Lampu pijar adalah sumber
cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen
yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen
panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen
tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Gambar 1 Lampu pijar
Lampu pijar dipasarkan
dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi
dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu
pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan
sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara
bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Bola lampu listrik
sebenarnya ditemukan pada tahun 1879 secara bersamaan antara Sir Joseph Wilson
Swan dan Thomas Alva Edison. Pada tanggal 5 Februari 1879, Swan adalah orang
pertama yang merancang sebuah bola lampu listrik. Dia memperagakan lampu pijar
dengan filamen karbon di depan sekitar 700 orang, tepatnya di kota Newcastle
Upon Tyne, Inggris.
Namun, ia mengalami
kesulitan untuk memelihara keadaan hampa udara dalam bola lampu tersebut. Di
Laboratorium Edison – Menlo Park, Edison mengatasi masalah ini, dan pada
tanggal 21 Oktober 1879, ia berhasil menyalakan bola lampu dengan kawat pijar
yang terbuat dari karbon yang terus menyala selama 40 jam, setelah melakukan
percobaan- percobaan lebih dari 1.000 kali. Saat itu efikasi lampunya sebesar 3
lumen/watt.
Gambar 2 Joseph Swan dan
lampu percobaannya
Pada tahun 1913, filamen karbon lampu Edison diganti dengan filamen
tungsten atau wolfram, sehingga efikasi lampu dapat meningkat menjadi 20
lumen/watt. Sistem ini disebut system pemijaran (incandescence). Pada tahun
yang sama bola lampu kaca yang tadinya dibuat berupa udara, kemudian diisi
dengan gas bertekanan tinggi. Pada mulanya digunakan gas Nitrogen (N), setahun
kemudian diganti dengan gas Argon (Ar) yang lebih stabil dan mempunyai sifat
mengalirkan panas lebih rendah.
Gambar 3 Edison dan lampu
percobaannya
Pada riset lainnya
ditemukan bahwa dengan membentuk filamen menjadi spiral, maka panas yang timbul
menjadi berkurang, sehingga meningkatkan efikasi lampu. Untuk meningkatkan
efikasi lampu pijar, filamennya dibuat berbentuk spiral. Dengan berkembangnya
teknologi, produksi lampu pijar hingga kini masih berjalan, bahkan lampu pijar
mempunyai berbagai macam tipe. Secara umum lampu pijar mempunyai cahaya berwarna
kekuningan yang menimbulkan suasana hangat, romantis dan akrab, sehingga cocok
digunakan pada ruang-ruang berprivasi seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang
makan dan toilet.
Lampu pijar ini mempunyai
keunggulan antara lain :
Mempunyai
nilai ”color rendering index” 100% yang cahayanya tidak merubah warna asli
obyek;
Mempunyai
bentuk fisik lampu yang sederhana, macam-macam bentuknya yang menarik, praktis
pemasangannya;
Dan
harganya relatif lebih murah serta mudah didapat di toko-toko;
Instalasi
murah, tidak perlu perlengkapan tambahan;
Lampu
dapat langsung menyala;
Terang-redupnya
dapat diatur denga dimmer;
Cahayanya
dapat difokuskan.
Sedangkan kelemahan lampu
pijar antara lain:
Mempunyai
efisiensi rendah, karena energi yang dihasilkan untuk cahaya hanya 10% dan
sisanya memancar sebagai panas (400 oC);
Mempunyai
efikasi rendah yaitu sekitar 12 lumen/watt;
Umur
lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar 1000 jam);
Sensitif
terhadap tegangan;
Silau.
Sudah lebih dari 1 abad
manusia dapat menerangi kegelapan dengan lampu pijar ini yang kini telah
mempunyai berbagai macam tipe pada GLS (General Lamp Service), antara lain :
Bohlam Bening
Bohlam Buram
Bohlam berbentuk lilin
Lampu Argenta
Lampu Superlux
Lampu Luster
Lampu Halogen
Komponen utama dari lampu
pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari
wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan
kaki lampu.
Gambar 4 Bagian-bagian
lampu pijar
Bola lampu
Gas
bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
Filamen
wolfram
Kawat
penghubung ke kaki tengah
Kawat
penghubung ke ulir
Kawat
penyangga
Kaca
penyangga
Kontak
listrik di ulir
Sekrup
ulir
Isolator
Kontak listrik di kaki tengah
Pada dasarnya filamen
pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus listrik,
filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin
hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang
dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada
temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada
panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan dengan teori radiasi benda
hitam.
Indeks renderasi warna
menyatakan apakah warna obyek tampak alami apabila diberi cahaya lampu tersebut
dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka 100 artinya warna benda yang
disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi warna
lampu pijar mendekati 100.
Efisiensi lampu atau
dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus adalah nilai yang menunjukkan
besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam satuan
lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar
dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi
cahaya kasat mata.
Pada tegangan 120 volt,
nilai keluaran cahaya lampu pijar 100 W biasanya adalah 1.750 lumen, maka
efisiensinya adalah 17,5 lumen per Watt. Sementara itu pada tegangan 230 volt
seperti yang digunakan di Indonesia, nilai keluaran bolam 100W adalah 1.380
lumen atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini sangatlah rendah bila
dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih "ideal" yaitu
242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk cahaya pada panjang
gelombang hijau-kuning di mana mata manusia sangatlah peka. Efisiensi yang
sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, filamen wolfram
meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.
Pada tabel di bawah ini
terdaftar tingkat efisiensi pencahayaan beberapa jenis lampu pijar biasa
bertegangan 120 volt dan beberapa sumber cahaya ideal.
Tabel
1 Efisiensi Pencahayaan lampu pijar
Kontruksi
Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan lampu DOP, termasuk juga
lampu yang ditemukan pertama kali oleh Tomas Alva Edison.Lampu
incandescent terdiri atas beberapa bagian utama yaitu bulb atau bola
lampu, base lamp, dan filamen kawat pijar
a. Brass Base
Bentuk dari alat ini biasanya bulat spiral yang biasanya terbuat dari
bahan yang tahan panas agar tidak leleh jika di aliri arus listrik, dan
bagian ini dirancang untuk tahan terhadap korosi bahan ini berfungsi
untuk menghubungkan lampu dengan soket lampu/ fitting
b. Filament Stem Base
Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus filament kawat, sebagai
isolator, serta sebagai pondasi dasar kawat filament, bagian ini terbuat
dari kaca yang memiliki ketahanan panas tinggi dan tidak mudah pecah.
c. Filament Stem
Berfungsi sebagai penopang posisi filamen kawat sehingga tetap tegak berdiri, sehingga performa lampu tetap terjaga.
d. Lamp Gases
Gas murni yang yang digunakan utuk mengisi ruangan udara didalam tabung
kaca, biasanya di isi oleh gas aragon dn nitrogen, serta gas krypton
yang berfungsi sebagai penahan panas dalam tabung lampu.
e. Fimament Support
Bagian yang berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak bersentuhan, terdiri atas lima sampai enam kawat penyangga
Lampu incandescent terasa sangat panas karena temperatur tabung umumnya
mencapai 2700 kelvin, masa kerja lampu ini antara 750-2000 jam
Komponen utama dari lampu pijar adalah
bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram,
dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki
lampu.
Bola lampu
Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
Filamen wolfram
Kawat penghubung ke kaki tengah
Kawat penghubung ke ulir
Kawat penyangga
Kaca penyangga
Kontak listrik di ulir
Sekrup ulir
Isolator
Kontak listrik di kaki tengah
Bola lampu
Selubung gelas yang menutup rapat
filamen suatu lampu pijar disebut dengan bola lampu. Macam-macam bentuk
bola lampu antara lain adalah bentuk bola, bentuk jamur, bentuk lilin,
dan bentuk lustre.Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.
Gas pengisi
Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, danxenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi. Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa, perbedaannya terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.
Kaki lampu
Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu
berulir dan kaki lampu bayonet yang dapat dibedakan dengan kode huruf E
(Edison) dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang menunjukkan
diameter kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14.[12]
Operasi
Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat
dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar
antara 2800 derajat Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini
menyebabkan warna cahaya yang
dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan.Pada
temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya
pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan dengan teori
radiasi benda hitam. Indeks renderasi warna menyatakan
apakah warna obyek tampak alami apabila diberi cahaya lampu tersebut
dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka 100 artinya warna benda yang
disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi
warna lampu pijar mendekati 100.
Foto yang sangat diperbesar dari filamen lampu pijar 200 Watt.
Lampu putus
Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat laun akan terjadi penguapan pada filamen. Variasi pada resistansi sepanjang
filamen akan menciptakan titik-titik panas pada posisi dengan nilai
resistansi tertinggi..
Pada titik-titik panas tersebut filamen wolfram akan menguap lebih
cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan semakin tidak merata dan
nilai resistansi akan meningkat secara lokal; ini akan menyebabkan
filamen pada titik tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu
putus.Variasi diameter sebesar 1% akan menyebabkan penurunan umur lampu
pijar hingga 25%.
Selain menyebabkan putusnya lampu, penguapan filamen wolfram juga
menyebabkan penghitaman lampu. Elemen wolfram yang menguap pada lampu
pijar akan mengendap pada dinding kaca bola lampu dan membentuk efek
hitam. Lampu halogen menghambat proses ini dengan proses siklus halogen.
Efisiensi
Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus adalah nilai yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam satuan lumen per Watt.
Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar dilepaskan
sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi
cahaya kasat mata. Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran cahaya
lampu pijar 100W biasanya adalah 1.750 lumen, maka efisiensinya adalah
17,5 lumen per Watt. Sementara itu pada tegangan 230 volt seperti yang
digunakan di Indonesia, nilai keluaran bolam 100W adalah 1.380
lumen atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini sangatlah
rendah bila dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih
"ideal" yaitu 242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk
cahaya pada panjang gelombang hijau-kuning di mana mata manusia
sangatlah peka. Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan karena pada
temperatur kerja, filamen wolfram meradiasikan sejumlah besar radiasi
inframerah. Pada tabel di bawah ini terdaftar tingkat efisiensi
pencahayaan beberapa jenis lampu pijar biasa bertegangan 120 volt dan
beberapa sumber cahaya ideal.
Karena efisiensi lampu pijar yang sangat rendah, beberapa pemerintah negara mulai membatasi peredaran lampu pijar.
Jenis-jenis Lampu Listrik – Lampu Listrik adalah
suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus
listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.
Di zaman modern ini, Lampu Listrik telah menjadi salah satu alat
listrik yang paling penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lampu
listrik, kita dapat melakukan berbagai kegiatan pada malam hari,
memperindah Interior maupun Eksterior rumah, penerang ruangan yang gelap
ataupun sebagai Indikator tanda-tanda bahaya. Sebelum ditemukan lampu
listrik, manusia pada saat itu menggunakan lilin, lampu minyak dan api
unggun sebagai alat penerang pada malam hari.
Banyak yang beranggapan bahwa yang paling pertama kali menemukan
Lampu Listrik adalah Thomas Alva Edison (1847-1931) dari Amerika
Serikat. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena sebelum Thomas
Alva Edison, telah banyak ilmuwan yang menciptakan berbagai jenis lampu
listrik dengan bermacam-macam bahan dan teknik, akan tetapi
penemuan-penemuan mereka tersebut tidak praktis, tidak bertahan lama,
boros listrik dan harganya pun sangat mahal.
Namun, Thomas Alva Edison merupakan ilmuwan pertama yang menemukan
lampu pijar (Incandescent lamp) komersial yang dapat tahan lama,
penggunaan listrik yang lebih hemat dan juga dengan bahan yang lebih
murah. Lampu Listrik temuan Thomas Alva Edison inilah yang digunakan
oleh khalayak ramai dan hingga saat ini kita masih menikmati hasil
penemuannya ini. Lampu Pijar pertama yang ditemukan oleh Thomas Alva
Edison pada tanggal 22 Oktober 1879 hanya dapat bertahan hingga 13,5
jam.
Simbol Lampu Listrik dalam Elektronika
Jenis-jenis Lampu Listrik
Seiring dengan perkembangan Teknologi, Lampu Listrik juga telah
mengalami berbagai perbaikan dan kemajuan. Teknologi Lampu Listrik
bukan saja Lampu Pijar yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison saja namun
sudah terdiri dari berbagai jenis dan Teknologi. Pada dasarnya, Lampu
Listrik dapat dikategorikan dalam Tiga jenis yaitu Incandescent Lamp
(Lampu Pijar), Gas-discharge Lamp (Lampu Lucutan Gas) dan Light Emitting
Diode (Lampu LED).
Berikut ini adalah Tiga jenis utama Lampu Listrik yang dimaksud :
Lampu Pijar (Incandescent lamp)
Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu
listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di
dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen,
argon, kripton atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam
berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar
dari 1,5V hingga 300V. Lampu Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC
maupun Arus AC ini banyak digunakan di Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah
dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga Lampu Dekorasi. Pada
umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar 1000 jam dan memerlukan
Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis lampu
lainnya. Lampu Halogen juga termasuk dalam kategori jenis Lampu Pijar (Incandescent lamp).
Lampu Lucutan Gas (Gas-discharge Lamp)
Gas-discharge Lamp atau Lampu Lucutan Gas adalah Lampu Listrik yang
dapat menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan Elektris melalui
gas yang terionisasi. Gas-gas yang digunakan adalah gas mulia seperti
argon, neon, kripton dan xenon. Gas-discharge Lamp ini juga memakai
bahan-bahan tambahan seperti Merkuri, Natrium dan Halida logam. Lampu
jenis ini diantaranya adalah lampu Fluorescent, Lampu Neon, Lampu Xenon
Arc dan Mercury Vapor Lamp.
Lampu jenis Gas-discharge Lamp yang paling sering kita
temukan tentunya adalah Lampu Fluorescent yang dipergunakan sebagai
lampu penerang di rumah maupun kantor. Daya tahan lampu Fluorescent
adalah sekitar 10.000 jam atau 10 kali lipat lebih tahan daripada Lampu
Pijar. Lampu Fluorescent juga lebih hemat Energi jika dibandingkan
dengan Lampu Pijar.
