaju dengan kelajuan yang tetap V, maka agen tersebut berlari dengan kelajuan yang tetap 10 m/s. Namun sungguh malang, ia akan tertabrak mobil di A jika ia berlari ke kiri dan ia akan tertabrak di B jika ia berlari ke kanan. Berapakah kelajuan mobil tersebut (V)?
pelari
7. Dua buah mobil A dan B bergerak dengan kecepatan konstan sepanjang garis PQ sepanjang 2000 meter. A bergerak dari P dengan kecepatan 20 m/s dan berangkat 5 detik lebih awal dari B. B bergerak dari P juga dengan kecepatan tetap 30 m/s. Dimanakah B akan menyusul A dan dimanakah B akan berpapasan dengan A setelah kembali dari Q!
8. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 54 km/jam. Tiba-tiba mobil di rem dan berhenti setelah 2 detik. Hitunglah jarak yang ditempuh mobil tersebut selama pengereman!
9. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 25 m/s. Setelah menempuh jarak 500 m, kecepatannya menjadi 10 m/s. Hitunglah perlambatan mobil tersebut!
10. Dua mobil bergerak saling menuju. A mula-mula bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s, dipercepat dengan percepatan 5 m/s2. B mula-mula bergerak dengan kecepatan awal 20 m/s dan dipercepat 10 m/s2. Jarak mula-mula antara A dan B adalah 1000 m. Dimanakah mereka bertemu jika A berangkat 5 detik lebih awal dari B?
11. Sebuah benda bergerak dari keadaan diam dan dipercepat 3 m/s2 lalu diperlambat dengan perlambatan sebesar 2 m/s2 hingga berhenti. Jika total waktu yang diperlukan untuk gerak tersebut adalah 30 detik. Hitunglah jarak yang ditempuh benda tersebut !
12. Sebuah motor A dan mobil B bergerak dengan grafik kecepatan terhadap waktu seperti pada gambar.
gerak1– Hitunglah percepatan motor selama 0.2 jam pertama!
– Berapakah jarak yang ditempuh motor selama 0.3 jam pertama!
– Pada saat kapankah mobil akan bertemu dengan motor!
13. Andy dapat menempuh jarak rumah ke pasar dalam waktu 16 menit, Budi dapat menempuh jarak dari pasar ke rumah dalam waktu 24 menit. Anggap lintasan antara rumah dengan pasar adalah sebuah garis lurus, juga Andy dan Budi bergerak dengan kelajuan tetap. Jika Andy berangkat dari rumah pada menuju pasar pukul 07.00 sedangkan Budi berangkat dari pasar menuju rumah pada waktu 07.02, mereka pada suatu waktu akan bertemu di sebuah tempat pada lintasan tersebut. Apabila saat mereka bertemu,  selisih antara jarak yang telah ditempuh oleh Andy dengan jarak yang telah ditempuh oleh Budi adalah sejauh 200 meter. Berapakah jarak antara rumah dan pasar ?
Andy dan Budi14. Benda bergerak dipercepat beraturan. Anggap pada saat mula-mula benda dalam keadaan diam, sehingga kelajuan awalnya adalah 0 m/s. Jika setiap detik kecepatan benda bertambah 10 m/s.
a. Hitunglah jarak yang ditempuh
– dari t = 0 s ke t = 1 s,
– dari t = 0 s ke t = 2 s,
– dari t = 0 s ke t = 3 s,
b. Gambarkan grafik jarak yang ditempuh terhadap waktu !
15. Perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu di bawah ini, sebuah mobil bergerak pada suatu arah tertentu (sebut saja arah x). Dapatkah kamu menceritakan bagaimana gerak mobil tersebut ?
soal grafik kec15. Usain Bolt, pelari 100 m, memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 9,58 detik. Bagaimana kelajuan lari Usain Bolt dapat kita lihat pada gambar 11. Diskusikanlah bagaimana gerak dari Usain Bolt menggunakan gambar di bawah ini !
usain16. Kendaraan A dan B bergerak dari tempat yang sama pada sebuah lintasan lurus, dengan grafik kecepatan seperti pada gambar. Kapankah mereka memiliki kecepatan yang sama? berapakah selisih jarak antara mereka pada saat tersebut?
gerak2 2. Gerak Jatuh Bebas
Gambar 2.13 Galileo menjatuhkan dua benda yang berbeda massa dari balkon menara miring Pisa.
Gambar 2.13 Galileo menjatuhkan dua benda yang berbeda massa dari balkon menara miring Pisa.
       Menurut legenda, Galileo pernah melakukan percobaan menjatuhkan dua benda yang berbeda beratnya. Menurut keyakinan orang-orang pada saat itu, benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat ketimbang benda yang ringan.
Galileo memperlihatkan bahwa mereka jatuh dalam waktu yang hampir bersamaan. Kedua benda yang jatuh bebas ditarik oleh gravitasi bumi sehingga pada geraknya terdapat percepatan  yang nilainya sebesar 9.8 m/s2≈ 10 m/s2, artinya kecepatan benda mengalami perubahan sebesar 10 m/s setiap detiknya.
Secara umum, hubungan antara kecepatan, percepatan gravitasi dan waktu gerak benda dapat dituliskan sebagai berikut:
v gjbLalu antara posisi akhir benda, posisi awal benda, kecepatan mula-mula, dan percepatan gravitasi dapat ditulis sebagai berikut:
posisi gjbdimana biasanya untuk mempermudah perhitungan, maka nilai g yang kita gunakan adalah 10 m/s2. Fungsi kecepatan dan posisi tersebut berlaku secara umum, baik pada saat benda bergerak ke atas ataupun bergerak turun ke bawah. Kita tidak perlu membedakan tanda positif atau negatif untuk g pada keduanya.
Latihan soal Gerak Jatuh Bebas:

1. Apabila dianggap tidak ada gesekan udara, bola yang dilempar vertikal dari tanah akan sampai ke titik tertingginya dalam waktu yang sama ketika bola tersebut turun kembali sampai ke tanah. Nah, sekarang anggap ada suatu gaya gesek dan nilainya tetap, menurutmu, manakah yang lebih cepat, saat bergerak naik atau saat bergerak turun?
Small girl throwing a red ball in the air with white and snow background, Luxemburg
2. Soal ini dapat digunakan di sekolah bersama teman-teman untuk eksperimen mencari nilai percepatan gravitasi. Hanya diperlukan 3 orang/grup dan gedung sekolahnya yang setidaknya memiliki 3 lantai.
Seorang anak melempar bola (hijau) dari atas tanah, lalu Timer 1 dan Timer 2 mencatat waktu menggunakan stopwatch, mereka memulai pengukuran dan menghentikan pengukuran stopwatch saat bola tepat di depan pandangan mata mereka ketika bergerak naik dan turun.
Dimana waktu yg dicatat Timer 1 dan Timer 2 adalah t1 dan t2. Jika perbedaan ketinggian mereka adalah h (harus diukur terlebih dahulu!), maka nilai percepatan gravitasi adalah seperti pada gambar, g = (α.h)/t12 – t22, dimana alpha merupakan suatu bilangan. Berapakah nilai α? Setelah nilai α kita dapat, barulah kita dapat mencari nilai g dalam eksperimen tsb!
gravity timer
3. Sebuah benda dilempar vertikal dengan kecepatan awal 30 m/s, tentukan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata dari detik ke 2 sampai dengan detik ke 4? anggap tidak ada gesekan, hanya pengaruh gravitasi saja.
4. Sebuah benda dijatuhkan dari sebuah ketinggian, anggap ketika benda jatuh, ia mendapat gaya gesek yang besarnya sebanding dengan besar kecepatan benda, tentukan besar kecepatan benda terhadap waktu ! Berapakah kecepatan terminal benda ?
5. Pada tahun 1971, David Scott, seorang astronot menjatuhkan palu dan bulu di bulan. Ia menjatuhkan pada saat yang bersamaan. Manakah yang akan jatuh terlebih dahulu di permukaan bulan ?
A. Palu
B. Bulu
C. Bersamaan
Mengapa ?
astronot
6. Sebuah bola dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal, dimana medium ruangan akan menghasilkan gaya gesek yang besarnya sebanding dengan kelajuan benda. Jika kita gambarkan grafik antara percepatan gerak terhadap waktu. Manakah grafik di bawah ini yang akan menggambarkan percepatan gerak benda tsb?
grafik a
Manakah grafik yang menggambarkan kecepatan benda tersebut?
grafik v7. Sebuah roket meluncur dari tanah, dengan kecepatan awal 50 m/s, roket mendapat percepatan dari bahan bakar sebesar 5 m/s2. Jika pada ketinggian 1000 meter bahan bakar roket habis. Hitunglah:
– Waktu ketika roket mencapai posisi tertinggi
– Posisi tertinggi roket tersebut
– Waktu tiba di tanah
– Besar kecepatan roket saat tiba di tanah!