Lampu LED (Light Emitting Diode)
Lampu LED adalah Lampu listrik yang menggunakan komponen elektronika
LED sebagai sumber cahayanya. LED adalah Dioda yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan Tegangan maju. Lampu listrik jenis
LED ini memiliki banyak kelebihan seperti lebih hemat energi, lebih
tahan lama dan tidak mengandung bahan berbahaya (contohnya Merkuri).
Namun Harga Lampu LED lebih mahal jika dibanding dengan Lampu
Fluorescent dan Lampu Pijar sehingga penggunaannya masih sangat
terbatas. Lampu LED memiliki daya tahan hingga 25.000 jam atau 2,5 kali
lipat lebih tahan lama dari Lampu Fluorescent. Jika dibanding dengan
Lampu Pijar, Lampu LED lebih tahan lama hingga 25 kali lipat daripada
lampu pijar.
Menghitung Nilai Resistor untuk LED – LED (Light Emitting Diode) adalahjenis Diodayang
dapat memancarkan cahaya saat dialiri arus listrik. Salah satu kegunaan
LED yang paling sering ditemukan adalah sebagai Lampu Indikator,
terutama pada indikator ON / OFF sebuah perangkat Elektronika. Hal ini
dikarenakan kelebihan LED yang mengkonsumsi arus listrik lebih kecil
dibandingkan dengan jenis-jenis lampu lainnya.
LED memiliki arus maju (Forward Current) maksimum yang cukup rendah
sehingga dalam merangkai LED, kita harus menempatkan sebuah Resistor
yang berfungsi sebagai pembatas arus agar arus yang melewati LED tidak
melebihi batas maksimum arus maju LED itu sendiri. Jika tidak, LED akan
mudah terbakar dan rusak.
Rata-rata arus maju (Forward Current) maksimum sebuah LED adalah
sekitar 25mA sampai 30mA tergantung jenis dan warnanya. Berikut ini
adalah tabel arus maju maksimum dan tegangan maju untuk masing-masing
jenis dan warna LED pada umumnya (LED bulat dengan diameter 5mm).
Jenis LED
Warna
IFMax
VF(typ.)
VFMax
VRMax
Standard
Merah
30mA
1.7V
2.1V
5V
Standard
Merah Terang
30mA
2.0V
2.5V
5V
Standard
Kuning
30mA
2.1V
2.5V
5V
Standard
Hijau
25mA
2.2V
2.5V
5V
High Intensity
Biru
30mA
4.5V
5.5V
5V
Super Bright
Merah
30mA
1.85V
2.5V
5V
Low Current
Merah
30mA
1.7V
2.0V
5V
Keterangan :
IFMax : Arus Maju (Forward Current) Maksimal
VL : Tegangan LED
VF Max : Tegangan Maju (Forward Voltage) maksimum
VR Max : Tegangan Terbalik (Reverse Voltage) maksimum
Rangkaian dan Cara Menghitung Nilai Resistor untuk LED
Setelah kita mengetahui Tegangan dan Arus Maju untuk LED seperti pada
tabel diatas, maka kita dapat menghitung nilai Resistor yang diperlukan
untuk rangkaian LED agar LED yang bersangkutan tidak terbakar atau
rusak karena kelebihan arus dan tegangan.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut : R = (VS– VL) / I Dimana :
R = Nilai Resistor yang diperlukan (dalam Ohm (Ω))
VS = Tegangan Input (dalam Volt (V))
VL = Tegangan LED (dalam Volt (V))
I = Arus Maju LED (dalam Ampere (A))
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan, Arus Maju LED (I) tidak boleh melebihi Arus Maju Maksimal (IFMax) yang telah ditentukan seperti tertera di dalam tabel atas.
Resistor yang berfungsi sebagai pembatas arus ini dipasang secara seri dengan LED seperti gambar rangkaian di bawah ini :
Contoh Kasus Menghitung Nilai Resistor untuk LED
Berikut ini beberapa contoh kasus perhitungan nilai resistor yang diperlukan untuk Rangkaian Indikator LED. Contoh Kasus 1
Jika tegangan Input adalah 12V dan LED yang digunakan adalah LED Hijau (VL = 2.2V), Arus Maju (I) adalah 20mA (diganti menjadi Ampere menjadi 0.02A). Berapakah Nilai Resistor yang diperlukan? Penyelesaian :
Diketahui :
VS = 12V
VL = 2.2V
I = 0.02A
R = ? Jawaban : R = (VS– VL) / I
R = (12V – 2.2V) / 0.02A
R = 490Ω
Nilai Resistor Standar yang mudah didapatkan di pasaran adalah 510Ω (usahakan untuk menggunakan nilai resistor standar terdekat yang nilai resistansinya lebih tinggi).
Contoh Kasus 2
Jika tegangan Input adalah 9V dan LED yang digunakan adalah LED Biru (VL = 4.5V), Arus Maju (I) adalah 25mA (diganti menjadi Ampere menjadi 0.025A). Berapakah Nilai Resistor yang diperlukan? Penyelesaian :
Diketahui :
VS = 9V
VL = 4.5V
I = 0.025A
R = ? Jawaban : R = (VS– VL) / I
R = (9V – 4.5V) / 0.025A
R = 180Ω
Pada dasarnya, rumus perhitungan Nilai Resistor ini adalah
berdasarkan Hukum Ohm.
Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) barangkali merupakan Lampu Penerang
yang paling banyak dipakai saat ini. Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp)
sering digunakan sebagai alat penerangan di Pabrik, gudang, Shopping
Mall, Sekolah dan juga di perkantoran. Tetapi seiring dengan semakin
berkembangnya Teknologi Lampu LED sebagai Lampu Penerang, tingkat adopsi
Lampu LED pun semakin bertambah dan lambat laun akan menggantikan Lampu
Penerang yang berteknologi Fluorescent (Pendar).
Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada
yang menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu Lampu Penerang yang berbentuk
“Tube” atau Tabung. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2
jenis Teknologi pada Lampu TL (Tube Lamp) yakni Teknologi Fluorescent
(Neon) dan Teknologi LED (Light Emitting Diodes).
Cara Kerja Lampu TL Fluorescent
Pada dasarnya, Lampu TL dengan Teknologi Fluorescent (FL) adalah
Lampu yang berbentuk tabung hampa dengan kawat pijar dikedua ujungnya
(Elektroda), Tabung tersebut diisi dengan Merkuri dan gas argon yang
bertekanan rendah. Tabung Lampunya yang terbuat dari gelas juga
dilapisi (Coating) oleh lapisan fosfor (phosphor). Saat dialiri Arus
Listrik, Elektroda akan memanas dan menyebabkan Elektron-elektron
berpindah tempat dari satu ujung ke ujung lainnya. Energi listrik
tersebut juga akan mengakibatkan Merkuri yang sebelumnya adalah cairan
merubah menjadi gas. Perpindahan Elektron akan bertabrakan dengan Atom
Merkuri sehingga Energi Elektron akan meningkat ke level yang lebih
tinggi. Elektron-elektron akan melepaskan cahaya saat energi
Elektron-elektron tersebut kembali ke level normalnya.
Rangkaian Lampu TL Fluorescent
Lampu TL Fluorescent memerlukan sebuah Starter dan Ballast untuk
menghidupkannya . Fungsi Starter di Lampu TL Fluorescent adalah sebagai
saklar otomatis yang membantu memanaskan Elektroda untuk proses
pemindahan Elektron-elektron di dalam Tabung Fluorescent. Perlu diingat
bahwa untuk memanaskan Elektroda agar gas yang terdapat di dalam Tabung
Lampu (TL) dapat berpendar, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400
Volt. Setelah proses penyalaan selesai, Bi-metal yang terdapat pada
starter akan terbuka (open). Dengan demikian Starter dapat dilepaskan
dari Rangkaian Lampu TL Fluorescent karena penggunaan Starter hanya pada
saat penyalaannya saja. Sedangkan Ballast yang terdapat pada Rangkaian
Lampu TL Neon / TL Fluorescent berfungsi sebagai pembatas besarnya arus
dan menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan Lampu TL Fluorescent
pada karakteristik listrik yang sesuai. Terdapat 2 jenis Ballast, yaitu
Ballast jenis Induktor/kumparan (Inductive Ballast) dan Ballast jenis
Elektronik (Electronic Ballast).
Dibawah ini adalah Rangkaian Pemasangan / Instalasi Lampu TL Fluorescent :
Rangkaian Lampu TL LED (Light Emitting Diode)
Lampu TL LED adalah Lampu Penerang yang berbentuk tabung (Tube)
dengan menggunakan Teknologi LED (Light Emitting Diode) sebagai pemancar
sinar cahaya. Pada umumnya Lampu TL LED terdiri dari puluhan hingga
ratusan LED didalamnya. Lampu LED memiliki banyak keunggulan seperti
yang pernah dibahas sebelumnya pada artikel Kelebihan dan Keuntungan
Pemakaian Lampu LED sehingga pemakaian Lampu penerang dengan Teknologi
LED pun semakin meningkat.
Salah satu keunggulan Lampu TL LED adalah dapat menghemat listrik
sampai 60% dari pemakaian Lampu TL Neon atau TL Fluorescent karena tidak
memerlukan Starter dan Ballast yang pada kenyataanya juga dapat
mengkonsumsi listrik yang lebih banyak (terutama pada Ballast jenis
Inductive).
Berikut ini adalah Rangkaian Pemasangan / Instalasi Lampu TL LED (LED Tube) :
Cara Merubah atau Mengkonversi Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED
Mengkonversi atau merubah Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED bukanlah
suatu pekerjaan yang sulit. Kita hanya perlu melepaskan Starter dan
juga ballast-nya kemudian buatkan sambungan baru antara Terminal Lampu
TL LED dengan Arus listrik Input seperti gambar dibawah ini.
Berikut ini adalah gambar rangkaian cara mengkonversi Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED (LED Tube) :
Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display
(7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh
Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter
Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada
Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display
pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W.
Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada
LED (Light Emitting Diode). Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen
dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan.
Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan
menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display
juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau
elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8”
yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya.
Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan
“titik” yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh
para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light
Emitting Diode) sebagai penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7
Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma”
Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya
adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau
elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan
angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.
LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada
semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda
akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground
sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada
masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan
menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung
menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali
(control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen
LED. Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan
menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk
meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang
diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka
Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”. Jika Sinyal Input adalah
berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter)
untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input
Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder
akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang
cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder
tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik
yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak
diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah
terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
Tabel Pengaktifan Seven Segment Display
ANGKA
h
g
f
e
d
c
b
a
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
1
0
1
1
0
1
1
3
0
1
0
0
1
1
1
1
4
0
1
1
0
0
1
1
0
5
0
1
1
0
1
1
0
1
6
0
1
1
1
1
1
0
1
7
0
0
0
0
0
1
1
1
8
0
1
1
1
1
1
1
1
9
0
1
1
0
1
1
1
1
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)
DIODE LASER
Pengertian Dioda Laser dan Aplikasinya – Dioda Laser
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Laser Diode adalah komponen
semikonduktor yang dapat menghasilkan radiasi koheren yang dapat dilihat
oleh mata ataupun dalam bentuk spektrum infra merah (Infrared/IR)
ketika dialiri arus listrik. Yang dimaksud dengan Radiasi Koheren adalah
radiasi dimana semua gelombang berasal dari satu sumber yang sama dan
berada pada frekuensi dan fasa yang sama juga. Kata LASER merupakan
singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
yang artinya adalah mekanisme dari suatu alat yang memancarkan radiasi
elektromaknetik melalui proces pancaran terstimulasi. Radiasi
Elektromaknetik tersebut ada yang dapat dilihat oleh mata normal, ada
juga yang tidak dapat dilihat.
Panjang Gelombang (Wavelenght) terlihat yang terbuat dari GaAs Dioda
Laser pertama kali diperkenalkan oleh Nick Holonyak Jr yaitu seorang
Ilmuwan yang bekerja di General Electric pada tahun 1962. Pada
dasarnya, Dioda Laser hanyalah salah satu jenis perangkat ataupun
teknologi yang dapat menghasilkan sinar Laser. Jenis-jenis perangkat
ataupun Teknologi lainnya yang dapat menghasilkan sinar Laser
diantaranya adalah Solid-state Laser, Laser Gas, Laser Excimer dan Dye
Laser.
Bentuk dan Simbol Dioda Laser
Dibawah ini adalah gambar Bentuk dan Simbol Dioda Laser pada Rangkaian.
Kelebihan Dioda Laser dibandingkan dengan Laser Konvensional
Berikut ini adalah beberapa kelebihan Dioda Laser jika dibandingkan dengan teknologi konvensional penghasil Laser lainnya : Lebih kecil dan Ringan : Dioda Laser memiliki ukuran
yang kecil, ada jenis Dioda Laser tertentu yang berukuran kurang dari
1mm dengan beratnya kurang dari 1gram. Dengan demikian, Dioda Laser
sangat cocok untuk digunakan pada perangkat Elektronika yang berukuran
kecil atau portabel. Membutuhkan Arus listrik, Tegangan dan Daya yang rendah
: Kebanyakan Dioda Laser hanya membutuhkan daya beberapa miliWatt
dengan tegangan di sekitar 3 Volt hingga 12 Volt DC. Oleh karena itu,
Dioda Laser dapat beroperasi dengan menggunakan sumber daya Baterai. Intensitas rendah : Dioda Laser memiliki intensitas
yang sangat rendah dibandingkan dengan perangkat laser lainnya. Namun
Dioda Laser memiliki efisiensi output koheren yang tinggi dan kemudahan
dalam modulasi untuk komunikasi dan aplikasi pengendalian. Perlu
diketahui bahwa, Dioda Laser tidak dapat digunakan untuk memotong kertas
ataupun melubangi baja sehingga relatif aman untuk digunakan pada
perangkat konsumen atau rumah tangga. Meskipun relatif aman, tetap
disarankan untuk tidak melihat langsung sinar Laser yang dipancarkan
oleh perangkat-perangkat tersebut karena beresiko untuk merusak
bagian-bagian sensitif Mata yaitu selaput Retina pada mata. Sudut Beam yang lebar (Wide-angle Beam) : Bentuk
berkas sinar yang lebih lebar dan berbentuk kerucut dan dapat lebih
mudah dimodifikasi dengan menggunakan sebuah lensa cembung. Hal ini agak
berbeda dengan Laser Konvensional yang hanya berbentuk lurus dan sulit
untuk di dimodifikasi kelebarannya.
Aplikasi Dioda Laser
Dioda Laser telah banyak diaplikasikan pada perangkat yang kita
gunakan sehari-hari. Beberapa perangkat yang menggunakan Dioda Laser
diantaranya adalah sebagai berikut :
CD/VCD/DVD/Blu-ray Player
Konsol Games
Laser Pointer
Barcode Scanner
Sistem Fiber Optik
Laser Printer
Alat Ukur Jarak
Remote Control
dan lain sebagainya.
Jenis Dioda Laser Cara Kerjanya
Pada dasarnya, Dioda Laser hampir sama dengan Lampu LED yaitu dapat
mengkonversi energi listrik menjadi energi cahaya, namun Dioda Laser
dapat menghasilkan sinar/cahaya atau Beam dengan Intensitas yang lebih
tinggi. Berikut ini adalah Struktur Dioda Laser (Laser Diode) :
Berdasarkan cara kerjanya, Dioda Laser dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu Injection Laser Diode (ILD) dan Optically Pumped
Semiconductor Laser.
Injection Laser Diode (ILD)
Cara kerja Injection Laser Diode memiliki berbagai kemiripan dengan
LED (Light Emitting Diode). Kedua-duanya dibuat berdasarkan proses dan
teknologi yang hampir sama. Perbedaan utama pada Dioda Laser adalah
adanya sebuah saluran atau kanal panjang yang sempit dengan ujung yang
reflektif. Kanal tersebut berfungsi sebagai penuntun gelombang pada
cahaya. Kanal tersebut biasanya disebut dengan Waveguide.
Pada pengoperasiannya, arus mengalir melalui persimpangan PN (PN
Junction) dan menghasilkan cahaya seperti pada LED (Light Emitting
Diode). Pancaran Fotonnya (Photon) disebabkan oleh bergabungnya kembali
Elektron dan Lubang (Holes) di daerah persimpangan PN. Namun cahaya
tersebut hanya dibatasi didalam waveguide (penuntun cahaya) pada Dioda
Laser sendiri. Di Waveguide ini cahaya Laser direfleksikan dan kemudian
diperkuat sehingga menghasilkan emisi terstimulasi sebelum dipancar
keluar.
Optically Pumped Semiconductor Laser
Optically Pumped Semiconductor Laser atau disingkat dengan OPSL ini
menggunakan chip semikonduktor III-V sebagai dasarnya, Chip
semikonduktor ini bekerja sebagai media penguat optik. Dioda Laser yang
terdapat didalamnya berfungsi sebagai sumber pompa. Terdapat beberapa
Keuntungan dari Dioda Laser jenis Optically Pumped Semiconductor Laser
ini, terutama dalam pemilihan panjang gelombang (wavelenght) dan
mengurangi gangguan dari struktur elektroda internal.
Pengertian Photo Transistor dan Prinsip kerjanya
Photo Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal
yang terintegrasi ini menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo
Transistor terhadap cahaya jauh lebih baik dari komponen pendeteksi
cahaya lainnya seperti Photo Diode ataupun Photo Resistor. Cahaya yang
diterima oleh Photo Transistor akan menimbulkan arus pada daerah
basis-nya dan menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan
beberapa ribu kali. Photo Transistor juga merupakan komponen
elektronika yang digolongkan sebagai Transduser.
Struktur Photo Transistor
Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya
sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding
dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada
awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium
yang membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih
banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang
tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk struktur
Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih tinggi. Yang
dimaksud dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah Struktur
yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN.
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.
Bentuk dan Simbol Photo Transistor
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada
area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya. Berikut ini
adalah bentuk dan simbol Photo Transistor (Transistor Foto).
Prinsip Kerja Photo Transistor
Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan
Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor
dikalikan untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo
Transistor, arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau inframerah
yang diterimanya. Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik Photo
Transistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan
terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai sensor
pendeteksi cahaya.
Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor
menerima intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari
Kolektor ke Emitor akan semakin besar.
Kelebihan dan Kelemahan Phototransistor
Meskipun Phototransistor memiliki berbagai kelebihan, namun bukan
juga tanpa kelemahan. Berikut ini adalah beberapa Kelebihan dan
kelemahan Phototransistor :
Kelebihan Photo Transistor
Photo Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Photo Diode.
Photo Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih
kecil sehingga mudah untuk diintegrasikan ke berbagai rangkaian
elektronika.
Photo Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan Output yang hampir mendekati instan.
Photo Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor tidak bisa.
Kelemahan Photo Transistor
Photo Transistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan yang melebihi 1000Volt
Photo Transistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak (electric surge).
Photo Transistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat lainnya (contoh: Tabung Elektron).
Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya
Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya
– Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya Radio FM,
Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun Frekuensi UHF Televisi. Jadi apa
yang dimaksud dengan nama-nama tersebut dan apa yang membedakannya?
Berikut ini adalah pembahasan singkat dari Spektrum Frekuensi Radio
beserta pengalokasian Frekuensi berdasarkan penggunaanya.
Yang dimaksud dengan Gelombang Radio adalah Gelombang Elektromagnetik
yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio memiliki Frekuensi yang
berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan Frekuensi tertentu yang
cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk mendapatkan sinyal
tersebut. Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz sampai 300 GHz.
Pada Aplikasinya, Siaran Radio dan Siaran Televisi yang kita nikmati
saat ini berada pada pengalokasian kisaran Frekuensi seperti berikut ini
:
Radio AM (Amplitude Modulation) : 535 kHz – 1.7 MHz
Short Wave Radio (Radio Gelombang Pendek) : 5.9 MHz – 26.1 MHz
Radio CB (Citizen Band) : 26.96 MHz – 27.41 MHz
Stasiun Televisi : 54 MHz – 88 MHz (kanal 2 ~ 6)
Radio FM (Frequency Modulation) : 88 MHz – 108 MHz
Stasiun Televisi : 174 MHz – 220 MHz (kanal 7 ~ 13)
Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang
mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran
gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara
(ruang udara dan antariksa). Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio di
Indonesia mengacu kepada alokasi frekuensi radio internasional untuk
region 3 (wilayah 3) sesuai dengan peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU)
atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan Jalur atau
Spektrum Frekuensi Radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan
protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima.
Tabel Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio
Berikut ini adalah Tabel lengkap Spektrum Frekuensi Radio Internasional yang ditetapkan berdasarkan penentuan penggunaanya.
Nama Band (Jalur)
Singkatan
Frekuensi
Panjang Gelombang
Penggunaan
Tremendously low frequency
TLF
< 3Hz
>100.000 km
Natural Electromagnetic Noise
Extremely Low Frequency
ELF
3 – 30 Hz
10.000 – 100.000 km
Submarines
Super Low Frequency
SLF
30 – 300 Hz
1.000 – 10.000 km
Submarines
Ultra Low Frequency
ULF
300 – 3.000 Hz
100 – 1.000 km
Submarines, mines
Very Low Frequency
VLF
3 – 30 kHz
10 – 100 km
Navigation, time signal, Submarines, heart rate monitor
Low Frequency
LF
30–300 kHz
1 – 10 km
Navigation, time signal, Radio AM (long wave), RFID
Medium frequency
MF
300 – 3.000 kHz
100 – 1.000 m
Radio AM (medium wave)
High Frequency
HF
3 – 30 MHz
10 – 100 m
Short wave Broadcast, RFID, radar, Marine and Mobile radio telephony
Very High Frequency
VHF
30 – 300 MHz
1 – 10 m
Radio FM, Television, Mobile Communication, Weather Radio
Sebagai informasi tambahan, saat ini 2 jenis siaran Radio Komersial
paling sering kita temui di perangkat penerima Radio adalah Radio AM dan
Radio FM. Yang dimaksud dengan AM (Amplitude Modulation) adalah proses
memodulasi sinyal Frekuensi Rendah pada gelombang Frekuensi tinggi
dengan mengubah Amplitudo Gelombang Frekuensi Tinggi (Frekuensi pembawa)
tanpa mengubah Frekuensinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan FM (Frequency Modulation) adalah
proses mengirimkan sinyal Frekuensi rendah dengan cara memodulasi
gelombang Frekuensi tinggi yang berfungsi sebagai gelombang pembawa.
Jadi yang membedakan antara AM dan FM adalah proses yang digunakan dalam
memodulasi Frekuensi tinggi sebagai Frekuensi pembawanya.
Dalam bahasa Indonesia, Amplitude Modulation (AM) disebut dengan
Modulasi Amplitudo sedangkan Frequency Modulation (FM) disebut dengan
Modulasi Frekuensi.
Pengertian Antena dan Parameter Karakteristiknya
Pengertian Antena dan Parameter Karakteristiknya –
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas
atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang
bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong
sebagai Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk
energi lainnya.
Antena merupakan salah satu komponen atau elemen terpenting dalam
suatu rangkaian dan perangkat Elektronika yang berkaitan dengan
Frekuensi Radio ataupun gelombang Elektromagnetik. Perangkat Elektronika
tersebut diantaranya adalah Perangkat Komunikasi yang sifatnya tanpa
kabel atau wireless seperti Radio, Televisi, Radar, Ponsel, Wi-Fi, GPS
dan juga Bluetooth. Antena diperlukan baik bagi perangkat yang menerima
sinyal maupun perangkat yang memancarkan sinyal. Dalam bahasa Inggris,
Antena disebut juga dengan Aerial.
Cara Kerja Antena
Pada umumnya Antena terdiri dari elemen atau susunan bahan logam yang
terhubung dengan saluran Transmisi dari pemancar maupun penerima yang
berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Untuk membahas lebih lanjut
mengenai cara kerjanya, kita mengambil sebuah contoh pada sebuah Stasiun
Pemancar Radio yang ingin memancarkan programnya, pertama kali stasiun
pemancar tersebut harus merekam musik atau menangkap suara si pembicara
melalui Mikropon yang dapat mengubah suara menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik tersebut akan masuk ke rangkaian pemancar untuk
dimodulasi dan diperkuat sinyal RF-nya.
Dari Rangkaian Pemancar Radio tersebut, sinyal listrik akan mengalir
ke sepanjang kabel transmisi antena hingga mencapai Antenanya. Elektron
yang terdapat dalam sinyal listrik tersebut bergerak naik dan turun
(bolak-balik) sehingga menciptakan radiasi elektromagnetik dalam bentuk
gelombang radio. Gelombang yang menyertakan program radio tersebut
kemudian akan dipancarkan dan melakukan perjalanan secepat kecepatan
cahaya.
Pada saat ada orang mengaktifkan radionya sesuai dengan frekuensi
pemancar di jarak beberapa kilometer kemudian, gelombang radio yang
dikirimkan tersebut akan mengalir melalui Antena dan menyebabkan
elektron bergerak naik dan turun (bolak-balik) pada Antena yang
bersangkutan sehingga menimbulkan energi listrik. Energi listrik ini
kemudian diteruskan ke rangkaian penerima radio sehingga kita dapat
mendengarkan berbagai program dari Stasiun Radio.
Simbol Antena dalam Rangkaian Elektronika
Berikut ini adalah simbol-simbol Antena yang sering digunakan dalam suatu Rangkaian Elektronika.
Karakteristik dan Parameter Kinerja Antena
Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung
kinerjanya. Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan
saat kita membuat Antena dan juga pada saat kita memilih jenis Antena
yang kita perlukan.
Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pola Radiasi Antena (Radiation Pattern)
Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran
radiasi yang berkaitan dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan
oleh antenna ataupun tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh
antenna pada sudut yang berbeda. Pada umumnya Pola Radiasi ini
digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi antenna 3 dimensi
ini dibentuk oleh dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola azimuth.
Bentuk pola radiasi adalah Pola Omnidirectional pattern yaitu pola radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan Pola Drective yang membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.
2. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang dimaksud dengan Radiator Isotropis adalahpemancaran radiasi Antena secara seragam ke semua arah.
3. Gain
Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah
sebuah parameter Antena yang mengukur kemampuan antena dalam
mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu.
Dengan kata lain, Gain digunakan untuk mengukur efisiensi sebuah
Antena. Gain diukur dalam bentuk satuan decibel.
3. Polarisasi (Polarization)
Polarisasi atau Polarization dapat diartikan sebagai arah
rambat dari medan listrik atau penyebaran vektor medan listrik.
Polarisasi Antena yang dimaksud disini adalah orientasi medan listrik
dari gelombang radio yang berhubungan dengan permukaan bumi dan
kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya. Mengenali
Polarisasi bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada
transmisi sinyal.
Pengertian Optocoupler dan Prinsip Kerjanya
Pengertian Optocoupler dan Prinsip Kerjanya – Dalam
Dunia Elektronika, Optocoupler juga dikenal dengan sebutan
Opto-isolator, Photocoupler atau Optical Isolator. Optocoupler adalah
komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan
cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama
yaitu Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan
Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya.
Masing-masing bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak
memiliki hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat
sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen.
Simbol dan Bentuk Optocoupler
Dibawah ini adalah Simbol Optocoupler dan Bentuk-bentuknya :
Jenis-jenis Optocoupler
Jenis-jenis Optocoupler yang sering ditemukan adalah Optocoupler yang
terbuat dari bahan Semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light
Emitting Diode) dan Phototransistor. Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi
sebagai pengirim sinyal cahaya optik (Transmitter) sedangkan
Phototransistor berfungsi sebagai penerima cahaya tersebut (Receiver).