Selasa, 15 Maret 2016

flame always upwards ( nyala api selalu keatas )







Mengapa api selalu mengarah ke atas? Mengapa bukan ke kiri, ke kanan, atau ke bawah? Seperti biasa, kita akan membahasnya dengan ilmu fisika. Inilah indahnya fisika, kita dapat memahami kejadian alam.
 
Pertama-tama mari kita kenal lebih jauh apa sebenarnya api itu. Api merupakan suatu area gas di mana terjadi proses oksidasi dengan laju tinggi. Oksidasi sendiri merupakan reaksi kimia antara suatu zat dan oksigen. Contoh lain oksidasi adalah proses perkaratan besi, akan tetapi oksidasi tipe ini berlangsung lama, sedangkan oksidasi pada api berlangsung sangat cepat. Reaksi oksidasi yang terjadi pada api membebaskan banyak energi sehingga timbul panas dan cahaya. Itulah sebabnya api menghasilkan panas dan memancarkan cahaya.


Beri berkarat: Proses oksidasi
Terjadinya api merupakan salah satu aplikasi sederhana dari teori Einstein yang terkenal, E = mc2, yaitu bahwa massa dan energi adalah setara. Untuk menghasilkan energi, kita perlu menghancurkan massa. Begitu pula api. Dengan menghancurkan (membakar) massa dalam sebatang kayu, kita mendapatkan energi (api).

Karena api menghasilkan panas, maka gas yang menjadi tempat kobaran api ikut menjadi panas. Ketika gas dalam keadaan panas, molekul gas tersebut bergerak makin cepat sehingga terpisah semakin jauh satu dengan lainnya. Hal ini mengakibatkan gas panas itu mengalami pemuaian (volumenya membesar). Karena terjadi pertambahan volume, maka massa jenis gas itu mengecil (menjadi lebih ringan). Sementara itu, gas udara di sekitar api (yang lebih dingin) memiliki massa jenis lebih besar (lebih berat). Alhasil, gas panas api bergerak ke atas (terjadi efek apung). Ketika gas panas api naik, udara sekitar yang lebih dingin turun mengisi kekosongan. Udara inipun terbakar dan membentuk api sehingga kembali bergerak ke atas. Begitu seterusnya.

Jika kita analisis lebih jauh, udara dingin yang berat dapat bergerak turun mengganti posisi gas api karena udara dingin tersebut ditarik oleh gaya gravitasi. Jadi, dapatlah kita katakan bahwa arah nyala api selalu berlawanan dengan arah gaya gravitasi. 

Muncul pertanyaan lanjutan, apakah kita bisa menyalakan lilin di luar angkasa? Jawabannya adalah tidak bisa, karena api terbentuk dari proses oksidasi sehingga harus ada oksigen. Di luar angkasa tidak ada oksigen sehingga api tidak bisa terjadi. Jika kita membawa suatu tabung berisi oksigen ke luar angkasa, barulah kita dapat menyalakan lilin di sana. Ketika lilin telah menyala dalam tabung, ke manakan arah apinya? Apinya akan mengarah berlawanan dengan arah gravitasi. Jika gravitasi mengarah ke kanan, maka api mengarah ke kiri. Jika gravitasi mengarah ke atas, maka api mengarah ke bawah. Andaikata lilin tersebut dinyalakan di tempat yang bebas gravitasi, maka apinya akan mengarah ke segala arah secara acak. 

Kimia Lilin  

Kenapa Lilin Bisa Menyala dan Rahasia Api


Struktur Lilin

Lilin merupakan teknologi kuno manusia yang telah ada ribuan tahun lamanya. Lilin pada awalnya digunakan hanya untuk penerangan (api) saja, namun berkembang hingga digunakan sebagai bagian dari upacara khusus.

Lilin sendiri memiliki struktur yang sederhana. Yang pertama ialah Wax (padatan lilin) dan sumbu di bagian tengahnya.Wax pada lilin merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari destilasi fraksional suatu minyak bumi. 

Kimia Lilin  
 

Bagaimana lilin bisa menyala?