Jenis-jenis lain dari Optocoupler diantaranya adalah kombinasi
LED-Photodiode, LED-LASCR dan juga Lamp-Photoresistor.
Prinsip Kerja Optocoupler
Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor
adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting
Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen
semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai
bagian yang digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang
dipancarkan oleh IR LED. Untuk lebih jelas mengenai Prinsip kerja
Optocoupler, silakan lihat rangkaian internal komponen Optocoupler
dibawah ini :
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir
melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra
merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang
mengalir pada IR LED tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada
ketahanannya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang
tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh
Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada
Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan
Transistor Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base)
Phototransistor merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.
Aplikasi Optocoupler
Optocoupler banyak diaplikasikan sebagai driver pada rangkaian pada
Mikrokontroller, driver pada Motor DC, DC dan AC power control dan juga
pada komunikasi rangkaian yang dikendalikan oleh PC (Komputer).
Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor (Semiconductor)
Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor
– Kata “Semikonduktor” sangat identik dengan peralatan Elektronika yang
kita pakai saat ini. Hampir setiap peralatan Eletronika canggih seperti
Handphone, Komputer, Televisi, Kamera bahkan Lampu penerang LED juga
merupakan hasil dari Teknologi Semikonduktor. Komponen-komponen penting
yang membentuk sebuah Peralatan Elektronika seperti Transistor, Dioda
dan Integrated Circuit (IC) adalah komponen elektronika aktif yang
terbuat bahan semikonduktor. Oleh karena itu, bahan Semikonduktor
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan Teknologi
Elektronika.
Bahan Semikonduktor (Semiconductor) adalah bahan penghantar listrik
yang tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula seburuk
Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik.
Pada dasarnya, kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada
diantara Konduktor dan Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda
dengan Resistor, karena Semikonduktor dapat dapat menghantarkan listrik
atau berfungsi sebagai Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu,
suhu tertentu dan juga tata cara atau persyaratan tertentu.
Proses Doping pada Semikonduktor
Sebenarnya banyak bahan-bahan dasar yang dapat digolongkan sebagai
bahan Semikonduktor, tetapi yang paling sering digunakan untuk bahan
dasar komponen elektronika hanya beberapa jenis saja, bahan-bahan
Semikonduktor tersebut diantaranya adalah Silicon, Selenium, Germanium
dan Metal Oxides. Untuk memproses bahan-bahan Semikonduktor tersebut
menjadi komponen elektronika, perlu dilakukan proses “Doping” yaitu
proses untuk menambahkan ketidakmurnian (Impurity) pada Semikonduktor
yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga dapat merubah sifat atau
karakteristik kelistrikannya. Beberapa bahan yang digunakan untuk
menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain adalah Arsenic,
Indium dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering disebut dengan
“Dopant”, sedangkan Semikonduktor yang telah melalui proses “Doping”
disebut dengan Semikonduktor Ekstrinsik.
Tipe atau Jenis Semikonduktor
Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu Semikonduktor
yang Impurity (ketidakmurnian) atau Semikonduktor Ekstrinsik yang siap
menjadi Komponen Elektronika dapat dibedakan menjadi 2 Jenis yaitu :
1. N-type Semikonduktor
Dikatakan N-type karena Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya
(Charge Carrier) adalah terdiri dari Elektron. Elektron adalah bermuatan
Negatif sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.
Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan
menambahkan Arsenic atau Antimony akan menjadikan Semikonduktor tersebut
sebagai N-type Semikonduktor.
Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge Carrier dalam N-type
Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai
Minority Carrier.
2. P-Type Semikonduktor
Dikatakan P-type karena Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron
atau disebut dengan “Hole”. Ketika pembawa muatannya adalah Hole maka
Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.
Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan
menambahkan Indium akan menjadikan Semikondukter tersebut sebagai P-type
Semikonduktor.
2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type Semikonduktor adalah
Hole sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai Minority Carrier).
Komponen-komponen Elektronika Aktif yang bahan dasarnya terbuat dari Semikonduktor diantaranya adalah :
Integrated Circuit
Transistor
Dioda
Komponen-komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor
merupakan komponen Elektronika yang sangat sensitif dengan ESD (Electro
Static Discharge). Oleh karena itu, perlu penanganan khusus dalam
produksi terhadap Komponen-komponen tersebut.
Pengertian Relay dan Fungsinya –
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai
contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Gambar Bentuk dan Simbol Relay
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Electromagnet (Coil)
Armature
Switch Contact Point (Saklar)
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.
Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana
Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali
lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik
yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah
Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini
memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang
Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST
dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini
memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang
merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil.
Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan
Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double
Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
Kelebihan dan Keterbatasan IC (Integrated Circuit)
Integrated
Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu merupakan Komponen penting dalam
setiap Peralatan Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika
menggunakannya. Pada Zaman sekarang, peralatan Elektronika yang canggih
seperti Handphone, Komputer, Audio/Video Player, Televisi, Kamera
Digital, Konsol Game dan Tablet PC sudah tidak lepas dari penggunaan IC
(Integrated Circuit) sebagai Komponen Utamanya.
Meskipun memiliki banyak kelebihan dan memegang peranan yang sangat
penting dalam perkembangan Teknologi dan industri
Elektronika, Integrated Circuit atau IC juga memiliki berbagai
keterbatasan ataupun kelemahan yang tentunya memerlukan Komponen
Elektronika lainnya sebagai pendukung agar Rangkaian yang dirancang
tersebut memenuhi kebutuhan dan fungsi yang diinginkan.
Sebagai salah satu contohnya, Integrated Circuit (IC)
merupakan komponen Elektronika yang hanya dapat beroperasi di tegangan
yang rendah (misalnya 5V ataupun 12V). Oleh karena itu, jika sumber
tegangannya lebih tinggi daripada yang ditentukan, maka diperlukan
Adaptor ataupun rangkaian khusus untuk menurunkan tegangan dan arus
listriknya. Pada umumnya, kita dapat menemukan Adaptor sebagai penurun
tegangan pada Laptop ataupun Handphone, Power supply yang
mengkonversikan tegangan 220V agar dapat menyediakan sumber tegangan 5V
untuk Motherboard dan Processor Komputer. Disamping itu, kita juga dapat
menemukan banyak komponen Elektronika pendukung lainnya disekitar
Komponen IC (Integrated Circuit) yang salah satu fungsinya adalah untuk
memberikan sumber tegangan dan arus yang cocok untuk mengoperasikan IC.
Berikut ini adalah beberapa Kelebihan dan keterbatasan Integrated Circuit atau IC :
Keunggulan / kelebihan IC (Integrated Circuit)
Berukuran Kecil.
Lebih Ringan.
Harga lebih murah karena dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan serentak dalam 1 (satu) wafer.
Lebih handal karena tidak memerlukan hubungan solder dan interkoneksi yang sangat sedikit di dalam Internal komponen IC.
Mengkonsumsi daya listrik yang lebih kecil, hal ini dikarenakan
ukuran IC yang kecil sehingga pemakaian daya listrik pun lebih kecil.
Lebih mudah diganti dan troubleshooting (perbaikan) jika terjadi kerusakan pada rangkaian Elektronika.
Cocok untuk operasi sinyal rendah.
Dapat melakukan fungsi yang lebih kompleks dan rumit.
Kelemahan / Keterbatasan IC (Integrated Circuit)
Tidak dapat menghasilkan daya yang tinggi.
Hanya dapat beroperasi di tegangan rendah.
Memerlukan penanganan yang lebih hati-hati, IC tidak tahan terhadap
penanganan yang kasar serta sangat sensitif dengan Electrostatic
Discharge (ESD).
Tidak tahan terhadap Suhu yang tinggi. Oleh karena itu, memerlukan
ventilasi ataupun kipas dan Heatsink untuk membantu menurunkan suhu di
sekitar IC.
Tidak tahan terhadap tegangan tinggi yang berlebihan (Toleransi
Tegangan sangat kecil dan terbatas) karena dapat merusak komponen
internal IC. Untuk mengetahui Karakteristik ataupun tegangan IC yang
cocok, diperlukan Datasheet dari Produsen IC dalam merancang (design)
Rangkaian Elektronika.
Memerlukan koneksi luar ke komponen Induktor dan Transformator
(Trafo) untuk melakukan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan Induksi dan
Elektromagnetik. Hal ini dikarenakan Teknologi IC saat ini belum
memungkinkan untuk meng-integrasi-kan Induktor dan Transformator ke
dalam Internal IC.
Memerlukan koneksi luar ke komponen Kapasitor untuk nilai kapasitansi yang lebih dari 30pF.
Pengertian Desibel dan Cara Menghitungnya
Pengertian Desibel dan Cara Menghitungnya
– Desibel merupakan satuan yang sering digunakan sebagai skala
penguatan dalam rangkaian Elektronika seperti rangkaian pada peralatan
Audio dan Komunikasi. Besaran-besaran yang mengunakan skala penguatan
Desibel tersebut diantara seperti penguatan pada Daya, Tegangan, Arus
dan juga Intensitas suara. Jadi pada dasarnya Desibel adalah satuan yang
menggambarkan suatu perbandingan atau Rasio. Secara definisi, Desibel
yang sering disingkat dengan “dB” ini dapat diartikan sebagai
“Perbandingan antara dua besaran dalam skala Logaritma”.
Dalam Rangkaian Audio, penguatan sinyal suara bersifat tidak linear
(non linear) sehingga tidak dapat menggunakan perkalian kelipatan
langsung seperti Output sinyal memiliki 10 kali lipat atau 20 kali lipat
penguatan dari Input sinyal sehingga harus menggunakan satuan desibel
yang berskala Logaritma.
Grafik di bawah ini merupakan contoh yang menggambarkan ketidaklinearan penguatan sinyal audio :
Desibel pada dasarnya merupakan turunan dari besaran Bel, dimana 1
desibel sama dengan 1/10 Bel atau 0,1 Bel. Dalam prakteknya, para
Engineer maupun fisikawan cenderung lebih nyaman menggunakan satuan desi
Bel (desibel) daripada satuan Bel. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kebanyakan angka dibelakang koma dalam menghitungnya.
Dalam perhitungan Desibel, penguatan atau Gain suatu sinyal akan
ditandai dengan tanda “+” (positif) sedangkan pelemahan atau Loss akan
ditandai dengan tanda “-“ (negatif). Dengan demikian, jika sinyal Output
+6dB dari sinyal Input maka hal ini menandakan terjadinya penguatan
Output sebanyak 6dB dari sinyal Input. Sebaliknya jika sinyal Output
-2dB dari sinyal Input yang artinya adalah telah terjadi pelemahan
sinyal Output sebanyak 2dB terhadap sinyal Input.
Rumus-rumus Desibel
Rumus Penguatan Daya
Penguatan Daya (dB) = 10 log10 (Pout / Pin)
Rumus Penguatan Tegangan
Penguatan Tegangan (dB) = 20 log10 (Vout / Vin)
Rumus Penguatan Arus
Penguatan Arus (dB) = 20 log10 (Iout /IVin)
Contoh Kasus Perhitungan Desibel
Berikut ini adalah contoh kasus untuk menghitung penguatan Tegangan dan Daya berdasarkan satuan Desibel (dB).
Penguatan Tegangan
Sebuah Rangkaian memiliki Input AC sebesar 2 Volt dan Output AC sebesar 14 Volt, berapakah penguatan dalam Desibel ? Penyelesaian Rumus :
Penguatan Tegangan (dB) = 20 log10 (Vout / Vin)
Pertama, kita harus menghitung hasil dari rasio Tegangan Output dan Tegangan Input yaitu :
(Vout/Vin) = (14 / 2) = 7
Kedua, gunakan kalkulator untuk mendapatkan hasil logaritma dari 7.
Log10 7 = 0,845098
Ketiga, kalikan dengan 20 seperti pada rumusnya :
Penguatan (dB) = 20 x 0,845098
Penguatan (dB) = 16,9019 (atau dibulatkan menjadi 16,9 dB)
Penguatan Daya
Sebuah Amplifier diberi Input sebesar 5 Watt, sedangkan Output
dihasilkannya adalah sebesar 150 Watt. Berapakah penguatannya dalam
Desibel ? Penyelesaian Rumus :
Penguatan Daya (dB) = 10 log10 (Pout / Pin)
Pertama, menghitung hasil dari rasio daya Output dan Input yaitu :
(Pout / Pin) = 150 / 5 = 30
Kedua, gunakan kalkulator untuk mendapatkan hasil logaritma dari 30
Log10 30 = 1,47712
Terakhir, kalikan dengan 10 seperti pada rumusnya :
Penguatan (dB) = 10 x 1,47712
Penguatan (dB) = 14,7712 (atau dibulatkan menjadi 14,8 dB)
Pengertian Desibel dalam Kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya istilah
Desibel dalam pengukuran tingkat kebisingan atau Intensitas Suara,
bahkan ada yang mengatakan bahwa seseorang yang berada di lingkungan
dengan tingkat kebisingan 85dB diatas 8 jam akan mengalami kerusakan
alat pendengaran.
Desibel yang dimaksud dalam pengukuran kebisingan ini adalah
perbandingan tingkat Intensitas Suara dengan Batas Ambang suara yang
dapat didengar oleh Manusia atau Volume terendah yang dapat didengar
oleh Manusia pada suatu ruangan yang sunyi dengan asumsi pendengaran
orang tersebut adalah normal. Nilai Ambang Suara tersebut adalah 0dB
atau Log 1.
Jika tingkat kebisingan adalah 30dB, artinya 30dB diatas nilai ambang
suara yang dapat didengar oleh manusia dengan pendengaran normal atau
sekitar 1000 kali dari suara yang dapat didengar oleh manusia. Sedangkan
tingkat kebisingan 60 dB berarti 60dB diatas nilai ambang suara yang
dapat didengan oleh Manusia atau sekitar 1.000.000 kali lebih tinggi
dari suara yang dapat didengar oleh manusia.