Lilin menyala karena sumbu yang dilapisi oleh wax. Saat sumbu dibakar dengan api, lilin menyala kemudian panas dari api menyebabkan wax yang padat meleleh menjadi cairan. Cairan wax ini terserap oleh sumbu lilin sehingga naik ke atas, kemudian wax ini menjadi bahan bakar untuk nyala api.

Terbentuknya Nyala Api

Pernahkah kalian melakukan percobaan ini, menutup lilin yang menyala dengan gelas? Apa yang terjadi? Apakah seperti ilustrasi di bawah ini?  

Kimia Lilin  

Jika iya, maka selain bahan wax lilin hal lain yang diperlukan untuk menyalakan api ialah adanya gas Oksigen di Udara. Sehingga jika kamu menutup lilin dengan gelas, maka api pada lilin akan padam, karena tidak adanya gas oksigen yang mencukupi untuk terjadinya reaksi pembakaran.

Reaksi Pada Lilin

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian reaksi yang terjadi pada lilin ialah seperti dibawah ini: 
Kimia Lilin

Kenapa Api mati ketika ditiup?

Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini, pertama karena nafas kita mengandung karbondioksida yang akan menggeser oksigen di sekitar sumbu api, sehingga api mati. Kedua, nafas kita mengandung kadar air yang cukup untuk mematikan api. Ketiga, hembusan angin kita menghamburkan gas lilin yang menjadi bahan bakar api, tanpa bahan bakar maka sumbu akan mati.

Kamis, 10 Maret 2016

System Sense / sensory in Humans

Sistem Indera / sensor  pada Manusia

Semua penyebab perubahan dalam tubuh kita dikenal dengan rangsang (stimulus). Rangsang dapat dibedakan mejadi dua, yaitu:
  • Rangsang dari luar       :  berupa bau, asin, manis, cahaya, kelembaban, tekanan, gaya berat, dan lain sebagainya.
  • Rangsang dari dalam    : berupa lelah, haus, nyeri, kenyang, pusing, dan lain sebagainya.
Umumnya rangsang akan diterima oleh alat tubuh yang khusus menerima rangsang, yaitu indera atau disebut juga reseptor. Reseptor yang bertugas sebagai penerima rangsangan dibedakan menjadi:
  1. Eksteroseptor (reseptor luar), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari luar, misalnya mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya.
  2. Interoseptor (reseptor dalam), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari dalam tubuh sendiri, misalnya rasa lapar, haus.
Berikut ini akan dibahas beberapa reseptor yang penting, yaitu:
  1. Kinestesis
  2. Indera Peraba
  3. Indera Pengecap dan Pembau
  4. Indera Pendengar
  5. Indera Penglihat

1.    Kinestesis

Kinestesis adalah indera yang terdapat pada otot, tulang, dan sendi. Indera ini termasuk proprioreseptor. Kinestesis dapat membantu koordinasi sikap tubuh. Misalnya kita dapat memakai baju walaupun mata tertutup.

2.    Indera Peraba (Mekanoreseptor / Tangoreseptor)

Indera peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di kulit. Ini semua merupakan eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai intereseptor adalah yang dapat merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya. Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.
Pada kulit bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai rangsangan:
  • ujung saraf bebas: menerima rangsang nyeri / sakit
  • korpuskel Meissner: menerima rangsang sentuhan
  • korpuskel Paccini : menerima rangsang tekanan
  • korpuskel Ruffini: menerima rangsang panas
  • korpuskel Krausse: menerima rangsang dingin
indera peraba pada kulit
Penampang kulit manusia

3.     Indera Pengecap dan Pembau  (Kemoreseptor)

Pengecap (lidah) adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa kimia yang larut dalam air. Sedangkan indera pembau (bukan pencium) berfungsi menangkap zat-zat kimia yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Indera pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan atas bagian-bagian:
  • tepi depan untuk rasa manis
  • belakang untuk rasa pahit
  • samping untuk asam
  • depan untuk rasa asin
Perlu dipahami bahwa sebenarnya area pengecap pada lidah tidak dibatasi seperti itu. Semua area pada lidah bisa mengecap semua rasa. Tetapi ada area tertentu yang lebih peka terhadap rasa tertentu seperti area-area di atas.
indera pengecap
Penampang lidah manusia
Bentuk puting pengecap pada indera lidah
Bentuk puting pengecap pada lidah
Skema penampang indera hidung manusia
Skema penampang hidung manusia
indera pembau dan pengecap
Pembau dan pengecap keduanya memberi kontribusi dalam merasakan makanan. Perhatikan bahwa kedua indera ini memiliki akses langsung ke pusat bau dan rasa di otak.