Berikut ini adalah tabel tingkat kebisingan suara pada beberapa sumber suara atau perlengkapan kerja.
Sumber suara
Desibel
Nilai Ambang Suara
0 dB
Suara dengungan Kulkas
40 dB
Percakapan normal
60 dB
Mesin Pemotong rumput
90 dB
Sepeda Motor
95 dB
Konser Rock
110 dB
Sirine Ambulan
120 dB
Mercon
150 dB
Catatan : “Desibel” adalah penulisan dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Inggris ditulis dengan “Decibel”.
Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering) serta Cara Mengukurnya
Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering)serta Cara Mengukurnya
– Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah
komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika
maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari
sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri
oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus
pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika.
Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan
tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak
merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika
yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan
listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik
yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman
Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara
Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya
sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi
“Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik
tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk
tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung
atau silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga
sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di
bidang Otomotif (kendaraan bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun
diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus
Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan
(dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf “F”.
Cara Mengukur Fuse (Sekering) dengan Multimeter Digital
Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari
Kaca maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat
halus Fuse tersebut putus atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang
bungkusannya menutupi Kawat halus di dalamnya sehingga kita sulit untuk
melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mengukur
Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut masih baik
atau sudah terputus.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter Digital :
Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse /
Sekering seperti pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak
memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe Hitam tidak
dipermasalahkan.
Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0”
Ohm. Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik
(Short).
Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut dinyatakan telah putus atau terbakar.
Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya
yang sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka
fungsi Fuse yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara
maksimal atau tidak dapat melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika
ataupun peralatan listrik dengan baik.
Pengertian Radiasi Benda Hitam,
Radiasi Panas, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Intensitas, Hukum
Pergeseran Wien, Hukum Planck, Efek Fotolistrik, Efek Compton,
Praktikum Fisika - Pernahkah kalian memakai pakaian hitam di siang
hari yang panas? Jika pernah, bagaimana rasanya? Pasti sangat panas,
bukan? Mengapa? Ini karena warna hitam menyerap semua cahaya atau sinar
yang jatuh mengenainya sehingga benda tersebut akan menjadi panas.
Inilah yang disebut radiasi benda hitam.
Pernahkah kalian melihat lampu pijar? Jika kalian perhatikan, pada
bagian filamen lampu berwarna kuning keputih-putihan padahal lampu
berwarna biru. Mengapa hal ini terjadi? Ini terjadi karena suhu lampu
pijar di atas 2.000 K. Semua benda yang berada pada suhu di atas 2.000 K
akan memancarkan cahaya putih.
Dalam perambatan cahaya melalui ruang hampa, cahaya dianggap sebagai
gelombang, seperti pada peristiwa interferensi dan difraksi. Adapun
dalam peristiwa interaksi cahaya dengan atom maupun molekul, cahaya
dianggap sebagai partikel. Peristiwa tersebut antara lain radiasi panas,
efek fotolistrik, dan gejala compton, yang akan kalian pelajari dalam
pembahasan berikut ini.
Radiasi panas adalah radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai
akibat suhunya. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi pada
umumnya, kalian dapat melihat sebuah benda, karena benda itu memantulkan
cahaya yang datang padanya, bukan karena benda itu memancarkan radiasi
panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya
melebihi 1.000 K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah seperti
kumparan pemanas sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2.000 K benda
berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti pijar putih dari filamen
lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif
dari spektrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Hal ini menyebabkan
pergeseran warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk
menentukan suhu suatu benda.
Gambar 1. Filamen lampu pijar meradiasikan panas pada suhu di atas 2.000 K.
Secara umum bentuk terperinci dari spektrum radiasi panas yang
dipancarkan oleh suatu benda panas bergantung pada komposisi benda itu.
Walaupun demikian, hasil eksperimen menunjukkan bahwa ada satu kelas
benda panas yang memancarkan spektra panas dengan karakter universal.
Benda ini adalah benda hitam atau black body.
Benda hitam didefinisikan sebagai sebuah benda yang menyerap semua
radiasi yang datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang
dipantulkan keluar dari benda hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga
absorptansi dan emisivitas yang besarnya sama dengan satu.
Seperti yang telah kalian ketahui, bahwa emisivitas (daya pancar)
merupakan karakteristik suatu materi, yang menunjukkan perbandingan daya
yang dipancarkan per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya
yang dipancarkan benda hitam pada temperatur yang sama. Sementara itu,
absorptansi (daya serap) merupakan perbandingan fluks pancaran atau
fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda terhadap fluks yang tiba pada
benda itu.
Gambar 2. Pemantulan yang terjadi pada benda hitam.
Benda hitam ideal digambarkan oleh suatu rongga hitam dengan lubang
kecil. Sekali suatu cahaya memasuki rongga itu melalui lubang tersebut,
berkas itu akan dipantulkan berkali-kali di dalam rongga tanpa sempat
keluar lagi dari lubang tadi. Setiap kali dipantulkan, sinar akan
diserap dinding-dinding berwarna hitam. Benda hitam akan menyerap cahaya
sekitarnya jika suhunya lebih rendah daripada suhu sekitarnya dan akan
memancarkan cahaya ke sekitarnya jika suhunya lebih tinggi daripada suhu
sekitarnya. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1. Benda hitam yang
dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi akan tampak membara.
Benda hitam sempurna adalah pemancar kalor paling baik (e = 1). Contoh
yang mendekati benda hitam sempurna adalah kotak tertutup rapat yang
dilubangi dengan lubang udara (ventilasi) rumah.
2. Intensitas Radiasi Benda Hitam
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang
gelombang. Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki
ciri khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu.
Letak nilai maksimum tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke
arah panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur.
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda
hitam. Ia menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan
pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total)
adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga
dapat dirumuskan:
I total = σ . T4 ....................................................... (1)
dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada
semua frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan
Stefan-Boltzman, yang bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang
sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil
daripada 1 sehingga:
I total = e.σ.T4 ............................................................ (2)
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan (2) dapat ditulis sebagai:
P/A = = e. σ. T4 ...................................................... (3)
dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik
cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 - 1906) secara teoritis menurunkan hukum
yang diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 - 1893) dari gabungan
termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu,
persamaan (2) dikenal juga sebagai Hukum Stefan- Boltzmann, yang
berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam
dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya”.
Contoh Soal 1 :
Lampu pijar dapat dianggap berbentuk bola. Jari-jari lampu pijar pertama
3 kali jari-jari lampu pijar kedua. Suhu lampu pijar pertama 67 oC dan suhu lampu pijar kedua 407 oC. Tentukan perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua!
Besaran yang diketahui:
T1 = (67 + 273) K = 340 K
T2 = (407 + 273) K = 680
K
R1
= 3 R2
Perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua:
Macam-macam Perubahan Energi Listrik – Energi
dapat dimanfaatkan setelah diubah menjadi energi dalam bentuk lain.
Perubahan bentuk energi listrik (konversi) selalu memenuhi hukum
kekekalan energi. Hukum tersebut berbunyi “Energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari
bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.” Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya
Lampu pijar dan lampu neon merupakan alat listrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya dan energi kalor.
Lampu pijar
lampu pijar bohlam
Didalam ruang kaca lampu pijar, terdapat filamen yang mudah terbakar
yang terbuat dari kawat wolfram halus yang berbentuk spiral. Di dalam
bola kaca di isi gas argon dan nitrogen bertekanan rendah yang berguna
untuk menyerap energi kalor dari filamen yang berpijar, sehingga filamen
tidak cepat putus.’
Ketika arus listrik mengalir, filamen berpijar sampai suhu 1.000oC
menghasilkan cahaya dan kalor. Lampu ini apabila digunakan terasa panas
karena banyak energi listrik yang berubah menjadi energi kalor,
sehingga lampu tidak hemat listrik.
Lampu tabung (TL)
Lampu tabung (TL) sering disebut lampu neon. Lampu ini terbuat
dari tabung kaca yang bentuknya bermacam-macam. Didalam tabung kaca
diisi gas raksa dan pada kedua ujungnya terdapat elektrode. Jika kedua
elektrode dihubungkan dengan tegangan tinggi menyebabkan terjadinya
loncatan elektron yang menimbulkan bunga api listrik.
Loncatan elektron ini dapat menyebabkan gas raksa memancarkan sinar
ultraviolet yang tidak tampak oleh mata. Agar sinar yang dihasilkan
dapat terlihat, dinding tabung kaca bagian dalam dilapisi zat
fluoresensi. Dinding kaca yang berlapis zat tersebut akan memendarkan
cahaya ketika terkena sinar ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan berupa
cahaya putih dan tidak panas.
Lampu neon dibuat dalam beberapa bentuk dan memilki keunggulan hemat energi.
Dibandingkan dengan lampu pijar, lampu TL memilki beberapa kelebihan,
yaitu Pada lampu TL lebih banyak energi listrik yang berubah menjadi
energi cahaya. Lampu ini hemat listrik karena kalor yang ditimbulkan
kecil dan tidak terlalu panas ruang disekitarnya. Sekarang ini, lampu
jenis TL dibuat dalam beberapa bentuk dan memilki keunggulan hemat
energi.
Perubahan energi listrik menjadi energi kalor
Alat pemanas seperti setrika listri, solder, kompor listrik dan teko
listrik jika dihubungkan pada arus listrik, akan mengubah energi listrik
menjadi energi kalor (panas). Bagian dalam alat pemanas listrik
terdapat elemen pemanas yang terbuat dari bahan konduktor yang hambatan
jenisnya besar seperti nikel atau nikrom.
Setrika listrik
Elemen pemanas setrika diletakan diantara alas berupa besi dan
penutup setrika yang dipisahkan oleh bahan isolator. Ketika dialiri arus
listrik, elemen tersebut akan menghasilkan energi kalor dan suhunya
naik. Energi kalor yang dihasilkan dihantarkan kelapisan besi, sehingga
lapisan besi ikut panas.
Solder listrik
Pada bagian dalam solder listrik berisi elemen pemanas yang terbuat
dari bahan konduktor yang hambatan jenisnya besar. Elemen pemanas
diletakan dalam selubung solder, ketika di aliri arus listrik, elemen
tersebut akan menghasilkan energi kalor dan suhunya naik. Energi kalor
yang dihasilkan di hantarkan ke mata solder. Logam mata solder memiliki
titik lebur yang lebig tinggi dari pada titik lebur timah solder, suhu
solder yang terlalu tinggi akan merusak komponen solder.
Perubahan energi listrik menjadi energi kimia
Proses pelapisan emas memanfaatkan bentuk perubahan energi listrik
menjadi energi kimia melalui proses-proses kimiawi. Secara sederhana,
pelapisan dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik pada bahan
pelapis (sebagai anode) dan perhiasan ayang aan dilapisi (sebagai
katode) melalui cairan elektrolit. Selama proses ini, logam pelapis
lama-lama akan habis karena berubah menjadi partikel-partikel kecil yang
kemudian menempel pada perhiasan yang dilapisi. Proes penempelan inilah
yang membutuhkan energi listrik.
Perubahan energi listrik menjadi energi gerak
Kipas angin jika dihubungkan dengan stopkontak listrik PLN akan
mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Kipas angin tersebut dapat
berputar karena adanya energi listrik yang di ubah oleh
komponen-komponen magnet di dalam kipas tersebut menjadi energi gerak.
Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan suara
Televisi merupakan alat yang dapat merubah energi listrik menjadi
energi cahaya dan suara. Televisi merubah gelombang sinyal menjadi suara
dan cahaya yang dicitrakan dalam bentuk gambar.
Perbedaan Rangkaian Seri dan paralel
Perbedaan Rangkaian Seri dan paralel
Rangkaian Seri dan rangkaian paralel adalah dua jenis rangkaian yang
sangat dasar yang ditemui dalam elektronika dan teknik listrik. Setiap
rangkaian dapat dipecah ke rangkaian dasar seri dan rangkaian paralel.
Ide-ide rangkaian seri dan rangkaian paralel yang sangat penting dalam
bidang-bidang seperti elektronik, teknik elektro, fisika, robotika,
instrumentasi dan akuisisi data dan bidang lain yang memiliki penggunaan
rangkaian listrik dan elektronik.
Pada artikel ini, kita akan membahas apa yang disebut
rangkaian seri dan paralel rangkaian, definisi mereka, kesamaan antara
rangkaian seri dan rangkaian paralel, penerapan rangkaian seri dan
rangkaian paralel, dan akhirnya perbedaan antara rangkaian seri dan
rangkaian paralel.
Rangkaian Seri
Sebuah rangkaian seri adalah salah satu bentuk yang paling sederhana
rangkaian yang tersedia untuk analisis rangkaian. Sebuah rangkaian murni
seri adalah rangkaian di mana masing-masing komponen yang terhubung ke
kawat membawa satu arus. Jumlah arus yang melalui setiap elemen adalah
sama. Perbedaan tegangan antara titik dari setiap elemen dapat berbeda
tergantung pada resistensi atau impedansi perangkat. Jumlah tegangan
antara setiap komponen dari rangkaian tersebut adalah sama dengan
tegangan antara kedua ujung rangkaian.
rangkaian seri
Jika salah satu komponen memiliki lebih dari dua titik, rangkaian ini
bukan rangkaian seri murni. Jika rangkaian seri berisi kapasitor, tidak
ada arus langsung dapat melewati rangkaian.
Dalam kasus di mana komponen rangkaian aktif yang hadir pada
rangkaian, arus yang mengalir dalam rangkaian tergantung pada tegangan
serta frekuensi sumber tegangan. Hal ini disebabkan perubahan impedansi
komponen aktif karena frekuensi sinyal tegangan.
Rangkaian Paralel
[ ]Sebuah rangkaian paralel juga merupakan salah satu rangkaian yang
paling mendasar yang tersedia dalam analisis rangkaian. Dalam rangkaian
murni paralel, perbedaan tegangan antara setiap elemen adalah sama. Dua
titik dari setiap elemen saling terhubung satu sama lain. Total tegangan
antara titik dari rangkaian tersebut adalah sama dengan tegangan antara
titik dari setiap elemen. Total arus melalui rangkaian adalah sama
dengan jumlah arus yang mengalir melalui setiap elemen.
rangkaian paralel
Jika salah satu komponen komponen rangkaian aktif, total arus melalui
elemen-elemen dapat bervariasi tergantung pada frekuensi sinyal
tegangan. Jika salah satu komponen dalam rangkaian paralel adalah
komponen dengan satu set komponen lainnya diatur dalam cara seri,
rangkaian ini bukan rangkaian paralel murni.
Perbedaan Rangkaian Seri dan paralel
Apa perbedaan antara Rangkaian Paralel dan Seri?
Tegangan antara masing-masing komponen yang sama dengan tegangan
total rangkaian paralel sedangkan, dalam rangkaian seri, arus melalui
masing-masing komponen sama dengan arus total.
Dalam rangkaian seri, tegangan antara titik dari setiap elemen
tergantung pada resistansi atau impedansi rangkaian. Pada rangkaian
paralel, arus melalui setiap elemen tergantung pada impedansi atau
resistensi elemen.
Pengertian Radioaktivitas dan Peluruhan radioaktif
Pengertian Radioaktivitas dan Peluruhan radioaktif
Radioaktivitas adalah proses dimana inti atom tidak stabil melepaskan
partikel subatomik energik atau radiasi elektromagnetik (EMR). Fenomena
ini dapat menyebabkan salah satu unsur untuk berubah menjadi yang lain
dan ikut bertanggung jawab untuk panas inti bumi.
Radioaktivitas memiliki berbagai kegunaan, termasuk tenaga nuklir, dalam
pengobatan, dan dalam penanggalan sampel organik dan geologi.
Hal ini juga berpotensi berbahaya, seperti partikel
berenergi tinggi dan radiasi dapat merusak dan membunuh sel-sel, dan
mengubah DNA, menyebabkan kanker.
Peluruhan radioaktif
Inti atom yang tidak stabil dikatakan mengalami peluruhan, yang
berarti bahwa mereka kehilangan sebagian dari massa atau energi untuk
mencapai keadaan lebih stabil, energi yang lebih rendah. Proses ini
paling sering terlihat pada unsur yang lebih berat, seperti uranium.
Tak satu pun dari unsur-unsur yang lebih berat mempunyai isotop
stabil, tetapi unsur yang lebih ringan juga bisa eksis dalam tidak
stabil atau bentuk radioaktif, seperti karbon-14. Diperkirakan bahwa
panas dari peluruhan unsur-unsur radioaktif mempertahankan suhu yang
sangat tinggi dari inti bumi, menjaganya agar tetap dalam keadaan cair,
yang sangat penting untuk pemeliharaan medan magnet yang melindungi
planet ini dari kerusakan radiasi.
Pengertian Radioaktivitas
Peluruhan radioaktif adalah proses acak, yang berarti bahwa secara
fisik tidak mungkin untuk memprediksi apakah atau tidak inti atom
tertentu akan meluruh dan memancarkan radiasi pada saat tertentu.
Sebaliknya, hal ini diukur dengan paruh, yang merupakan periode waktu
yang diperlukan untuk setengah dari sampel yang diberikan inti meluruh.
Waktu Paruh berlaku untuk sampel dari berbagai ukuran, dari jumlah
mikroskopis sampai semua atom dari jenis di alam semesta. Isotop
radioaktif yang berbeda bervariasi dalam waktu paruh mereka, yang
berkisar dari beberapa detik, dalam kasus astatine-218, miliaran tahun
untuk uranium-238.
Jenis jenis
[ ]Untuk menjadi stabil, inti tidak bisa terlalu berat, dan harus
memiliki keseimbangan yang tepat dari proton dan neutron. Sebuah inti
berat – yang memiliki sejumlah besar proton dan neutron – cepat atau
lambat akan menurunkan berat badan, atau massa, dengan memancarkan
partikel alfa, yang terdiri dari dua proton dan dua proton terikat
bersama-sama. Partikel-partikel ini memiliki muatan listrik positif,
dan, dibandingkan dengan partikel lain yang bisa dipancarkan, lebih
berat dan lambat bergerak. Peluruhan alpha dalam unsur menyebabkannya
berubah menjadi unsur yang lebih ringan.
Peluruhan radioaktif
Peluruhan beta terjadi ketika inti memiliki terlalu banyak neutron
untuk jumlah tempat proton. Dalam proses ini, sebuah neutron, yang
netral, secara spontan berubah menjadi proton bermuatan positif dengan
memancarkan elektron bermuatan negatif. Elektron berenergi tinggi yang
dikenal sebagai sinar beta, atau partikel beta. Karena ini akan
meningkatkan jumlah proton dalam inti, itu berarti bahwa atom berubah
menjadi unsur yang berbeda dengan lebih banyak proton.
Proses sebaliknya bisa terjadi di mana ada terlalu banyak proton,
dibandingkan dengan neutron. Dengan kata lain, proton berubah menjadi
neutron dengan memancarkan positron, yang merupakan anti-partikel
bermuatan positif dari elektron. Hal ini kadang-kadang disebut peluruhan
beta positif, dan hasil dalam atom berubah menjadi unsur dengan proton
lebih sedikit. Kedua jenis peluruhan beta menghasilkan partikel
bermuatan listrik yang sangat ringan dan cepat.
Meskipun transformasi ini melepaskan energi dalam bentuk massa,
mereka juga dapat meninggalkan inti yang tersisa dalam keadaan
“bersemangat”, di mana ia memiliki lebih banyak energi dari jumlah
minimum. Oleh karena itu akan kehilangan energi ekstra ini dengan
memancarkan sinar gamma – bentuk frekuensi sangat tinggi radiasi
elektromagnetik. Sinar gamma tidak memiliki berat, dan berjalan dengan
kecepatan cahaya. Beberapa inti berat bisa, bukannya memancarkan partikel alpha,
sebenarnya terpecah, melepaskan banyak energi, proses yang dikenal
sebagai fisi nuklir. Hal ini dapat terjadi secara spontan dalam beberapa
isotop dari unsur-unsur berat, seperti uranium-235. Proses ini juga
melepaskan neutron. Serta terjadi secara spontan, fisi dapat diminta
oleh inti berat dengan menyerap neutron. Jika bahan fisi tidak cukup
dibawa bersama-sama, reaksi berantai dapat terjadi di mana neutron yang
dihasilkan oleh fisi menyebabkan inti lainnya untuk membagi, melepaskan
lebih banyak neutron, dan seterusnya.
Apa Itu Radiasi Nuklir – Anda
mungkin pernah mendengar orang berbicara tentang radiasi baik dalam
berita atau dalam kehidupan nyata. Misalnya, ketika Enterprise mendekati
sebuah bintang di “Star Trek,” anggota awak mungkin memperingatkan
tentang peningkatan tingkat radiasi. Dalam buku Tom Clancy “The Hunt for
Red October”, sebuah kapal selam Rusia memiliki kecelakaan reaktor
nuklir dengan kebocoran radiasi yang memaksa awak untuk meninggalkan
kapal. Di Three Mile Island dan Chernobyl, PLTN melepaskan zat
radioaktif ke atmosfir selama kecelakaan nuklir. Dan pasca gempa bumi
dan tsunami yang melanda Jepang Maret 2011, krisis nuklir meningkatkan
kekhawatiran tentang radiasi dan pertanyaan tentang keamanan tenaga
nuklir.
Radiasi nuklir dapat menjadi sangat bermanfaat dan sangat berbahaya.
Ini tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Mesin X-ray, beberapa
jenis peralatan sterilisasi dan pembangkit listrik tenaga nuklir semua
menggunakan radiasi nuklir. Begitu juga senjata nuklir. Bahan nuklir
(yaitu, zat yang memancarkan radiasi nuklir) yang cukup umum dan telah
ditenemukan serta digunakan antara sebagai berikut:
uranium
plutonium
sinar alpha
sinar beta
sinar gamma
Sinar-X
sinar kosmik
radiasi
daya nuklir
bom nuklir
limbah nuklir
kejatuhan nuklir
fisi nuklir
bom neutron
mesin waktu
radon gas
Detektor asap Ionisasi
Carbon-14
Semua istilah ini berhubungan dengan fakta bahwa unsur tersebut ada
kaitannya dengan unsur-unsur nuklir, baik alami atau buatan manusia.
Tapi apa sebenarnya radiasi? Mengapa begitu berbahaya? Pada artikel ini,
kita akan membahas radiasi nuklir sehingga kita dapat memahami secara
persis apa itu dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan kita
sehari-hari.
Mari kita mulai dari awal dan memahami berasal dari mana kata
“nuklir” dalam “radiasi nuklir”. Berikut ini adalah sesuatu yang sudah
sering kita dengar: Semuanya terbuat dari atom. Atom mengikat
bersama-sama menjadi molekul. Jadi sebuah molekul air terbuat dari dua
atom hidrogen dan satu atom oksigen terikat bersama menjadi satu
kesatuan. Karena kita belajar tentang atom dan molekul di sekolah dasar,
kita memahami dan merasa nyaman dengan mereka. Di alam, setiap atom
yang kita tenemukan adalahi salah satu dari 92 jenis atom, juga dikenal
sebagai elemen. Jadi setiap substansi di Bumi – logam, plastik, rambut,
pakaian, daun, kaca – terdiri dari kombinasi dari 92 atom yang ditemukan
di alam. Tabel Periodik Unsur yang Anda lihat dalam kelas kimia adalah
daftar unsur-unsur yang ditemukan di alam ditambah sejumlah unsur buatan
manusia.
Di dalam setiap atom ada tiga partikel subatom: proton, neutron, dan
elektron. Proton dan neutron mengikat bersama untuk membentuk inti atom,
sementara elektron mengelilingi dan mengelilingi inti. Proton dan
elektron memiliki muatan yang berlawanan oleh karena itu mereka saling
tarik menarik satu sama lain (elektron negatif dan proton yang positif,
dan berlawanan gaya menarik), dan dalam kebanyakan kasus jumlah elektron
dan proton adalah sama pada atom (bertugas membuat atom yang netral) .
Neutron yang netral. Tujuan mereka dalam inti adalah untuk mengikat
proton bersama-sama. Karena semua proton memiliki muatan yang sama dan
secara alami akan menolak satu sama lain, neutron bertindak sebagai
“lem” untuk memegang erat proton dalam inti.
Jumlah proton dalam inti menentukan perilaku atom. Banyak atom
memiliki bentuk yang berbeda. Sebagai contoh, tembaga memiliki dua
bentuk yang stabil: tembaga-63 (yang membentuk sekitar 70 persen dari
semua tembaga alam) dan tembaga-65 (30 persen sisanya). Dua bentuk yang
disebut isotop. Atom dari kedua isotop tembaga memiliki 29 proton,
tetapi atom tembaga-63 memiliki 34 neutron sementara tembaga-65 atom
memiliki 36 neutron. Kedua isotop bertindak dan terlihat sama, dan
keduanya stabil.
Bagian yang tidak dipahami sampai sekitar 100 tahun yang lalu adalah
bahwa unsur-unsur tertentu memiliki isotop yang radioaktif. Dalam
beberapa elemen, semua isotop bersifat radioaktif. Hidrogen adalah
contoh yang baik dari suatu unsur dengan beberapa isotop, salah satunya
adalah radioaktif. Hidrogen normal, atau hidrogen-1, memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron (karena hanya ada satu proton dalam
inti, tidak ada kebutuhan untuk efek mengikat neutron). Ada isotop lain,
hidrogen-2 (juga dikenal sebagai deuterium), yang memiliki satu proton
dan satu neutron. Deuterium sangat jarang di alam (sekitar 0,015 persen
dari semua hidrogen), dan meskipun itu bertindak seperti hidrogen-1
(misalnya, Anda dapat membuat air keluar dari itu) ternyata itu cukup
berbeda dari hidrogen 1 dalam itu beracun dalam konsentrasi tinggi.
Deuterium isotop hidrogen stabil. Sebuah isotop ketiga, hidrogen-3 (juga
dikenal sebagai tritium), memiliki satu proton dan dua neutron.
Ternyata isotop ini tidak stabil. Artinya, jika Anda memiliki wadah
penuh tritium dan kembali dalam sejuta tahun, Anda akan menemukan bahwa
ia berubah menjadi helium-3 (dua proton, satu neutron), yang stabil.
Proses di mana itu berubah menjadi helium disebut peluruhan radioaktif.
Unsur-unsur tertentu secara alami radioaktif dalam semua isotop
mereka. Uranium adalah contoh terbaik dari elemen seperti itu dan
merupakan unsur alami terberat radioaktif. Ada delapan elemen alami
radioaktif lainnya: polonium, astatin, radon, fransium, radium,
aktinium, torium dan terpapar. Semua elemen buatan manusia lainnya lebih
berat dari uranium bersifat radioaktif juga.
Prinsip Kerja Lampu Hemat Energi (LHE)
Lampu Hemat Energi atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama LHE
adalah jenis lampu compact dari Lampu Fluorescent, itulah sebabnya lampu
ini juga disebut sebagai Compact Fluorescent Lamp atau CFL.
Lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp)
mengubah energi listrik menjadi cahaya. Lampu ini sifatnya hemat energi
dan menggunakan teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan lampu
tabung konvensional . Lampu ini memiliki dua komponen:
Sebuah tabung gelas diisi dengan argon dan merkuri uap & dilapisi dengan lapisan bahan fluorescent.
Sebuah sirkuit ballast elektronik
Rangkaian ballast mengambil masukan
220 V dari sumber daya eksternal dan mengirimkan arus ke dalam tabung
fluorescent sebagai output. Ketika power supply diberikan kepada CFL,
filamen yang melekat dengan katoda memanas dan memancarkan elektron
dalam tabung. Hal ini mengionisasi argon dan uap merkuri partikel.