4.     Indera Pendengar (Phonoreseptor)

Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran manusia berupa telinga.
indera pendengar pada telinga manusia
Penampang struktur telinga manusia
Struktur telinga manusia
Terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga luar, bagian-bagiannya:
–    daun telinga
–    saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
2. Telinga tengah (ruangan timfani) terdiri atas:
–    gendang telinga/selaput pendengaran (membran timfani).
–    tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas:
–     martil(maleus)
–     landasan (inkus)
–     sanggurdi (stapes)
–    saluran Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.
3. Telinga dalam (Labyrinth) terdiri atas:
–    Organ pendengaran atau koklea (rumah siput).
Struktur rumah siput (koklea)
Rumah siput berupa saluran spiral terbagi atas 3 daerah, yaitu:
1.    Skala vestibuli yang terletak di bagian dorsal
2.    Skala media terletak di bagian tengah
3.    Skala timfani terletak di bagian ventral
Antara skala yang satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh:
–    membran vestibularis: memisahkan skala vestibuli – skala media.
–    membran tektoral memisahkan skala media –  skala timfani.
–    membran basilaris: memisahkan skala timfani – skala vestibuli.
Struktur koklea
Struktur organ Corti
Organ corti terdapat pada skala media, terdiri atas:
–    sel-sel rambut saraf pendengaran yang terdapat di dalam selaput dasar
–    membrana tektoralis atau selaput atas. Selaput atas terletak di atas sel-sel rambut, merupakan penerus getaran dari fenestra ovali ke sel-sel rambut lewat cairan limfe yang terdapat pada skala media.
–    organ keseimbangan: terdiri atas kanalis semi sirkularis (saluran setengah lingkaran), sakulus, dan utrikulus.
proses mendengar pada indera organ Corti
Struktur organ Corti. Inilah organ pendengaran yang sesungguhnya pada telinga manusia
Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea terdapat 24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz, tetapi ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.
Mekanisme transmisi pendengaran
Suara dari luar dapat sampai pada skala media dengan beberapa cara:
a.    Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali (tingkap oval) dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
b.    Penghantaran tulang: getaran yang terjadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.
mekanisme pendengaran pada indera telinga
Urutan mekanisme pendengaran pada telinga manusia. Perhatikan arah anak panah yang menggambarkan aliran getaran suara
Gangguan pada pendengaran
Tuli atau kurang tajam pendengaran, dapat disebabkan oleh:
a.    Tuli konduksi, dapat terjadi karena:
–     penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen
–     penebalan atau pecahnya membrana timfani
–     pengapuran tulang pendengaran
–     kekakuan hubungan stapes pada fenesta ovali.
b.    Tuli saraf dapat disebabkan oleh:
–     kerusakan saraf auditorius
–     kerusakan saraf pendengaran
Alat keseimbangan pada telinga

Reseptor keseimbangan terdapat dalam kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus.
a.     Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran)
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar disebut ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis. Pada cristae ampularis terdapat cupula yang berhubungan langsung dengan sel-sel reseptor keseimbangan. Kelembaman endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran/gerakan sehingga kita dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh.
b.    Sakulus dan utrikulus
Merupakan alat keseimbangan statis (statoreseptor) yaitu berfungsi memberikan respons terhadap perubahan kedudukan tubuh, misalnya tegak, miring, dan lain-lainnya. Pada dasar utrikulus terdapat makula (organ otolith). Kedudukan otolith ini akan berubah bila posisi kepala berubah.
alat keseimbangan pada indera pendengaran
Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan pada telinga manusia. Di dalamnya terdapat endolimfe. Bila endolimfe bergerak, maka cupula akan ikut bergerak. Gerakan cupula akan diterima oleh sel-sel reseptor dan diteruskan ke otak sehingga kita bisa merasakan gerakan maju, mundur, ke kanan, dan ke kiri.