Bagian Utama Lampu CFL (eetimes.com)
Keuntungan dari lampu hemat energi jenis CFL
- Daya yang lebih rendah dengan Pencahayaan yang baik
- Umur lampu yang panjang (6000-12 000 h)
- Beban pendinginan berkurang ketika mengganti lampu pijar
Kekurangan dari lampu hemat energi jenis CFL
- mahal
- Output cahaya terdepresiasi dengan usia
- Siklus pembakaran singkat memperpendek umur lampu
- Gelombang saat CFL dengan ballast elektronik internal terdistorsi
- Mengandung merkuri
Keuntungan dari lampu hemat energi jenis CFL
- Daya yang lebih rendah dengan Pencahayaan yang baik
- Umur lampu yang panjang (6000-12 000 h)
- Beban pendinginan berkurang ketika mengganti lampu pijar
Kekurangan dari lampu hemat energi jenis CFL
- mahal
- Output cahaya terdepresiasi dengan usia
Listrik tanpa kabel
Seorang ilmuwan mengaku mampu menangkap kekuatan dasar planet,
lalu menyalurkan energi listrik itu untuk berbagai kepentingan.
Hebatnya, distribusi itu dilakukan tanpa kabel.
Adalah Nikola Tesla, insinyur listrik kelahiran Smiljan - saat itu
bagian dari Kerajaan Austro-Hungarian, kini Yugoslavia - pada 9 Juli
1856. Konon kejeniusan Tesla setingkat dengan Thomas Alfa Edison.
Pertama kali hijrah ke New York tahun 1884, ia hanya bermodal uang 4
sen, dan kopor berisi beberapa artikel teknik yang ditulisnya di Beograd
dan Paris, sebuah buku kumpulan puisi karyanya, dan beberapa kalkulasi
teknis mesin terbang.
Namun, di kepala lelaki bermata dalam dan biji mata agak terang
(padahal, biasanya keturunan Slavia bermata gelap) telah tersimpan semua
detail tentang generator arus AC polyphase, yang kemudian jadi dasar
instalasi pembangkit listrik tenaga air di air terjun Niagara tahun
1895, serta sebagai standar mesin industri.
30 hak paten dalam setahun
Di New York, Tesla bekerja untuk Edison. Ia merancang 24 jenis dinamo.
Namun keduanya tidak pernah cocok. Maka, April 1887 Tesla mendirikan
laboratorium sendiri. Dalam waktu singkat ia membuktikan, sistem arus AC
(bolak-balik)-nya jauh lebih hebat dibandingkan dengan sistem DC
(searah) Edison.
Hebatnya, kurang dari setahun ia telah mematenkan sekitar 30 karya.
Malah 20 tahun berikutnya ia menelurkan penemuan di bidang teknik
listrik dan radio dalam jumlah yang mencengangkan. Sayang, serangkaian
kecelakaan memusnahkan banyak tulisannya. Mana mungkin ia mengingat
setiap tanggal penemuannya? Namanya sebagai penemu pun sering
terabaikan.
Untung, ada usaha untuk meluruskan. Misalnya, Tesla, bukannya Marconi,
penemu sirkuit pencari gelombang yang jadi dasar radio. Pahitnya, fakta
ini ditentukan Pengadilan Tinggi AS tepat di tahun kematiannya.
Sebenarnya masih berjajar kemungkinan gelar lain, seperti peneliti
pertama sinar katoda dan sinar X, radiasi ultraviolet dari arus
berfrekuensi tinggi dan efek terapinya terhadap tubuh. Ia pula yang
merancang nenek moyang tabung lampu fluorescent, serta mengembangkan
alat serupa laser. Salah satu penemuan yang mengabadikan namanya adalah
kumparan Tesla. Namun, karya ini saja tak mampu mencerminkan prestasi
ilmiahnya yang merevolusi dunia modern. Ilmuwan masyhur Inggris Lord
Kelvin berkomentar, "Kontribusi Tesla di bidang kelistrikan melampaui
yang dilakukan orang lain."
Suasana tiruan pemancaran jutaan volt arus listrik di Colorado Springs dengan percikan api buatan.
Karena kreativitasnya, tahun 1912 Tesla dinominasikan untuk hadiah Nobel
di bidang ilmu fisika. Tapi ia menolak. Ia lebih merasa berhak
memperoleh pada tahun 1909 atas Nobel yang dianugerahkan pada Marconi.
Alasannya, pada 1898 di Madison Square Garden, New York, ia
mendemonstrasikan perahu radio kontrol.
200 lampu menyala tanpa kabel
Berbeda dengan Marconi, Tesla sangat peduli dengan transmisi energi
bukan cuma dalam jumlah kecil berupa sinyal radio, tapi juga energi
besar listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri. Malah tahun
1899 ia membangun stasiun pengirim tenaga listrik raksasa di Colorado
Springs, di dataran tinggi Rocky. Instalasi itu serupa lumbung berukuran
60 m2. Tepat di tengah atap ada rangka menara setinggi 60 m. Di
puncaknya terpasang bola tembaga berdiameter 90 cm. Di dalam bangunan
ada kerangka bulat berdiameter 23 m yang dipagari lalu dililit kawat
sebagai kumparan utama pemancar, kumparan kedua berdiameter 3 m menempel
langsung di tiang.
Prinsip kerjanya serupa dengan mainan ayunan anak-anak. Dorongan ringan
akan mulai menggerakkannya, dorongan yang sama di saat yang tepat, akan
membuat ayunan makin tinggi. Demikian pula rangkaian dari getaran
listrik, frekuensi yang diterima tepat pada kumparan utama, akan
menghasilkan getaran yang akan makin besar dan hasilnya makin tinggi di
kumparan kedua. Getaran di tiang dihubungkan dengan kumparan kedua Tesla
akan membangkitkan gelombang radio frekuensi tinggi yang mampu berjalan
jauh ke belahan lain bumi secara bolak-balik.
Jika kemudian dengan alat oscillation (pengubah arus DC menjadi AC)
diselaraskan pada frekuensi alami arus listrik bumi, saat kembali arus
akan memperkuat getaran voltase di tiang, dan mendorong keluar arus dari
bumi. Hasilnya, arus yang makin besar akan keluar sebagai gelombang
melalui pemancar itu. Menurut teori, seluruh planet dapat dipakai
sebagai sirkuit kedua penguat arus.
Suasana pengoperasian alat itu diceritakan oleh John J. O'Neill dalam
Prodigal Genius. Tesla melihat puncak tiang dari luar bangunan,
pembantunya Czito berdiri takut-takut di dekat alat kontrol di dalamnya.
Ketika Czito memencet tombol, kumparan kedua dikelilingi oleh api
listrik yang melingkar, bepercikan ramai menembus ke luar bangunan, dan
terdengar bunyi gemeretak keras di ketinggian jauh di atas kepala. "...
Muncul bunyi gemeretak dahsyat dari kumparan yang makin lama makin keras
... Bunyi itu susul-menyusul serupa rentetan senapan mesin. Letusan
jauh di ketinggian di udara yang sangat keras lebih mirip gelegar
meriam. Seakan terjadi perang artileri di dalam bangunan ... Tiba-tiba
muncul sinar biru aneh di dalam bangunan. Kumparan menyala. Setiap titik
di dalam bangunan menyemburkan api. Begitu banyak lidah api yang
berkobar ...."
Tesla terpesona. Dari bola tembaga di puncak tiang, muncul ledakan,
kilat, dan lidah api sejauh 40 m. Tiba-tiba kilat itu berhenti. Tesla
berlari masuk ke laboratorium, memprotes Czito karena menghentikan
percobaan. Tanpa bicara Czito menunjuk tombol kontrol, power supply
rusak. Percobaan itu membakar habis sistem pembangkit Perusahaan Listrik
Colorado Spring.
[listrik5.gif (53015 bytes)]
Demonstrasi modern ide Tesla. Lampu fluorescent menyala oleh gelombang
frekuensi radio dari kumparan Tesla, tanpa kabel.
Untungnya, generator perusahaan itu hasil rancangan Tesla, sehingga
dalam seminggu bisa dioperasikan lagi. Hasil percobaan itu dijelaskan
dalam karya tulisnya, "... Bila kita mengeluarkan suara lalu mendengar
gema, artinya suara itu membentur dinding atau hambatan pada jarak
tertentu, lalu dipantulkan kembali. Seperti suara, gelombang listrik
bisa dipantulkan. Bukti kesamaan mereka adalah fenomena listrik yang
dikenal sebagai gelombang tetap yaitu gelombang dengan bentuk tetap. Aku
tidak mengirim getaran listrik ke arah dinding, melainkan ke arah batas
bumi di kejauhan. Yang kuperoleh, gelombang listrik seimbang ...
dipantulkan dari jauh."
Demonstrasi efek kumparan Tesla untuk instalasi raksasa di Colorado
Springs itu mampu menyalakan 200 lampu pijar karya Edison pada jarak 40
km tanpa kabel!
Memancing arus listrik bumi
Setelah itu, Tesla memulai proyek yang lebih ambisius, ia sebut sistem
jaringan dunia. Dengan memanfaatkan getaran listrik alamiah bumi ini
akan tersedia energi listrik yang murah dan universal. Didukung dana
dari pengusaha kereta api terkemuka J.P. Morgan, ia memulai konstruksi
kompleks transmisi di lahan seluas 800 ha di Wardencliff, Long Island,
100 km dari New York. Rangka kayu menara menjulang setinggi 45 m. Di
atasnya dipasang elektroda tembaga berdiameter 30 m serupa donat raksasa
dengan tabung berdiameter 6 m. Namun, tidak ada dana untuk
menyelesaikannya. Menara itu sempat berdiri selama 12 tahun, sampai
akhirnya dirobohkan selama PD I demi alasan keamanan. Semua skema
rancangan tidak terwujud, gagal pula proyek kota industri yang dirancang
bersama rekannya, arsitek Stanford White.
Sejak itu Tesla berusaha lebih kreatif. Ia tak pernah miskin ide. Saat
ilmuwan dan insinyur lain mencoba menerapkan ilmu pada peralatan praktis
atas berbagai ide - yang dapat diklaim berasal dari ide dasarnya, Tesla
malah mengembangkan teori-teori baru. Makin tua Tesla, makin renggang
pula hubungannya dengan masyarakat ilmiah. Tak heran bila ia sering
mengeluarkan pernyataan fanatik yang bertentangan dengan mazhab lain.
Misalnya, ia tidak dapat menerima gambaran modern struktur atom yang
berbeda dengannya, atau mau memahami ide memecah atom.
Dari percobaan dengan oscillator listrik berenergi tinggi dan gelombang
sangat panjang, ia yakin, tiap benda selalu bergetar. Namun, ia melihat
itu sebagai bentuk hubungan fisik sederhana antara dua benda daripada
konsep canggih mekanika kuantum. Di Colorado Springs, Tesla memompa
elektron keluar-masuk bumi. Ia menyebut, membangkitkan arus listrik bumi
dalam gerakan getar dengan transmisi gelombang sangat panjang.
[listrik4.gif (48639 bytes)]
Tesla dan lampu fluorescent. Tenaga frekuensi tinggi diterima lampu melalui kawat yang disembunyikan di tubuh Tesla.
Selain panjang gelombang, Tesla diduga menemukan prinsip laser. Tak lain
karena sinar laser dihasilkan oleh oscillator yang sama seperti yang
dipakai Tesla untuk menghasilkan listrik voltase tingginya. Apalagi
dalam tulisan tahun 1934, Tesla bercerita tentang alat yang serupa
laser. Ia menyebut, ada partikel yang bisa berdimensi besar atau
mikroskopis, yang mampu mengirimkan energi berbentuk sinar atau
sejenisnya ke wilayah yang sangat jauh. Ribuan PK energi dapat dikirim
berupa aliran yang lebih kecil dari seutas rambut, dan mampu menembus
hambatan apa pun.
Sebelum tahun 1960 laser nyata pertama dibuat oleh fisikawan Amerika,
T.H. Maiman, yang menggunakan sebatang batu rubi sintetis untuk
menghasilkan lampu merah. Caranya, memompa energi sinar dengan frekuensi
sama ke dalamnya.
Ada beberapa aspek penting yang membedakan sinar laser dengan sinar
biasa. Sinar laser terdiri dari sinar sejenis dengan panjang gelombang
sama, pemancaran hanya ke satu arah, dan gelombangnya koheren. Sedangkan
sinar biasa punya panjang gelombang berbeda-beda yang memancar ke
berbagai arah. Karenanya, sinar laser dapat dikirim ke tempat yang jauh
tanpa harus menyebar atau berkurang kekuatannya. Ini dibuktikan dengan
mengirimkan sinar ke bulan yang kemudian dipantulkan ke bumi melalui
reflektor yang dipasang oleh orang pertama yang mendarat di bulan. Sinar
yang kembali tak menunjukkan berkurangnya kekuatan.
Pada ulang tahun ke-82, dalam jamuan makan malam di Hotel New Yorker,
Tesla ditanya apakah dapat menghasilkan efek di bulan yang cukup besar
untuk dilihat oleh astronom melalui teleskop berkekuatan tinggi.
Tesla mengaku, bisa mengirim sinar yang akan berpijar di bagian gelap
bulan sabit. Demikian benderang sinarnya sehingga serupa bintang yang
dapat dilihat dengan mata telanjang.
Senjata sinar mematikan
Kemudian timbul isu, Tesla menemukan senjata sinar dengan kekuatan dan
ketepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Apalagi, di akhir hidup
Tesla meninggalkan isyarat yang menguatkan dugaan itu. "Penemuanku bisa
menghancurkan apa pun, manusia atau mesin yang ada dalam radius 320 km."
Tapi, dalam artikel tahun 1935, ia menyanggah bila penemuannya
menyebabkan perang. Ia mengaku benci perang. "Perang tidak dapat
dihentikan dengan membuat pihak yang lemah menjadi kuat. Cara paling
tepat, membuat tiap bangsa, kuat atau lemah, mampu mempertahankan diri.
Tiap negara, besar-kecil, tak akan kalah melawan musuh. Jika senjata itu
diterima, hubungan antarbangsa akan mengalami revolusi."
Kecurigaan itu berekses tak menyenangkan padanya tak lama setelah ia
berpulang, 7 Januari 1943, di kamar New Yorker Hotel di Manhattan.
Sebelum tubuh kakunya dipindah, beberapa agen FBI masuk kamar, membuka
brankas mini, dan mengambil semua dokumen yang diduga berisi detail
rancangan senjata rahasia.
Sampai beberapa dekade ketakutan akan senjata rahasia Tesla masih
menghantui beberapa kalangan. Misalnya, Mayor Jenderal George Keegan,
mantan kepala intelijen AU AS, yang curiga dengan munculnya badai
listrik aneh di kawasan Kanada tahun 1977 seperti yang dimuat dalam
Harian Evening Standard di London. Keegan yakin, badai itu akibat
percobaan senjata partikel Sovyet yang mampu meledakkan rudal balistik
antarbenua - yang tengah melintas di atas lapisan atmosfer. Belum lagi
kabar aneh, asisten terakhir Tesla, Arthur Matthews, diinterogasi secara
intensif oleh insinyur listrik Rusia.
Isyarat pertama akan eksperimen senjata partikel itu muncul saat satelit
data mengindikasikan kehadiran tak terduga hidrogen, dengan terlacaknya
tritium (bahan bakar bom hidrogen) di lapisan atas atmosfer. Petugas
rahasia menghubungkannya dengan informasi bahwa Sovyet mengadakan
percobaan di Semipalatinsk, Kazakhstan. Demikian pula instalasi berkode
Tora di Sary-Shagan, + 800 km dari Semipalatinsk, Sovyet, atau di Gomel
dekat Minsk. Tujuannya, mengembangkan senjata yang mampu mempercepat dan
memfokuskan sinar partikel atom pada sasaran tembak, misalnya rudal.
Partikel subatomik yang dipakai dalam senjata itu adalah proton atau
elektron. Dalam teori fisika modern, zat ini dapat dipercepat dengan
alat yang dikontrol oleh oscillator dari medan elektromagnet, atau
energi gelombang yang dapat dipompa ke depan. Cara ini persis seperti
cara kerja kumparan Tesla, atau gelombang sinar laser. Yang utama
tentang senjata partikel atau laser adalah sinarnya terdiri atas energi
gelombang yang dihasilkan seperti frekuensi yang sama telah menyatu
dalam sifat mereka sendiri, atau menjadi emisi koheren. Gelombang tetap
ini sejenis dengan yang dijelaskan Tesla dalam karya tulis tahun 1900.
Secara samar Sovyet menjelaskan percobaan itu dilakukan dalam saluran
frekuensi tinggi. Akibatnya, muncul gangguan hebat pada beberapa stasiun
radio selama tahun 1976, yang diprotes oleh beberapa negara, termasuk
Inggris.
Selain masalah gangguan radio, ada masalah lain yang lebih penting yaitu
efek penembakan yang sulit terkontrol atas senjata sinar partikel di
lapisan atas atmosfer. Pada ketinggian sekitar 100 km di atas permukaan
bumi terdapat lapisan ionosfer. Bagian ini terdiri atas beberapa lapisan
yang sedikit sekali mengandung air. Sebagian atomnya terbongkar menjadi
ion bermuatan listrik. Lapisan ini bertanggung jawab atas pemantulan
gelombang panjang radio dalam mengelilingi bumi. Ia juga bagian dari
atmosfer di mana muncul aurora borealis (sinar di angkasa yang muncul di
wilayah kutub geomagnetik bumi di malam hari akibat tingginya aktivitas
matahari, bisa tampak di Kanada, Alaska, dan Skandinavia Utara) dengan
muatan listrik yang luar biasa sebagai respons atas penyinaran kosmis
terus-menerus di angkasa.
Sinar partikel yang terfokus baik dapat menghantam lubang di ionosfer.
Partikel-partikel itu dapat secara positif mengisi proton, atau
sebaliknya secara negatif mengisi elektron. Keadaan ini akan
mempengaruhi penyebaran ion di sekitar jejak sinar lampu, yang berakibat
munculnya aurora dan gangguan radio, serupa yang terjadi di Kanada
tahun 1977.
Tapi adakah pengaruhnya terhadap kondisi terakhir atmosfer dan iklim di
bumi? Andrew Michrowski, ilmuwan di jaringan pembangkit tenaga di Kanada
Timur, yakin. "Pasti Rusia melakukan percobaan berdasarkan ide Tesla,
dan telah mengubah iklim dunia," ujarnya. Lain lagi dengan Watson W.
Scott, direktur operasi di Departemen Komunikasi Kanada di Ottawa,
"Mungkinkah percobaan ini berkaitan dengan kekeringan hebat di Inggris
tahun 1976, hawa hangat di Greenland, dan turunnya salju di Miami? Belum
ada bukti yang mendukung kebenarannya."
Dome Light yang dimaksud adalah lampu kabin, lampu yang umumnya
terpasang pada plafon mobil. Lampu ini bermanfaat untuk menerangi
interior kabin saat gelap dan butuh penerangan untuk beraktifitas.
Jumlah Dome light pada kabin mobil tidak sama, ada yang hanya 1 hingga 3
atau lebih, hingga penerangan terlihat merata.
Umumnya dome light menggunakan bohlam sebagai sumber cahaya, dan jenis
bohlam yang paling umum digunakan adalah model kapsul dikarenakan umur
pakainya yang sangat panjang (bisa lebih dari 5 tahun). Ukuran panjang
bohlam kapsul ini pun bermacam-macam sesuai dengan kapasitas watt-nya,
makin besar watt, maka makin panjang dan gemuk bohlamnya.
Saat ini banyak ditemukan produk pengganti lampu pijar untuk dome light dengan menggunakan LED sebagai sumber cahaya.
Secara teori, teknologi LED banyak memberikan manfaat apabila
dibandingkan dengan menggunakan teknologi lampu pijar, antara lain
seperti pada tabel di bawah.
Namun pada kenyataannya, pernyataan bahwa umur pakai lampu LED yang
hingga 50 kali lipat umur pakai lampu halogen tidak sepenuhnya benar
demikian. Proses produksi (kualitas produksi) hingga material yang
digunakan untuk membuat LED tersebut sangat mempengaruhi umur pakai LED
itu sendiri. LED yang cepat mati umumnya masuk kategori produk
“abal-abal”, karena material/komponen yang digunakan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya.
LED DOME LIGHT (Dome Led)
Teknologi LED akhirnya digunakan untuk dome light menerangi lampu
interior. Dari bentuk lampu yang sederhana, hingga yang lebar untuk
dapat menghasilkan cahaya yang lebih terang dan merata.
Terminal soket lampu, umumnya disediakan saat kita membeli Dome Led,
sehingga kita dapat mengaplikasikannya sesuai dengan bentuk socket lampu
yang akan kita gantikan dengan dome led tersebut.
DOME LED BISA MATI?
Seperti yang disebutkan di atas, dome led tetap punya kemungkinan
mati/putus. Namun tidak seperti lampu pijar, jika putus maka sama sekali
tidak akan ada cahaya.
Dome led umumnya menggunakan rangkaian Seri-Paralel dengan resistor penurun tegangan.
Rangkaian seri membuat sederetan LED akan mati jika salah satu di dalam rangkaian tersebut ada yang putus/terbakar.
Rangkaian Seri-Paralel Dome led menggunakan resistor untuk menurunkan
tegangan. Bisa dibandingkan kualitas penyolderan komponen dari dua foto
di bawah. Ada yang rapih ada yang tidak. Tentunya penyolderan yang
rapih akan lebih baik.
Foto di bawah memperlihatkan ketika salah satu LED ada yang putus, maka sekumpulan LED akan ikut mati
Foto di bawah memperlihatkan perbandingan cahaya yang dikeluarkan
oleh lampu pijar dibandingkan dengan LED. Lampu pijar mempunyai ciri
khas dengan sinar yang sedikit berwarna kuning, cahaya nya lembut.
Sementara LED mengeluarkan cahaya putih terang dengan sedikit biru.
Cahaya penerangan LED membuat interior mobil seperti disinari oleh lampu neon (putih).
Saat pertama kali mengganti lampu pijar dengan LED, hingga 1-3 hari mata
kita seperti belum terbiasa merasakan cahaya putih tersebut, karena
terlalu kuat semburan cahaya nya, terkadang cukup mengganggu apabila
dome light menyala saat kita mengemudi (silau).
DOME LIGHT dengan LAMPU PIJAR
DOME LIGHT dengan LAMPU LED
DOME LED UNTUK LAMPU SEN?
Beberapa kali saya menemukan mobil dan motor yang menggunakan dome
led ini untuk pengganti lampu sen atau lampu rem. Sebaiknya jika untuk
digunakan pada lampu sen, plastik mica tetap berwarna kuning. Hal ini
disebabkan apabila plastik mica lampu sen adalah bening, maka saat lampu
sen menyala akan mengeluarkan cahaya putih, bukan kuning. Akibatnya
jika dalam cuaca buruk atau dari kejauhan, orang lain tidak semuanya
mengerti bahwa yang berkelap kelip tersebut adalah lampu sen dan Anda
akan berbelok. Hal ini tidak aman dan dapat menimbulkan kecelakaan.
DOME LED UNTUK LAMPU REM?
Dome led untuk lampu rem harusnya lebih baik ketimbang bohlam biasa
untuk lampu rem, ini karena Led bekerja lebih spontan dan sangat
efisien. Namun tetap harus menggunakan plastik mika untuk lampu rem
yaitu berwarna merah, yang sudah menjadi warna standard internasional
untuk navigasi dan keselamatan.
Banyak motor yang mengganti plastik mica lampu rem dengan warna bening,
sementara bohlam yang digunakan tetap berwarna cahaya putih, sehingga
sangat mengganggu dan menyilaukan saat menyala di malam hari. Dan sangat
berbahaya bagi pengendara di belakangnya saat hujan lebat.
Harga Dome led bervariasi tergantung pada merek, ukuran dan
kualitasnya (25ribu-100ribu), bisa diperoleh di toko-toko asesoris
mobil/motor langganan.
CATATAN PENTING:
Pada beberapa model mobil menggunakan dimmer untuk meredupkan lampu
sebelum lampu benar-benar padam saat dimatikan. Umumnya rangkaian dimmer
memanfaatkan beban daya lampu pijar untuk mengatur redupnya lampu.
Sehingga….. TIDAK SEMUA DIMMER COCOK dengan LED seperti ini karena perbedaan resistansi dan beban daya.
Menghitung Biaya Energi Listrik Rumah/Kantor
Pengertian, Istilah dan Definisi
Energi Listrik
Energi listrik merupakan daya listrik yang terpakai selama waktu
tertentu. Besarnya Energi listrik yang digunakan untuk suatu peralatan
listrik sebanding dengan tegangan listrik (V), kuat arus listrik (I),
dan waktu (t). Secara matematis pernyataan tersebut dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
W = V · I · t
Sedangkan Hukum Ohm menyatakan bahwa:
I = V/R atau V = I R
Sehingga Energi listrik dapat ditulis menjadi:
W = V · I · t = V . (V/R) . t atau = (V2/R). t
W = (I . R). I = I2 .R. t Keterangan:
W = energi listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
t = selang waktu (detik)
R = hambatan listrik (ohm)
Daya Listrik
Daya listrik adalah banyaknya energi listrik yang terpakai setiap
detiknya. Satuan daya listrik adalah watt. Sedanglam 1 watt = 1
joule/detik. Secara matematis, daya listrik dapat dinyatakan sebagai
berikut.
P = W/t Keterangan:
P = daya listrik (watt)
Dari persamaannya diketahui, bahwa Daya listrik dapat diartikan
sebagai kecepatan energi listrik untuk dapat berubah bentuk menjadi
bentuk energi yang lain. Energi listrik dapat berubah menjadi energi
cahaya seperti pada lampu, menjadi energi panas seperti pada pemanas
air, dan menjadi energi gerak seperti pada kipas angin.
Energi listrik yang digunakan dalam suatu rumah tangga dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
W = P .t
Persamaan tersebut menjelaskan, bahwa energi listrik berkorelasi
positif dengan daya yang digunakan dan waktu pemakaian dari peralatan
listrik. Semakin besar daya dari peralatan maka semakin besar energi
yang terpakai. Semakin lama waktu pemakaian, maka semakin besar energi
yang dihabiskan.
Menghitung Biaya Energi Listrik
Satuan yang biasa digunakan untuk konsumsi energi listrik adalah
kilowatt-jam atau kwh atau kilowatt-hour. Satuan ini menyatakan besarnya
daya yang digunakan dalam satuan kilo watt selama kurun waktu tertentu
dalam satuan jam/hour.
Satu kWh menyatakan energi listrik yang dihasilkan oleh daya 1 kilowatt selama 1 jam. Atau
1 kWh = 1 kW × 1 jam
Biaya listrik merupakan ongkos yang harus dibayarkan untuk tiap kwh-nya dan dinyatakan dalam satuan Rp/kwh.
Contoh Perhitungan:
Lampu pijar tertulis 220 volt dan 100 watt. Dan harga listrik adalah
1000 rupiah per kwh atau Rp 1000/kwh. Jika lampu tersebut dinyalakan
selama 10 jam dalam sehari dan selama satu bulan ada 30 hari, maka biaya
listrik yang harus dibayarkan adalah:
Biaya listrik = 100 watt x 10 jam x 30 hari x Rp 1000/kwh = 30.000 watt-jam x Rp 1000/kwh
30.000 watt-jam = 30 kw-jam = 30 kwh
Biaya listrik = 30 kwh x Rp 1000/kwh = Rp 30.000
Jadi untuk lampu dengan daya 100 watt yang dinyalakan 10 jam satu
hari selama satu bulan (30 hari) adalah tiga puluh ribu rupiah.