5.    Indera Penglihat (Fotoreseptor)

Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel  fotoreseptor yang terdapat pada retina dapat dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima rangsangan cahaya yang tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas menerima rangsangan cahaya yang berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas menerima dan mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls, yang selanjutnya oleh otak diubah menjadi sensasi penglihatan.
struktur indera bola mata manusia
Penampang bola mata manusia
penampang indera bola mata
Beginilah penampang bola mata yang sebenarnya. Kiri: bagian berwarna hitam adalah koroid. Tampak di tengah adalah lensa mata. Kanan: tampak di tengah adalah lapisan retina yang melapisi permukaan dalam bola mata hingga ke bagian belakang.
1.     Struktur bola mata
Dinding bola mata terdiri atas 3 lapis, yaitu:
  • Sklera, berwarna putih dan merupakan lapisan terluar. Bagian depannya transparan dan disebut kornea.
  • Koroid, merupakan lapisan tengah yang berwarna hitam dan merupakan bagian yang berfungsi nutritif, karena banyak mempunyai pembuluh darah.
  • Retina, merupakan selubung terdalam, dan merupakan neuroepitelium, yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor. Pada lapisan retina inilah terdapat sel batang dan sel kerucut (sel fotoreseptor)
Di dalam bola mata terdapat:
  • Aqueous humor, yaitu cairan yang mengisi ruangan antara lensa mata dengan retina.
  • Viterous humor, ialah cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dengan kornea.
  • Lensa mata, bentuknya bikonveks, terikat oleh otot siliaris.
  • Iris (selaput pelangi), merupakan struktur berpigmen yang memberi warna mata. Tersusun atas serabut otot sirkular.
2.     Struktur retina
Tersusun atas 3 lapisan, yaitu:
  • lapisan neuroepitelium
  • lapisan bipolar
  • lapisan ganglion
Akson dari sel-sel ganglion berkumpul membentuk saraf optikus. Tempat berkumpulnya akson-akson tersebut bintik buta. Sedang dibagian lain dari retina terdapat suatu daerah yang banyak mengandung sel kerucut dan sel batang. Di tengahnya berupa lekukan yang hanya mengandung sel kerucut, disebut fovea sentralis (bintik kuning).
  • Sel basilus mengandung pigmen rodopsin (senyawa antara vitamin A dengan protein). Bila terkena sinar rodopsin terurai dan pada waktu gelap terbentuk lagi. Waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan rodopsin ini disebut waktu adaptasi, di mana kita akan kurang dapat melihat.
  • Sel konus banyak mengandung pigmen iodopsin, yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu yang peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Dari ketiga pasangan konus itu kita dapat menerima rangsang warna dari spektrum warna ungu sampai merah.
Gangguan indera penglihatan
Mata dikatakan normal bila dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat pada bintik kuning. Keadaan ini disebut mata emmertrop. Bila sinar yang datang tidak jatuh tepat pada bintik kuning, maka akan menimbulkan gangguan penglihatan. Berikut ini beberapa jenis gangguan penglihatan :
  • Mata hipermetrop, penyebabnya lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat dibantu dengan lensa cembung (positif).
  • Mata miop, penyebabnya lensa terlalu cembung, sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).
  • Mata presbiop. Ini adalah gangguan yang umumnya terdapat pada orang berusia lanjut. Cahaya sejajar yang datang difokuskan di belakang retina sebab lensa mata terlalu pipih karena daya akomodasi terlalu lemah.
  • Mata astigmat, bila cahaya sejajar yang datang tidak difokuskan ke satu titik. Di sebabkan oleh kornea yang tidak rata. Astigmat teratur, dapat dibantu oleh lensa silindris, sedangkan astigmat tidak teratur tidak dapat ditolong.
  • Hermeralopi atau rabun senja, disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Bila berkelanjutan akan diikuti gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), kemudian mengeringnya kornea (xeroftalmia) dan akhirnya mengalami keratomalasi (rusaknya kornea).
  • Buta warna, merupakan penyakit mata yang menurun dimana seseorang tidak bisa membedakan warna tertentu. Mata normal ialah mata yang memiliki 3 macam sel kerucut, yang disebut mata trikomat sedangkan mata dikromat hanya memiliki dua sel kerucut. Dengan demikian dapat terjadi kemungkinan: buta warna merah (protanopia) buta warna hijau (duteranopia), atau buta warna biru (tritanopia). Ketiganya disebut buta warna sebagian. Jenis penyakit buta warna lainnya adalah mata monokromat, yang hanya memiliki satu macam sel kerucut. Orang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih. Kasus seperti itu disebut buta warna total.